Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Initial Public Offering (IPO) selalu menjadi saham idaman para investor maupun trader saat hari pertama listing. Karena biasanya saham-saham IPO dapat memberikan cuan instan hanya dalam waktu jangka pendek saja.
Hal ini terbukti dari kesuksesan dua saham IPO yakni PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) yang terafiliasi dengan kongsi Agung Sedayu dan Salim Group. Sejak IPO, saham CBDK mampu meelsat 54,68% dan mendarat di level Rp7.850 pada Selasa (4/2/2025).
Saham IPO sukses lainnya yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang merupakan perusahaan milik Hapsoro. Dimana RATU dimiliki oleh Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan kepemilikan 99,99%. Sebanyak 0,004% saham digenggam oleh PT Rukun Prima Sarana milik RAJA dan Djauhar Maulidi.
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham RATU mampu mencatatkan kenaikan hingga 502,79% di level Rp8.650 pada Selasa (4/2/2025).
Kini investor maupun trader tengah menanti saham-saham IPO yang sukses seperti CBDK dan RATU.
Sebelumnya, CNBC Indonesia Research telah merangkum deretan IPO yang akan melantai di 2025 usai IPO RATU dan CBDK di "Deretan Perusahaan Milik Konglo Ini Siap IPO, Mana Paling Menarik?"
Dimana daftar IPO tersebut terdapat PT Chandra Daya Investasi (PT CDI) yang merupakan anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Perseroan) yang bergerak di bidang investasi khususnya dalam infrastuktur. Kemudian PT Griya Idola yang merupakan anak usaha dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT) milik konglomerat Prajogo Pangestu. Adapula PT Summarecon Investment Property yang merupakan anak usaha dari PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Dan PT Vidio.com merupakan anak usaha PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang bergerak di operator layanan streaming over-the-top Vidio.
Kini berdasarkan desas-desus terbaru terdapat lima calon emiten yang akan segera melakukan IPO pada tahun ini.
Super Bank Indonesia
Bank digital besutan Grup Emtek dan Grab, PT Super Bank Indonesia alias Superbank dikabarkan hendak melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO). Bank digital tersebut baru resmi meluncur 6 bulan lalu, tepatnya pada bulan Juni 2024 lalu.
Menanggapi kabar itu, Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan tidak membenarkan maupun menampik. Ia mengatakan pihaknya masih memprioritaskan pengembangan-pengembangan produk di bank digital itu.
"Kita baru meluncurkan Superbank itu tahun lalu. Kita baru saja announce tempo hari kan, setiap berapa bulan kolaborasi dengan Grab, kolaborasi dengan OVO, dan nanti integrasi ke ekosistem," ujar Tigor kepada wartawan, dikutip Jumat (24/1/2025).
Ia kemudian mengungkapkan bahwa bank digital yang ia pimpin itu telah berhasil meraup 2 juta nasabah dalam waktu kurang dari setahun usai peluncuran resmi.
"Jadi kami konsentrasinya sekarang bagaimana kita memfokuskan terus mengembangkan produk-produk kami, terus mengembangkan integrasi kami. Sehingga kami tahun 2025 pendalaman dari nasabah, pendalaman produk pendalaman integrasi itu berjalan," kata Tigor.
Baru-baru ini beredar kabar bahwa bank milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) itu mempertimbangkan penawaran umum perdana yang mungkin akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Superbank dikabarkan mengincar valuasi US$200 juta hingga US$300 juta (Rp3,23 triliun hingga Rp4,85 triliun) dalam opsi IPO itu.
Pupuk Kaltim
Pupuk Kaltim merupakan salah satu perusahaan pelat merah yang masuk dalam daftar rencana IPO BUMN sebelumnya.
Pada 2024 lalu, dirangkum dari CNBC Indonesia, direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, perseroan mengaku siap jika Kementerian BUMN meminta untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Apalagi, dari sisi kinerja perusahaan saat ini sudah dinilai mampu.
Menurutnya, kinerja perseroan dari tahun ke tahun menunjukkan performa yang positif. Hal itu dapat menjadi daya tarik bagi para investor jika IPO dilaksanakan.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, saat ini hal itu masih dalam pembahasan dengan manajemen Pupuk Kaltim. Sebab, sebelum IPO akan melakukan penyegaran manajemen terlebih dahulu.
Selain itu, nantinya juga akan diatur semacam pengelompokan perusahaan. Sebab, fokus pupuk selain menyediakan subsidi NPK (Nitrogen, Phosphat, Kalium), juga juga pupuk urea dan amonia yang produk yang sebenarnya ini market base.
