Sejarah Bicara IHSG Cemerlang di Desember: Tahun Ini Dibantu Prabowo?

2 months ago 27

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pasar saham Indonesia tersisa tiga hari lag  Jelang penghujung bulan November 2024, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mulai berbalik arah dari tren penurunan.

Pada perdagangan kemarin Senin (25/11/2024), IHSG melejit 1,65% di level 7.314,1. Penguatan ini menjadi tanda yang baik untuk memulai tren konsolidasi hingga tren penguatan.
Pada hari ini, Selasa (26/11/2024) oukul 10.16 WIB, IHSG melandai dengan melemah 0,23% ke posisi 7.297,33 per troy ons.

Tren penguatan di prediksi akan terjadi pada periode Desember, lantaran jika melihat track record pergerakan IHSG di bulan Desember selalu terjadi tren penguatan.

stockbitFoto: stockbit

Dalam 10 tahun terakhir, IHSG selalu berhasil menguat di sepanjang Desember, dengan probabilitas 90% menguat.

Penguatan IHSG menjelang window dressing dan didorong dari sentimen positif yang di bawa oleh Presiden Prabowo Subianto.

Presiden RI Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan ke sejumlah negara, seperti China, Amerika Serikat (AS), Peru, Brazil, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UAE).

Dalam kunjungan lima negara tersebut, Presiden Prabowo Subianto berhasil membawa komitmen investasi sebesar US$ 18,5 Miliar atau setara Rp 294,08 Triliun (Rp 15.896/US$).

Menurut Prabowo capaian ini melebihi dari target yang diinginkan, yang menunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia.

Investasi tersebut dapat berdampak baik bagi banyak sektor di dalam negeri, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi salah satu alasan investor domestic maupun asing mulai kembali meramaikan pasar keuangan Indonesia.

Selain itu, IHSG berhasil melesat di tengah kembali melonjaknya saham sektor keungan, terutama perbankan.

Pada perdagangan kemarin, Senin (26/11/2024), secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang kenaikan terbesar yakni mencapai 1,49%. Selain keuangan, sektor industri dan energi juga menopang IHSG lebih dari 1%, tepatnya masing-masing 1,28% dan 1,11%.

Sejalan dengan sektor-sektor di atas, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, di mana secara mayoritas merupakan saham perbankan raksasa yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencapai 31,8 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 23,2 indeks poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sebesar 13,2 indeks poin.

Pada perdagangan kemarin, saham BCA ditutup melesat 3,3%, saham Bank Mandiri terbang 5,2%, saham BNI menguat 3,1%, dan saham BRI melesat 1,6%.

Selain itu, ada pula dua emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang juga menopang IHSG masing-masing sebesar 23,5 dan 8,7 indeks poin.

Saham Bisa Di Pantau Saat Window Dressing

Terdapat tujuh saham berlabel bluechips yang memiliki kinerja mentereng kala musim musim window dressing pada akhir tahun. Istilah window dressing merujuk pada tindakan manajer investasi yang membeli atau menjual saham untuk meningkatkan performa portofolio sebelum laporan kepada klien.

Tujuan window dressing saham adalah membuat kinerja terlihat menjanjikan bagi manajer investasi dan mempercantik laporan keuangan bagi perusahaan atau emiten. Fenomena ini umumnya terjadi pada akhir tahun, terutama pada Desember atau awal tahun seperti Januari.

Saham bluechips menjadi emiten yang dipilih oleh banyak perusahaan investasi karena memiliki kinerja keuangan dan bisnis yang konsisten baik dan mampu bertahan serta bangkit dalam kondisi sulit. Selain itu saham bluechips juga menjadi pemimpin di setiap sektornya. Alasan lain adalah saham bluechips memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga mampu dibeli oleh investor dengan modal yang besar seperti perusahaan investasi atau investor individu baik dari dalam maupun luar negeri.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research