Kisruh PPN Berakhir, RI Siap Happy Weekend?

2 months ago 32

  • Pasar keuangan ditutup beragam di mana IHSG melemah dan rupiah menguat
  • Wall Street kompak melemah
  • Data cadangan devisa dan isu PPN diperkirakan akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak tak senada. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah, sementara rupiah berakhir di zona penguatan pada perdagangan kemarin. Kamis (6/12/2024).

Pelemahan IHSG terjadi di tengah sikap investor yang masih mencerna pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan suku bunga acuan.

Akan tetapi, masih terdapat beberapa sentimen dari dalam negeri maupun luar negeri pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman tiga pada artikel ini. Para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

IHSG ditutup turun 0,18% ke posisi 7.313,31 pada akhir perdagangan Kamis (5/12/2024). IHSG masih berada di level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi IHSG relatif sepi atau hanya mencapai sekitar Rp 9,1 triliun dengan melibatkan 15,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 300 saham naik, 287 saham turun, dan 203 saham stagnan pada perdagangan kemarin.

Sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 0,92%. Emiten perbankan raksasa menjadi pemberat laju IHSG yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 18 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 10,2 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 4,7 indeks poin.

Adapun yang menjadi perhatian para pelaku pasar saham RI kemarin adalah nilai transaksi jumbo yang terjadi di saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Pada hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AADI mampu ditutup Auto Rejection Atas (ARA) 19,82% di level Rp6.650. Terpantau antrian bid dalam transaksi saham AADI mencapai 5,38 juta lot, dimana 5,28 juta lot mengantri di transaksi Rp6.650 per lembar saham atau nilainya mencapai Rp3,52 triliun.

Menariknya saham AADI di mata investor mendorong sebagian investor beralih mengantri transaksi di saham AADI meskipun sedang terkunci ARA, sehingga mendorong sepinya transaksi di saham big caps.

Selain itu, sentimen global yang turut berpengaruh terhadap performa IHSG pada sesi kemarin sadalah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga acuannya.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa perekonomian AS saat ini lebih kuat dibandingkan yang diperkirakan bank sentral pada September lalu ketika mulai menurunkan suku bunga. Ia juga memberikan sinyal bahwa ia mendukung langkah yang lebih hati-hati dalam pemotongan suku bunga ke depan.

Beralih ke rupiah, dilansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin (5/12/2024) rupiah tumbuh hingga 0,44% berada di level Rp15.855/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.854/US$.

Indeks Dolar AS (DXY) alami pelemahan hingga 0,17% tepat pukul 15.00 ke posisi 106,14. Pelemahan ini tentu membawa angin segar bagi nilai tukar RI.

Selain terdorong oleh melemahnya indeks dolar AS, penguatan rupiah juga sejalan dengan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Laporan Economic Outlook 2025 yang dirilis Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh hingga 5,15% pada tahun 2025.

Proyeksi ini didasarkan pada potensi peningkatan konsumsi rumah tangga, diversifikasi ekspor, dan aliran investasi langsung yang lebih kuat.

Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, menyatakan bahwa prospek ini menjadi pijakan yang kokoh untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, meski tantangan global masih ada.

Selain itu, inflasi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap terkendali di angka 3,12%, meski terdapat tekanan dari kenaikan tarif PPN dan cukai pada beberapa barang seperti plastik, rokok, dan minuman berpemanis.

Adapun nilai tukar rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp15.200-Rp15.700/US$ pada tahun depan, sejalan dengan meningkatnya arus investasi langsung dan portofolio, serta kebijakan suku bunga rendah yang diprediksi akan diterapkan oleh Bank Indonesia dan The Federal Reserve.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (5/12/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat 0,14% di level 6.995 dari perdagangan sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research