PTPN-PalmCo
Subholding PTPN III yang bergerak di sektor kelapa sawit yakni PalmCo sempat menyatakan pada tahun 2023 terkait rencananya untuk melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Akan tetapi hingga berakhirnya tahun 2024 masih belum terealisasi.
Seperti diketahui, rencana awal PalmCo melepas saham ke publik pada akhir 2023 lalu namun rencana tersebut tidak juga terealisasi hingga kini. Direktur Utama Holding BUMN Perkebunan PTPN III, Abdul Ghani mengatakan IPO PalmCo mengungkapkan, keputusan tersebut menunggu kebijakan pemerintahan baru, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ghani menjelaskan, untuk mengantarkan anak usahanya menjad perusahaan terbuka harus menunggu restu DPR RI, mengingat PTPN masih berstatus sebagai perusahaan milik negara.
Ghani mengaku, dari sisi internal perseroan, PalmCo sendiri sudah siap untuk IPO. Sebab, pihaknya sudah melakukan berbagai kajian atau analisis untuk menjadi emiten di pasar modal.
Ghani menambahkan, saat ini PalmCo juga telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit di dunia. Sehingga, Ia memastikan subholding PTPN sudah mempertimbangkan kemampuan IPO.
Fore Coffee
Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait datangnya para petinggi East Ventures dan Fore Coffee ke Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (7/1/2025).
Saat ditanya wartawan, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna enggan berkomentar tentang satu perusahaan tersebut. Namun, ia tak menampik bahwa pipeline perusahaan yang akan go public saat ini cukup padat.
"Siapa yang lihat Fore kemarin? Saya kan nggak ngasih komentar tentang Fore. Buat perusahaan-perusahaan yang masih dalam proses, kan saya nggak boleh ngomong dulu ya. " kata Nyoman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Pertanyaan ini mencuat lantaran Mini expose biasanya dipaparkan calon emiten ketika hendak melantai di BEI. Sementara Fore diketahui belum menjadi salah satu perusahaan tercatat di BEI.
Sementara melansir website resmi East Ventures, Fore Coffee diketahui merupakan salah satu portofolio pendanaan East Ventures. Dengan kata lain, Fore Coffee datang ke BEI membawa investornya.
Sebagaimana diketahui, BEI mencatat terdapat 22 perusahaan dalam antrean atau pipeline pencatatan saham BEI. Klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.
Dalam datanya, bursa memaparkan bahwa perusahaan aset skala besar atau aset bernilai lebih Rp 250 miliar menjadi mayoritas dalam pipeline IPO, yakni sebanyak 19 perusahaan. Sementara untuk sektor terbanyak dalam antrean IPO adalah konsumer non primer, dengan jumlah 5 perusahaan.
Kemudian, terdapat satu perusahaan aset skala kecil atau aset yang bernilai di bawah Rp 50 miliar yang hendak melantai di bursa.
Kopi Kenangan
Desas-desus melantainya Kopi Kenangan di BEI sudah sejak 2023, akan tetapi hingga berakhirnya 2024 masih belum terealisasi. Para pelaku pasar pun memprediksi minuman kopi ala gen Z ini akan melantai pada tahun ini.
Sebelumnya, Group CEO of Kenangan Brands, Edward Tirtanata, mengatakan perusahaannya saat ini sedang menyiapkan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk segera melantai di bursa saham, terutama persyaratan administrasi yang diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Seharusnya akhir tahun ini sudah selesai (persiapan IPO) supaya kita menjadi perusahaan yang siap IPO. Untuk kapan kita masih belum tahu," ujar dalam acara temu media di Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Meski begitu, Edward mengungkapkan, pihaknya baru akan melakukan IPO jika pendapatan dari penjualan Kopi Kenangan secara global sudah signifikan. Hingga saat ini, Kopi Kenangan telah memiliki gerai di Malaysia, dan berencana melakukan ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara lainnya.
Edward menargetkan Kopi Kenangan sudah bisa membuka 150 gerai mancanegara hingga 2024 mendatang.
"Pada saat [gerai] mancanegara kita sudah banyak, revenue (pendapatan) dari internasional sudah signifikan, itu langsung menjadi momentum yang pas untuk IPO," jelas Edward.
Di dalam negeri, Kopi Kenangan sudah memiliki 900 gerai di 67 kota di seluruh Indonesia.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)