Jakarta, CNBC Indonesia - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta kembali menggelar Jakarta Architecture Festival (JAF) di Agora Mall, Thamrin Nine, Jakarta. JAF edisi kedua yang diselenggarakan pada 9-24 November 2024 ini menggandeng sejumlah komunitas, termasuk Heritage and Sketch.
Founder Heritage and Sketch sekaligus Co-kutaror JAF 2024, Febe Liana menyebut bahwa salah satu rangkaian acara utama JAF 2024 adalah "Sapa Thamrin Nine", yakni mengajak masyarakat dari berbagai kalangan usia, termasuk para arsitektur untuk menggambar sketsa Thamrin Nine Complex dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.
"Dalam acara 'Sapa Thamrin Nine', kami meminta para peserta untuk merekam Thamrin Nine dalam bentuk sketsa. Nantinya, gambar mereka akan diposting melalui media sosial," kata Febe kepada CNBC Indonesia di Agora Mall, Minggu (17/11/2024).
"Nanti dari pihak Thamrin Nine akan memilih lima sketsa menarik untuk dijadikan bagian dari marketing yang akan kita bikin," imbuhnya.
Berkaitan dengan tema yang diusung oleh JAF 2024, "Reclaiming Identities", Febe mengungkapkan bahwa "Sapa Thamrin Nine" mengajak masyarakat untuk memahami makna sketsa sebagai bagian dari bagaimana para arsitektur bisa menjadi simbol kemajuan suatu kota.
"Jadi, melalui sketsa kita mencoba lebih menghargai keindahan, detail, serta menjalin komunikasi dan koneksi dengan ruang. Selain itu juga "merekam" perkembangan arsitektur yang terus bergerak," ujar Febe.
Foto: Pameran Jakarta Architecture Festival di Agora Mall, Thamrin Nine. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabila)
Pameran Jakarta Architecture Festival di Agora Mall, Thamrin Nine. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabila)
Reclaiming Identities: Rangkuman dan Harapan Seluruh Sudut Jakarta
Selain "Sapa Thamrin Nine", JAF 2024 ini juga menghadirkan pameran "Reclaiming Identities" yang mengajak para pengunjung untuk mengenali keunikan setiap Jakarta dari berbagai sudut pandang, seperti sejarah, lingkungan, arsitektur, hingga karya seni. Melalui tema dan pameran "Reclaiming Identities", JAF 2024 mendefinisikan kembali identitas dan seluruh potensi Jakarta sebagai kota global.
Saat memasuki pameran "Reclaiming Identities", para pengunjung akan disambut oleh artefak-artefak yang ditemukan saat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2, yakni Thamrin hingga Kota. Di area pameran ini, para pengunjung dapat melihat pipa saluran air bersih milik VOC, keramik, tembikar, hingga kendi dari sisa peradaban penduduk kota sekitar 300 tahun lalu.
Usai melihat artefak, para pengunjung diajak untuk mengenal bangunan hingga jalanan ikonik Jakarta yang dilintasi oleh TransJakarta. Tepat di depan area TransJakarta tersebut, terdapat mural interaktif yang menggambarkan halte TransJakarta dari Blok M hingga Kota.
"Mengapa kita taruh TransJakarta di situ? Menurut kita, TransJakarta adalah salah satu identitas atau titik Jakarta menuju Jakarta yang modern. Jakarta enggak lagi semrawut berkat angkutan umum. Oleh karena itu kita mengambil TransJakarta sebagai salah satu materi pameran," ungkap Febe.
"Lalu, ada mural yang sudah menjadi vandalisme. Sebenarnya, di dasarnya itu adalah gambar-gambar halte dari sepanjang Blok M sampai Kota. Mural itu kita gunakan lapisan dari uzin yang membuat kalau sudah kering, vandalisme itu bisa kita cabut," imbuhnya.
Foto: Pameran Jakarta Architecture Festival di Agora Mall, Thamrin Nine. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabila)
Pameran Jakarta Architecture Festival di Agora Mall, Thamrin Nine. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabila)
Usai "berjalan-jalan" di sepanjang rute Blok M hingga Kota, para pengunjung pameran akan disuguhkan oleh sederet karya arsitektur bangunan-bangunan ikonik Jakarta dari Ikatan Arsitek Indonesia.
Setelah "mencuci mata" dengan mahakarya dari para arsitektur, para pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih lanjut tentang Jakarta, termasuk terkait pengelolaan air. Tepat di samping area pengenalan pengelolaan air, seluruh pengunjung dapat menyaksikan film-film dokumenter pendek yang menghadirkan kisah sisi lain dari kehidupan Jakarta.
"Di situ, pengunjung bisa melihat dan mengenal cerita tentang Jakarta yang sebenarnya enggak mau kita lihat, seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lainnya. Menunjukkan another side of Jakarta (sisi lain Jakarta)," jelas Febe.
Tepat di depan area menyaksikan film dokumenter sisi lain Jakarta, para pengunjung juga akan melihat barang-barang hasil daur ulang sampah kemasan plastik yang diciptakan oleh perempuan lanjut usia (lansia) berusia 50 hingga 90 tahun di Jakarta.
Lebih lanjut menyisiri area pameran, Anda juga akan menemukan pameran kartu pos yang dipersembahkan oleh Heritage and Sketch. Pameran kartu pos bertajuk "Menjaga Indonesia" ini menampilkan visual budaya, alam, dan nilai-nilai lokal yang menggambarkan Jakarta sebagai miniatur Indonesia. Salah satu anggota Heritage and Sketch yang karyanya dipamerkan di area ini adalah Edy Tidharso.
Terakhir sebelum meninggalkan area pameran, para pengunjung akan diajak untuk mengenal destinasi kuliner yang dapat dijangkau dengan transportasi umum Jakarta. Area ini berkolaborasi dengan komunitas Dari Halte ke Halte yang kerap memberikan rekomendasi kuliner Nusantara sekitar halte transportasi umum kepada warga Jakarta.
(rns/wur)
Saksikan video di bawah ini: