Libur Telah Usai! Cek Deretan Sentimen Pasar Awal Tahun

1 month ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Libur telah usai, pesta kembang api dalam perayaan tahun baru 2025 telah terlewati. Kini masyarakat Indonesia bersiap menyambut hari baru dengan semangat baru, terutama bagi para investor yang telah melewati 2024 dengan suka cita.

Esok adalah hari pertama pembukaan pasar keuangan RI. Baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah telah bersiap memulai hari baru di tahun baru.

Sebelumnya, pasar keuangan tanah air mencatatkan kinerja yang buruk di sepanjang 2024. Hal ini dibuktikan dari sepanjang 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 2,65% dengan menutup akhir tahunnya di level 7.079,90 pada Senin (30/12/2024).

Begitu juga dengan mata uang garuda. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di sepanjang 2024 telah mengalami penurunan sebesar 4,51% dan menutup akhir tahun di level Rp16.090/US$1 pada Selasa (31/12/2024).

Pada awal perdagangan tahun 2025 yang tercatat dua hari perdagangan di pekan pertama yakni Kamis (2/1/2025) dan Jumat (3/1/2025), terdapat beberapa data penting baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Indonesia

Pada Kamis (2/1/2025), akan terdapat rilis data PMI Manufaktur Indonesia periode Desember 2024. Sebelumnya aktivitas manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi pada November 2024. Kontraksi ini memperpanjang masa koreksi manufaktur RI menjadi lima bulan beruntun.

Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global pada Senin (2/12/2024) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia terkontraksi ke 49,6 pada November 2024. Angka ini lebih baik sedikit dibandingkan Oktober 2024 (49.2). Akan tetapi, data tersebut juga menunjukkan PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama lima bulan beruntun yakni pada Juli (49,3), Agustus (48,9), September (49,2), Oktober (49,2), dan November 2024 (49,6).

Terkoreksinya PMI Indonesia karena terus melemahnya pesanan baru turun untuk bulan kelima berturut-turut, sementara lapangan kerja juga menurun.

Masih di hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Indonesia periode Desember 2024.

Inflasi Indonesia (secara bulanan) diperkirakan melonjak pada Desember 2024 sejalan dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun, secara tahunan, inflasi Desember 2024 bisa menjadi yang terendah dalam sejarah.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) diproyeksi akan naik atau mengalami inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,47%. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi akan menembus 1,61%.

Konsensus CNBC Indonesia juga memperkirakan inflasi inti pada Desember 2024 akan berada di 2,29% (yoy), merangkak dibandingkan November (2,26%).

Sebagai catatan, inflasi November 2024 tercatat 0,30% (mtm) dan secara tahunan mencapai 1,55%. Jika inflasi bulanan menembus 0,47% seperti dalam konsensus, itu akan menjadi inflasi (mtm) tertinggi sejak Maret 2024 atau sembilan bulan terakhir.

China

Dari negeri tirai bambu, pada Kamis (2/1/2025) akan merilis data PMI Manufaktur Caixin China periode Desember 2024. Sebelumnya, PMI Manufaktur Umum Caixin China naik menjadi 51,5 pada November 2024 dari 50,3 di bulan sebelumnya, di atas perkiraan pasar sebesar 50,5. Ini adalah bulan kedua berturut-turut pertumbuhan dalam aktivitas pabrik, menandai laju terkuat sejak Juni, karena pesanan asing tumbuh paling tinggi sejak Februari 2023 di tengah kenaikan baru dalam ekspor. Selain itu, pertumbuhan output dipercepat, mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan.

Amerika Serikat (AS)

Dari negeri paman sam, Amerika Serikat (AS) juga akan merilis data PMI Manufaktur periode Desember 2024 pada Kamis (2/1/2025). Sebelumnya, Indeks PMI Manufaktur S&P Global AS untuk November 2024 direvisi naik menjadi 49,7 dari estimasi awal 48,8, serta lebih tinggi dari 48,5 pada Oktober, menunjukkan stabilisasi sektor manufaktur.

Masih di hari yang sama, AS juga akan merilis data klaim pengangguran awal dan berkelanjutan. Sebelumnya, klaim pengangguran awal turun menjadi 219.000 dalam minggu yang berakhir pada 21 Desember 2024. Dan klaim pengangguran berkelanjutan yang merupakan proksi dari jumlah orang yang menerima tunjangan, meningkat menjadi 1,91 juta dalam minggu yang berakhir pada 14 Desember 2024.

Dan untuk menutup akhir pekan di awal tahun 2025, akan terdapat pidato anggota FOMC Barkin pada Jumat (3/1/2025).

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research