Ini "Senjata" Vietnam yang Bisa Ancam Ekonomi RI dan Jadi Penguasa ASEAN

4 weeks ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam makin mengukuhkan dirinya sebagai raksasa baru di Asia Tenggara (ASEAN). Perkembangan signifikan Vietnam bahkan mampu mengalahkan negara pesaingnya seperti Indonesia.

Data terbaru menunjukkan perekonomian Vietnam tumbuh 7,09% di 2024 atau di atas dari target pemerintah yakni 6,5%. Pertumbuhan ini menjadikan Vietnam negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN.

Angka terbaru ini lebih cepat dari ekspansi sebelumnya di 2023. Ekspor yang kuat dan arus masuk investasi asing yang kuat menjadi penyebab.

Dikutip dari Reuters, Direktur Jenderal Badan Pusat Statistik (GSO) Nguyen Thi Huon, menjelaskan pertumbuhan 7,09% menunjukkan pemulihan yang luar biasa dan menempatkan negara ini sebagai titik terang ekonomi regional.

Huong mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi negara ini semakin meningkat sepanjang tahun, dengan setiap kuartal menunjukkan perbaikan progresif.

Jika dilihat lebih jauh, pertumbuhan ekonomi secara tahunan antara Vietnam dan Indonesia hampir selalu dimenangkan oleh Vietnam sejak 2013 hingga 2023. Hanya pada 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu melampaui Vietnam, itu pun karena low base di 2020 akibat pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi.

Secara sektoral, sektor jasa muncul sebagai pendorong utama pertumbuhan sepanjang tahun, berkontribusi 49,46% terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan dengan tumbuh sebesar 7,38%.

Sementara itu, sektor industri dan konstruksi serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masing-masing berkontribusi 45,17% dan 5,37% terhadap pertumbuhan PDB negara, dengan kenaikan sebesar 8,24% dan 3,27%.

Ekonomi Vietnam berlabuh pada tiga sektor utama: pertanian, industri (termasuk konstruksi), dan jasa.

Sebelumnya pada 2023, sektor jasa juga tercatat sebagai kontributor terbesar, menyumbang 44,63% dari PDB negara tersebut.

Sektor industri, yang mencakup manufaktur dan konstruksi, menyumbang 32,72% dari PDB Vietnam pada 2023. Manufaktur adalah pemberi kerja terbesar kedua di negara ini.

Industri-industri utama seperti batu bara, hidrokarbon, listrik, semen, dan baja telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Secara khusus, Vietnam adalah produsen minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara. Industri dengan nilai tambah tinggi, termasuk otomotif, elektronik, dan teknologi komputer, terus menarik investasi asing yang signifikan.

Sektor pertanian menyumbang 11,99% dari PDB pada 2023. Mempekerjakan hampir 14 juta orang, sektor ini merupakan pemberi kerja terbesar di antara semua industri. Vietnam adalah eksportir global terkemuka untuk produk pertanian seperti beras, kopi, kacang mete, jagung, lada, ubi jalar, kacang tanah, kapas, karet, dan teh.

Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang menurut lapangan usaha, sektor industri pengolahan/manufaktur menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB yakni sebesar Rp3.900 triliun pada 2023.

Sedangkan dari sisi manufaktur, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Vietnam dan Indonesia tidak jauh berbeda berdasarkan data dari S&P Global.

Sepanjang 2024, rata-rata PMI Manufaktur Vietnam dan Indonesia masing-masing di angka 51 dan 51,07.

Sementara jika dilihat lebih rinci, PMI Manufaktur Indonesia sempat unggul pada Januari hingga Mei 2024 dan kalah melawan Vietnam pada Juni hingga Agustus 2024.

Namun di akhir tahun tepatnya pada Desember 2024, PMI Manufaktur Indonesia bangkit dari zona kontraksinya yakni menjadi 51,2. Berbeda halnya dengan Vietnam yang justru di akhir tahun tampak terpuruk di angka 49,8 dari posisi 50,8 pada November 2024.

Kemudian dari sisi ekspor, Vietnam terkenal dengan ekspor yang kuat yang pada akhirnya mendongkrak ekonominya.

Sepanjang 2024, ekspor Vietnam tumbuh 14,3% dengan nilai mencapai US$405,53 miliar.
Sebagai catatan, ekspor Thailand bahkan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Indonesia. Hingga Januari-November 2024, nilai ekspor Indonesia hanya US$241,25 miliar.
Lonjakan ekspor didorong oleh penjualan elektronik, handphone, baju dan produk pertanian.

