Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia yang penuh dengan sumber daya alamnya telah melahirkan orang-orang sukses yang memiliki harta hingga ribuan triliun. Menariknya di tengah lesunya ekonomi tanah air di sepanjang 2024, justru terdapat dua sosok orang kaya RI yang mencatatkan kenaikan kekayaan bersih pada 2024.
Dilansir dari majalah terkemuka di Amerika Serikat (AS), Forbes telah memperbarui jumlah kekayaan orang Indonesia hingga Desember 2024. Terpantau dua sosok konglomerat RI mencatatkan lonjakan kekayaan yang signifikan.
Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja yang merupakan konglomerat sekaligus pendiri Grup Sinar Mas, berhasil mencatatkan lonjakan kekayaan pada Desember 2024 menjadi US$18,9 miliar atau setara dengan Rp304,1 triliun (Rp16.090/US$1). Angka tersebut melonjak 75% dari tahun 2023 sebesar US$10,8 miliar.
Kenaikan signifikan kekayaan keluarga widjaja berkat melejitnya saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dengan kenaikan mencapai 380,52% di sepanjang 2024 di level Rp37.000 pada 30 Desember 2024.
Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) merupakan emiten Grup Sinar Mas.
Berdasarkan laporan tahunan DSSA, pemegang saham Sinar Mas Tunggal, yakni PT Sinar Mas 97,2%, Franky Oesman Widjaja 0,7%, Indra Widjaja 0,7%, Muktar Widjaja 0,7%, dan Lindasuryasari Wijaya Limantara 0,7%.
PT Sinar Mas dimiliki oleh Keluarga Widjaja. Pemegang saham pengendali PT Sinar Mas adalah Franky Oesman Widjaja, Indra Widjaja, dan Muktar Widjaja.
Hingga saat ini belum diketahui alasan pasti kenaikan emiten tambang batu bara dan pembangkitan listrik tersebut. Jika melihat kinerja keuangannya per September 2024 justru mengalami penurunan.
Pada kuartal III 2024 PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan laba bersih sebesar US$243,8 juta. Angka tersebut merosot 34% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$371,79 juta.
Anthoni Salim
Siapa yang tak kenal indomie? Warga Indonesia biasanya gemar makan makanan instan andalan itu. Kemudian, ketika hendak membeli indomie atau berbelanja, mungkin terpintas Indomaret atau Super Indo. Ternyata pemilik dari produsen indomie serta kedua supermarket tersebut adalah Salim Grup.
Tidak hanya itu, gurita Salim Grup semakin berkembang hingga saat ini dan merambah ke hampir semua industri, mulai dari ritel, otomotif, pengumpulan tol, real estate, telekomunikasi, perkebunan dan lain-lain.
Berkembangnya bisnis Salim Grup mendorong kekayaan bersih Anthoni Salim melonjak hingga Desember 2024 menjadi US$12,8 miliar atau setara dengan Rp205,95 triliun (Rp16.090/US$1). Angka tersebut naik 24,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$10,3 miliar.
Melonjaknya kekayaan bersih Anthoni Salim tak luput dari performa kinerja harga saham milik dari Salim Grup.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang merupakan saham terafiliasi dengan konglomerat Anthoni Salim mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan. Saham pertambangan emas ini mampu mencatatkan kenaikan saham hingga 97,71% di sepanjang 2024 dengan berada di level Rp346 per lembar saham hingga 30 Desember 2024.
Kenaikan saham BRMS sebagai emiten di pertambangan emas sejalan dengan kenaikan harga emas dunia di sepanjang 2024 sebesar 27,21% di level US$2.623,81 per 31 Desember 2024.
Diketahui, Grup Salim menggenggam saham BRMS melalui Emirates Tarian Global Ventures Spc dengan kepemilikan 25,10%. Sementara itu pengendali BRMS adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan kepemilikan langsung sebesar 5,34%.
Selain kenaikan saham tambang emas, emiten yang terafiliasi dengan Salim Grup di sektor properti juga menyumbang kenaikan kekayaan bersih Anthoni Salim.
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatatkan kenaikan harga saham mencapai 218,41% di sepanjang 2024 di level Rp16.000 per 30 Desember 2024.
Melesatnya saham PANI didorong dari rencana ekspansi di wilayah kawasan Pantai Indak Kapuk (PIK) 2. PANI memiliki rencana besar untuk membangun pelabuhan, taman hiburan, hingga balapan formula 1 di kawasan Utara Jakarta (lebih ke Tangerang Utara sebenarnya).
Kini pihaknya tengah bernegosiasi dengan mitra dari China dan Singapura untuk membangun pelabuhan. PANI diperkirakan membutuhkan belanja modal lebih dari Rp5 triliun untuk rencana ekspansi pelabuhan tersebut.
Sebagai informasi, emiten yang terafiliasi dengan Aguan dan Salim Grup, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melalui anak usahanya PT Bangun Kosambi Sukses (BKS), telah meningkatkan porsi kepemilikannya di PT Cahaya Gemilang Indah Cemerlang (CGIC) menjadi 55,89% dari sebelumnya 51%.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)