Begini Prospek OBAT, Emiten Milik Politikus Siap Melantai di Bursa

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor healthcare akan kedatangan pemain baru, yakni PT Brigit Biofarmaka Teknologi. Emiten bersandi OBAT Ini disebut milik politisi Golkar dengan penjamin emisi milik politisi Hanura. Lantas bagaimana dengan rencana IPO dan prospeknya ke depan?

Rencana IPO OBAT

Melalui aksi korporasi IPO atau penawaran umum perdana ini, OBAT menawarkan sebanyak 170.000.000 saham baru ke publik dengan nilai nominal Rp50 per unit.

Jumlah tersebut mewakili 28,33% dari modal yang disetor setelah IPO saham. Sementara harga IPO yang ditetapkan sebesar Rp350 per lembar, dengan demikian, OBAT dapat meraup dana sebanyak-banyaknya Rp59,5 miliar. Nantinya, dana ini akan digunakan 100% untuk modal kerja perseroan.

Bersamaan dengan momentum IPO, perusahaan juga menerbitkan waran dengan rasio 2 : 1. Waran tersebut bisa diekseksui pada 9 Juli 2025 sampai 8 Januari 2026.

Gelaran IPO OBAT sudah melewati periode book building seiring dengan harga penawaran yang sudah ditetapkan.

Setelah itu, kini OBAT masih dalam periode penawaran umum yang sudah dimulai sejak Jumat (3/1/2025) dan akan berakhir pada 9 Januari mendatnag.

Adapun distribusi saham akan dilaksanakan pada 9 - 10 Januari, dan saham OBAT akan resmi melantai di bursa pada 13 Januari nanti.

Kinerja Penjamin Emisi

Adapun penjamin emisi atau underwriter-nya adalah PT OSO Sekuritas Indonesia, perusahaan milik Oesman Sapta Odang (OSO) yang merupakan Ketua Umum Harian partai HANURA.

Jika melihat sepak terjangnya, pada 2019, OSO Sekuritas pernah membawa saham CLAY IPO pada 11 Januari 2019. Waktu itu saham CLAY berhasil ARA 6 kali dan naik 1 kali tanpa ARA.

Sebagai catatan, OSO Sekuritas ini sempat dicabut izinnya pada 2021. Namun, kembali aktif sejak pemberian Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dari BEI pada 22 Juli 2024.

Adapun persetujuan tertuang dalam SPAB No, SPAB-258/JATS/BEI.ANG/07-2024 "OSO Sekuritas akan menggunakan kode broker AD," sebagaimana ditulis dalam pengumuman tersebut, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin, (22/7/2024).

Mengenal OBAT Lebih Jauh dan Kinerjanya

PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) ini dimiliki oleh Machmud Lutfi Huzain dan Amei Lisa Dita. Sebagai catatan, Machmud Lutfi Huzain adalah anggota DPRD Sukoharjo periode 2024-2029 dari partai Golkar.

Setelah IPO, kepemilikan Machmud Lutfi Huzain akan terdilusi menjadi 35,83%, sementara Amei Lisa Dita sebanyak 32,35%. Selain mereka berdua, ada Narno Raharjo dengan porsi kecil 3,59%.

Kepemilikan OBATFoto: Prospektus
Kepemilikan OBAT

Bisnis dari OBAT ini bergerak di bidang maklon (produk tanpa merek) produk pangan olahan, kosmetik, dan produk herbal.

Maklon pangan terdiri dari minuman serbuk dan teh premium, kemudian jenis maklon produk herbal seperti kapsul herbal dan madu. Lalu, beberapa jenis kosmetik seperti body care, hair care, dan face care.

OBAT diketahui telah memiliki empat anak usaha, yang didirikan untuk saling mendukung dan memberi nilai tambah bagi Perseroan dan masing-masing Perusahaan Anak. Saat ini sudah ada tiga yang beroperasi dan satu masih dalam proses, berikut rinciannya :

4 anak usaha OBATFoto: Prospektus
4 anak usaha OBAT

Menilai dari kinerja keuangan-nya, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024. OBAT berhasil mencatat profitabilitas yang sangat ciamik.

Laba bersih nya melejit 196% secara tahunan (yoy) menjadi Rp12,8 miliar, sementara pendapatan melesat 184% yoy menjadi Rp54,75 miliar.

Adapun tingkat margin kotor (GPM) terbilang sangat tinggi di 43,97%, meskipun nilai ini terkontraksi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 47,31%. Sementara untuk net profit margin berhasil naik jadi 23,38% dari sebelumnya 22,43%.

Menelisik lebih jauh, alasan terjadi kontraksi pada GPM karena ada kenaikan biaya bahan baku, kemasan, dan penolong yang signifikan. Rinciannya, bahan baku naik 214% menjadi Rp16,26 miliar, kemasan naik 306% jadi Rp9,1 miliar, sementara bahan penolong naik 176% jadi Rp3,63 miliar.

Prospek OBAT Ke Depan

Secara valuasi IPO OBAT yang dihargai Rp350 per lembar, OBAT akan setara Price to Earning (PE) di 10,26 kali, sementara Price to Book Value (PBV) di2,43 kali. Jika berpatokan rule of thumb PE di bawah 10 kali, valuasi OBAT ini dinilai dekat fair value, jadi tidak terlalu mahal dan tidak terlalu mahal. Sementara jika menggunakan PBV bisa dianggap cenderung mahal.

Berbicara soal prospek dividen, setelah IPO, OBAT berencana membagikan dividen maksimal 50% dari laba bersih tahun berjalan.

Namun, besar kecilnya dividen ini akan bergantung pada kinerja perusahaan, arus kas, dan ketahanan bisnisnya ke depan. Manajamen juga masih mempertimbangkan kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi di masa depan, dengan tetap memperhatikan pembatasan peraturan yang berlaku.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research