Jakarta, CNBC Indonesia - Peringatan demi peringatan telah disampaikan oleh pemangku kebijakan di Tanah Air, salah satunya Presiden Prabowo Subianto soal kondisi global yang gelap.
Ketika menghadiri HUT Ke-60 partai Golkar di Sentul International Convention Center (SICC), Kamis (12/12/2024), ia bicara mengenai kondisi dunia yang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
"Saudara-saudara dunia sedang tidak sedang baik-baik saja geopolitik negara besar ini sedang tegang, sedangkan kita bersyukur kita non blok kita bebas aktif, kita tidak ikut kemana-mana tapi kita tetap waspada kita tidak boleh pecah, tidak boleh diadu domba," kata Prabowo dalam sambutannya.
Di lain kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggambarkan situasi dunia yang kembali gelap karena dinamika politik dan ekonomi serta ketegangan di berbagai kawasan. Ini akan memberikan pengaruh terhadap Indonesia.
"Situasi ekonomi global sungguh saat ini terus mengalami dinamika luar biasa," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (11/12/2024)
Kewaspadaan tersebut meliputi situasi pada negara maju seperti Amerika Serikat (AS) selepas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden.
Hubungan negara maju dengan blok China dan Rusia juga menimbulkan kekhawatiran karena berkaitan dengan rantai pasok perdagangan dan komoditas. Di sisi lain juga ada ketegangan di Timur Tengah dan gejolak pada negara Amerika Latin.
"Dinamika politik security ini beri pengaruh sangat nyata terhadap tren ekonomi dunia," jelasnya.
Selain itu, mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengingatkan situasi dunia saat ini semakin rumit. Hal ini dipicu oleh ketegangan geopolitik di berbagai kawasan.
"Saya ingin menyampaikan kalau ada yang belum aware dunia sekarang ini memang makin complex dan complicated, rumit dan ruwet," kata SBY saat menerima penghargaan dari CNBC Indonesia di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (11/12/2024)
Pasca era perang dingin berakhir, konsolidasi atau bulan madu antar pimpinan negara juga berjalan baik. SBY kala itu sebagai Presiden menyaksikan hangatnya pertemuan pimpinan negara besar, baik Amerika Serikat, China, Rusia dan negara di kawasan Eropa.
"Kita semua berbicara hangat satu sama lain, sekarang no more never again," tegas SBY.
Hal ini dikarenakan banyak bermunculan kelompok baru yang justru memicu tensi geopolitik. Salah satunya BRICS yang memuat isu ekonomi dan politik. SBY meminta semua waspada karena bisa berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia dan aktivitas dunia usaha.
Lantas, apakah kondisi ketegangan politik benar-benar berpengaruh besar terhadap pasar keuangan domestik, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS?
Secara umum, kondisi perang dan ketegangan politik memberikan pengaruh buruk bagi IHSG maupun rupiah. Masyarakat baik global maupun domestik cenderung keluar dari pasar keuangan dan/atau menempatkan dananya di tempat yang lebih aman, seperti emas.
Perang Rusia-Ukraina 2022
Invasi besar-besaran Rusia terjadi pada 24 Februari 2022 ke Ukraina. Pada tanggal tersebut, IHSG terpantau ambruk 1,48% dan pada pekan tersebut, IHSG cenderung terkoreksi tipis.
Begitu pula dengan rupiah yang tampak melemah 0,31% terhadap dolar AS ke angka Rp14.380/US$ pada 24 Februari 2022. Tampak pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset safe haven seperti dolar AS, sehingga rupiah dan mata uang utama Asia lainnya pun berguguran.
Perang Arab-Israel
Hingga pertengahan Desember 2024, peperangan masih terjadi di Jazirah Arab, Timur Tengah.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangkaian serangan udara Israel pada hari Kamis menewaskan sedikitnya 58 orang, termasuk 12 penjaga yang mengamankan truk bantuan. Israel sendiri mengklaim serangan itu menargetkan militan yang berencana untuk membajak kendaraan tersebut.
