Irigasi: Urat Nadi Pertanian, Nyawa Swasembada Pangan

1 month ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Irigasi menjadi tulang punggung bagi perbaikan sektor pertanian Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadi kunci dalam mewujudkan misi swasembada pangan.

Sektor pertanian menopang 12,53% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor tersebut juga menyerap 40,76 juta pekerja atau 28,18% dari total pekerja di Indonesia.

Dengan besarnya peran itulah, perbaikan sektor pertanian dan nasib petani menjadi salah satu fokus terbesar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Perbaikan tersebut merupakan bagian dari target swasembada pangan.

Peningkatan sektor pertanian salah satunya dengan perbaikan irigasi. Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta mengatakan sistem irigasi yang baik dan memadai sangat krusial bagi usaha Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan.

"Sekitar 66% dari penggunaan air terjadi di sektor pertanian yang menggunakan sekitar 30% dari luas lahan negeri ini. Ini menunjukkan bahwa sumber daya air merupakan salah satu faktor kunci dalam keberlanjutan pertanian," tutur Aditya dalam tulisannya Irigasi Baik dan Memadai Kunci Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Jaringan Irigasi Komering di Bendung Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (31/10/2024). (Dok: Kementerian PU)Foto: Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Jaringan Irigasi Komering di Bendung Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (31/10/2024). (Dok: Kementerian PU)
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Jaringan Irigasi Komering di Bendung Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (31/10/2024). (Dok: Kementerian PU)

Menurut Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, hingga 2030, kebutuhan air untuk sektor pertanian masih menempati urutan tertinggi bila dibandingkan kebutuhan domestik dan industri.

Aditya menambahkan irigasi yang baik akan mengurangi sejumlah risiko yang mengintai pertanian Indonesia seperti perubahan curah hujan, frekuensi kekeringan, banjir, maupun dampak perubahan iklim lainnya.

Manfaat irigasi untuk pertanian sangat beragam mulai dari meningkatkan produksi tanaman, kenaikan pendapatan petani, pengurangan biaya produksi, hingga menjaga ketahanan pangan.

Untuk menopang irigasi yang baik, Indonesia sebetulnya diuntungkan oleh melimpahnya sumber daya air. Data Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2023 menunjukkan ketersediaan air permukaan rata-rata tahunan di Indonesia mencapai 2,78 triliun m3 /tahun. Ketersediaan air ini tersebar di 128 Wilayah Sungai. Dari ketersediaan yang melimpah ini, 80% di antaranya digunakan bagi keberlangsungan pertanian.

Misi Besar Irigasi Kementerian Pekerjaan Umum untuk Menopang Asta Cita

Presiden Prabowo memiliki Asta Cita program swasembada pangan. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menjelaskan bahwa Kementerian PU akan berfokus pada air untuk mendukung cita-cita swasembada pangan yang digaungkan Presiden Prabowo.

Data yang dirilis Global Food Security Indeks (GFSI) pada 2022 menunjukkan skor indeks ketahanan pangan Indonesia berada dalam level 60,2 poin atau kategori moderat dan berada pada peringkat ke-63 dari 113 negara. Artinya, tugas swasembada dan ketahanan pangan masih berat.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan Kementerian PU mendukung program ini dengan menggencarkan Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dan juga modernisasi Daerah Irigasi (DI).

Pada 2024, pelaksanaan P3-TGAI menjangkau 12.000 lokasi dengan target menyerap tenaga kerja sebanyak 209.854 orang.

Layanan irigasi diharapkan bisa menjangkau 1.271.415 ha dengan ditopang bertambahnya bendungan.

"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mendukung target swasembada pangan dan oleh karenanya, terus kita lanjutkan. Kita bisa lihat misalkan dari bendungan, bendung, lalu masuk ke irigasi primer, sekunder dan tersier hingga langsung ke sawah-sawah," ungkap Dody, beberapa waktu lalu.

Modernisasi irigasiFoto: Kementerian Pekerjaan Umum
Modernisasi irigasi

Sepanjang kurun 2015 - 2024, Kementerian PUPR terus melanjutkan penyelesaian 61 bendungan. Sampai saat ini 47 bendungan sudah selesai dibangun, target sampai dengan akhir tahun ada enam bendungan selesai. Sisa delapan lagi akan diselesaikan di tahun 2025 sampai dengan 2026.

Dalam hitungan Kementerian Pekerjaan Umum diperlukan program pembangunan irigasi baru setidaknya 300 ribu hektare per 5 tahun dan program rehabilitasi sekitar 3 juta hektare per lima tahun, termasuk rehabilitasi kecil.

Pencapaian irigasiFoto: Kementerian Pekerjaan Umum
Pencapaian irigasi

Kesuksesan Irigasi di Subang
Dengan produksi mencapai 8,52 juta ton per tahun, Provinsi Jawa Barat merupakan produsen padi terbesar ketiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Empat kabupaten penyumbang produksi terbesar adalah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Cianjur.

Pertanian di Kabupaten Subang memiliki potensi yang besar karena disokong lahan yang subur dan iklim yang mendukung berkembangnya tanaman mulai dari padi, sayur, dan buah-buahan. Namun, pertanian di wilayah tersebut menghadapi beragam tantangan kekeringan dan distribusi air yang tidak merata saat musim kemarau.

Sistem irigasi pertanian yang memadai kemudian menjadi sangat penting dalam mendukung sektor pertanian di Subang.

Irigasi di Kabupaten Subang utamanya masih bersumber dari Waduk Jatiluhur.

Kementerian PU juga telah memulai pembangunan Bendungan Sadawarna, di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Bendungan Sadawarna diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan air irigasi dan air baku yang semakin meningkat dan mengatasi permasalahan banjir yang berada di Kabupaten Subang dan sekitarnya.

Pantauan CNBC Indonesia menunjukkan bagaimana perbaikan irigasi di Desa Gempol Sari, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Desa yang memiliki lahan pertanian seluas 3.000 hektare tersebut menggantungkan hidupnya pada irigasi.

Kepada CNBC Indonesia, petani bernama Sali bercerita jika irigasi sudah sangat membantu petani di sana. Irigasi yang memadai meringankan beban petani hingga mampu meningkatkan produksi padi hingga 30% lebih.

Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)Foto: Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)
Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)


"Jelas beda (setelah ada perbaikan irigasi). Masalahnya (saat irigasi belum diperbaiki), petani menggunakan pompa air sehingga kebutuhannya bertambah. (Produksi) naik 20-30%," ujar Sali, kepada CNBC Indonesia.

Sali menambahkan jika dulu dirinya hanya menghasilkan 5 ton padi setiap kali panen maka kini bisa mencapai 6-7 ton.

"Harapannya jalur-jalur irigasi ke dalam ada perbaikan. Sistemnya diperbanyak dan diperbaiki," tuturnya.

Pendapat serupa disampaikan Harsyim, petani di desa tersebut. Irigasi sudah sangat membantu hidup petani di sana.

"Dulu mah harus nunggu air sampai pagi. Sekarang air sudah tersedia. Dulu (panen) 3-4 ton sekarang bisa 6-8 ton," ujarnya.
Adanya irigasi juga ternyata membuat pupuk bisa menyerap lebih efektif. Irigasi yang memadai juga membuat hama lebih bisa dikendalikan.

"Hematnya juga di obat rumput. Dulu bisa tiga kali (semprot) sekarang sekali," ujarnya.

Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)Foto: Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)
Irigasi Desa Gempol. (CNBC Indonesia TV)

Perkembangan di Gempol Sari menunjukkan perbaikan irigasi sudah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan produktivitas.
Kebijakan serupa di penjuru Indonesia diyakini akan semakin memudahkan Indonesia untuk mewujudkan swasembada serta ketahanan pangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research