Begitu pula jika dilihat lebih dalam, bahwa secara bulanan sejak Januari hingga November 2024, jumlah ekspor Vietnam terus-menerus berada di atas Indonesia dengan rata-rata selisih sebesar US$11,51 miliar. Bahkan sempat ekspor Vietnam jauh di atas Indonesia yakni pada Agustus 2024 dengan gap US$14,39 miliar.

Investasi di Vietnam Sangat Masif

Tanda-tanda baiknya ekonomi Vietnam tak hanya terpantau dari sisi pertumbuhan PDB maupun ekspor yang tinggi, tetapi juga investasi yang masuk ke Negara Paman Ho ini tampak terus bertumbuh dengan baik.

Investasi Vietnam juga berlari kencang dengan derasnya aliran modal asing. Sepanjang 2024, Investasi Asing Langsung/FDI meningkat 9,4% menjadi US$25,35 miliar.

Dikutip dari Vietnamplus, sebanyak 3.375 proyek baru senilai US$19,7 miliar disetujui, naik 1,8% dan turun 7,6% secara tahunan. Aliran FDI menargetkan 18 dari 21 sektor ekonomi Vietnam, dengan industri manufaktur dan pengolahan memimpin dengan US$25,58 miliar, diikuti oleh sektor real estate dengan US$6,31 miliar.

Dari sisi investor, 114 negara dan wilayah menanamkan modal ke Vietnam. Singapura menduduki peringkat teratas dengan US$10,21 miliar, diikuti oleh Korea Selatan, China, Hong Kong, dan Jepang.

Ministry of Planning and Investment's Foreign Investment Agency/FIA menyatakan bahwa modal asing terus memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi Vietnam.

Kendati total FDI atau investasi langsung yang terdaftar menurun sedikit, peningkatan modal yang ditambahkan ke proyek-proyek yang ada (50,4%) dan jumlah proyek baru (1,8%) mencerminkan kepercayaan kuat para investor. Implementasi proyek besar di sektor semikonduktor, energi, dan industri berteknologi tinggi telah memperkuat transformasi ekonomi lokal.

Secara keseluruhan, dari negara tersebut mencatat kedatangan investasi asing hingga akhir 2024, Vietnam telah menarik total US$502,8 miliar dalam FDI melalui 42.002 proyek yang masih berlaku. Industri manufaktur dan pengolahan mendominasi dengan US$308,76 miliar, diikuti oleh sektor real estate (US$73,18 miliar) dan produksi serta distribusi tenaga listrik (US$41,93 miliar).

Sementara itu, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan total investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Indonesia pada Januari-September 2024 baru menembus US$ 43,63 miliar dengan total projek mencapai 95.275 proyek.

Namun jika Indonesia tidak menunjukkan adanya pertumbuhan yang membaik khususnya dari sisi ekonomi, maka bukan tidak mungkin, ke depan FDI akan menyasar Vietnam yang memiliki keunggulan dibandingkan Indonesia dalam beberapa hal.

Bila melihat data lain yakni ASEAN Statistical YearBook 2024, Indonesia memang masih menjadi pilihan investor asing. Namun, angkanya cenderung stagnan di kisaran US$ 20an miliar. Pada periode 2013-2022, investasi asing ke Indonesia naik 20% sementara Vietnam melesat 101%.

Investasi asing ke ASEANFoto: ASEAN statistical year 2024
Investasi asing ke ASEAN

Investasi di Vietnam Menggiurkan

KPMG sebagai salah satu firma profesional terbesar di Vietnam mencatat bahwa setidaknya ada empat hal yang membuat Vietnam memiliki daya tarik tersendiri bagi investor untuk menaruh dananya.

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi

Ekonomi Vietnam telah mengalami pertumbuhan yang konsisten selama beberapa tahun, menjadikannya tujuan yang menarik bagi investor asing. Pertumbuhan eksponensial ini didorong oleh sektor manufaktur yang kuat, industri teknologi yang berkembang pesat, dan kelas menengah yang berkembang dengan cepat.

2. Tenaga Kerja Terampil dan Kompetitif

Vietnam memiliki populasi muda dan terdidik dengan baik, menyediakan sumber daya manusia yang siap untuk bisnis asing.

3. Lokasi Strategis

Terletak di persimpangan jalur perdagangan global, Vietnam menawarkan akses yang tak tertandingi ke pasar-pasar utama di Asia, Eropa, dan Amerika.

4. Insentif Investasi

Manfaatkan lingkungan bisnis yang ramah dengan insentif menarik, potongan pajak, dan regulasi yang disederhanakan untuk investor asing. Pemerintah Vietnam telah melaksanakan sejumlah kebijakan dan reformasi untuk menarik investasi asing, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bisnis.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research