Jakarta, CNBC Indonesia - PT Semen Indonesia (Persero) menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan menghadirkan inovasi produk serta melaksanakan kebijakan dan program yang mendukung prinsip keberlanjutan.
Industri semen memainkan peran penting dalam infrastruktur dan pembangunan. Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan. Tantangan utama yang dihadapi industri semen adalah mengurangi emisi CO2 sekaligus memenuhi permintaan global
Laporan Sustainanalytics memperkirakan 68% dari populasi dunia akan tinggal di pusat-pusat perkotaan pada 2050. Akan ada tambahan 2,2 miliar penduduk perkotaan baru dibandingkan dengan 2021. Perubahan ini akan meningkatkan konsumsi bahan bangunan secara signifikan serta menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan bahan-bahan tersebut.
Laporan World Economic Forum menyebut pasar semen dunia pada 2022 mencapai sekitar 4,1 miliar ton, di mana sekitar 51% dikonsumsi di China dan sekitar 183 juta di Uni Eropa.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Senin (5/2/2018). Tahun ini, bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih baik dibandingkan dari tahun lalu di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen seiring membaiknya perekonomian global. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Secara global, industri semen dan beton menyumbang sekitar 13% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Namun, produksi semen global menghasilkan 1,6 miliar ton metrik CO2 pada 2022 atau sekitar 8% dari total emisi CO2 dunia.
Sumber emisi salah satunya datang dari berasal dari pembangkit energi termal untuk menaikkan suhu tungku untuk produksi klinker.
Tingginya kebutuhan semen tetapi di sisi lain adanya emisi besar dalam produksi inilah yang kemudian membuat produsen mencari alternatif bahan baku serta proses pembuatan yang ramah lingkungan.
Penggunaan bahan baku alternatif, seperti fly ash, terak, dan pozzolana, dalam produksi semen kemudian dipilih untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya tradisional dan menurunkan dampak lingkungan.
Produsen semen juga kini aktif menerapkan prinsip ESG sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Semen Indonesia, Inovasi Tiada Henti dalam Implementasi Prinsip ESG
Semen Indonesia merupakan induk dari sejumlah entitas bisnis, yakni PT Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), PT Thang Long Cement Company (TLCC), PT Semen Indonesia Beton (SIB), PT Semen Kupang Indonesia, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB), dan PT Semen Indonesia Aceh (SIA).
Salah satu pencapaian terbesar Semen Indonesia dalam penerapan ESG adalah inovasi tiada henti untuk menghadirkan produk yang lebih ramah lingkungan untuk segmen perumahan, infrastruktur, maupun sarana publik.
Inovasi produk semen dilakukan dengan menghadirkan semen hijau seperti EzPro, PwrPro , DuPro+ SBC, Maxstrength, hingga Dynamix Masonry.
Foto: Semen Indonesia
Produk inovasi Semen Indonesia
Pencapaian besar lainnya adalah dengan terus mengurangi produksi klinker yang merupakan bahan utama semen.
Klinker merupakan campuran batu kapur dan tanah yang dipanaskan pada suhu 1400 derajat celcius. Bahan tersebut kemudian digiling sehingga membentuk zat kental dan padat yang dikenal sebagai klinker.
Klinker akan dicampur dengan gypsum sehingga membentuk semen. Proses produksi klinker menghasilkan limbah gas dalam jumlah besar. Untuk 1 ton semen yang diproduksi, 0,6 hingga 1 ton karbon dioksida dilepaskan.
Foto: Semen Indonesia
Produk inovasi Semen Indonesia
Besarnya limbah klinker inilah yang kemudian membuat Semen Indonesia memproduksi semen hijau.
Jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan selama proses pembuatan hijau berkurang secara signifikan bahkan ada di angka 40%.
Selain semen hijau dan pengurangan klinker, Semen Indonesia juga terus berupaya menegakkan prinsip ESG dalam bisnisnya. Termasuk di dalamnya dengan menghadirkan produk bara interlcok.
Semen Indonesia melalui anak usahanya PT Semen Padang menghadirkan inovasi produk bata interlock. Produk ini adalah solusi pembangunan rumah yang lebih cepat, ekonomis, estetis, dan ramah lingkungan.
Batainterlockmerupakan produk hasil applied researchdengan mekanisme kerja bata yang saling mengunci antar balok seperti sistem lego. Penggunaan bata interlock memberikan banyak keuntungan dibandingkan material konvensional dalam pembangunan rumah, karena lebih efisien dalam penggunaan material dan lebih mudah dalam pengaplikasian.
Durasi konstruksi pembangunan rumah menggunakan bata interlock juga lebih cepat daripada bata biasa karena tidak memerlukan proses perendaman bata, penyediaan kotak cetak pengecoran atau bekisting, aplikasi bahan perekat atau spesi di setiap lapis bata, serta penambahan plester dan acian.
Batainterlockmemberikan tampilan modern dan mampu mengondisikan udara dalam ruangan menjadi lebih sejuk karena mampu melepaskan panas yang terisolasi dalam ruangan.
Foto: Teti Purwanti
Bata Interlock
1. Prinsip E- environmental atau lingkungan
Semen Indonesia mewujudkan prinsip bisnis dengan tetap memperhatikan isu lingkungan melalui beragam cara. Di antaranya adalah mengurangi emisi, menghadirkan produk yang ramah lingkungan serta meningkatkan penggunaan bahan alternatif ramah lingkungan seperti Fly Ash, Bottom Ash, dan Gypsum Sintesis.
SIG juga berkomitmen mengurangi 27% emisi CO2 per ton semen ekuivalen pada 2030 dibandingkan dengan tahun 2010.
Semen Indonesia juga memanfaatkan kembali limbah industri serta sampah kota yang tersortir menjadi bahan bakar dan material alternatif untuk mengurangi emisi.
2. Prinsip sosial
Sebagai perusahaan yang sangat strategis, Semen Indonesia juga tak lupa memberikan tanggung jawab sosial.
Di antaranya melalui pemberdayaan UMKM, menciptakan sumber ekonomi baru melalui program mereka, memberikan beasiswa hingga memberikan pelatihan kepada ahli konstruksi.
3. Prinsip governance atau tata kelola
Perbaikan tata kelola perusahaan terus dilakukan, baik dari internal atau eksternal. Tata kelola ini sangat diperlukan mengingat besarnya risiko lingkungan dari penghasil semen.
Pages