Pertumpahan darah terbaru itu terjadi meskipun ada optimisme yang berkembang bahwa negosiasi untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera mungkin akhirnya berhasil. Hal tersebut seiring pengumuman Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan yang mengatakan bahwa "konteks" regional telah berubah mendukung kesepakatan pada Kamis.
Lebih lanjut, Angkatan Udara Israel sedang melakukan persiapan untuk "serangan potensial" terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini dikatakan pejabat militer mengatakan kepada Times of Israel, dikutip laman RT.
Tel Aviv percaya bahwa pengambilalihan Suriah yang mengejutkan oleh pemberontak jihad telah melemahkan posisi Teheran di kawasan tersebut. Ini, ujar laman itu, dapat mendorong Iran untuk mempercepat program atomnya.
IHSG tampak mengalami tekanan pada 12 Desember 2024 sebesar 0,94% dan per 11:51 WIB hari ini, Jumat (13/12/2024), IHSG kembali melemah 0,38% dan meninggalkan level 7.400.
Begitu pula dengan nilai tukar rupiah yang cenderung terdepresiasi sejak 9 Desember 2024 hingga siang hari ini dari sekitar Rp15.860/US$ menjadi hampir Rp15.995/US$.
Kemenangan Trump
Pada awal November 2024, Donald Trump telah memenangi pemilu AS melawan Kamala Harris. Hal ini sontak membuat indeks dolar AS (DXY) kembali melesat. Hal ini terjadi karena kekhawatiran pelaku pasar akan kebijakan Trump yang dinilai Amerika sentris dengan menaikkan tarif perdagangan dari luar negeri termasuk China.
Pada akhirnya membuat inflasi di AS berpotensi kembali mengalami kenaikan dan bank sentral AS (The Fed) semakin sulit untuk memangkas suku bunga acuannya.
Lebih lanjut, jika The Fed sulit menurunkan suku bunganya, hal ini akan membuat rupiah semakin tertekan ke depannya.
Pada 6 November 2024, rupiah melemah 0,6% ke angka Rp15.825/US$. Sedangkan IHSG sendiri terpuruk pada tanggal yang sama yakni sebesar 1,44% dan dilanjutkan keesokan harinya (7/11/2024) yang merosot 1,9%.
Tidak sampai di situ, arus dana asing pun tampak keluar dengan sangat agresif pasca kemenangan Trump.
Bank Indonesia (BI) mencatat data transaksi 2-5 Desember 2024, investor asing tercatat tercatat jual neto sebesar Rp5,13 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp1,24 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan jual neto sebesar Rp5,00 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Bahkan Net foreign sell telah terjadi selama sembilan pekan beruntun atau sejak pekan kedua Oktober 2024 atau hampir dua bulan dengan total jual neto sekitar Rp47 triliun.
Komoditas Batu Bara & Emas Melesat Tinggi
Ketika perang komoditas batu bara dan emas melambung sangat tinggi.
Khususnya pada saat Februari hingga awal Maret 2022, batu bara membumbung tinggi dari sekitar US$237 per ton pada 23 Februari 2022 menjadi US$426 per ton pada 9 Maret 2022. Begitu pula pada awal Oktober 2023 saat Hamas dan Israel bersitegang, tampak harga batu bara mengalami kenaikan.
Sedangkan harga komoditas emas juga melesat pada saat momen perang atau ketegangan antar negara.
Pada 23 Februari 2022, harga emas berada di angka US$1.907/troy ons dan menjadi US$2.052/troy ons pada 8 Maret 2022.
Lebih lanjut, pada momen ketegangan Hamas dan Israel, harga emas menanjak dari US$1.860/troy ons pada 9 Oktober 2023 menjadi US$2.005/US$ pada 27 Oktober 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)