Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten-emiten utama yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak semuanya memiliki profitabilitas yang cukup mumpuni setidaknya hingga kuartal III-2024 atau per 30 September 2024.
Namun, emiten yang tidak memiliki profitabilitas yang cukup baik atau membukukan profitabilitas negatif di indeks LQ45 terpantau hanya dua emiten yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang keduanya membukukan return on asset (ROA) maupun return on equity (ROE) negatif hingga kuartal III-2024.
Per 22 November 2024, CNBC Indonesia Research melihat berbagai saham pada indeks LQ45 yang dilihat dari rasio profitabilitas baik dari return on asset (ROA) maupun return on equity (ROE) terpantau cukup baik, bahkan ada yang cukup tinggi dari dua rasio profitabilitas tersebut.
Dari ROA-nya, emiten industri jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menjadi yang terbaik hingga kuartal III-2024, di mana ROA-nya mencapai 28,96%. Kemudian disusul emiten batu bara PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 28,58%, dan emiten menara Grup Saratoga yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebesar 23,17%.
Sebagaimana diketahui, semakin tinggi ROA-nya maka akan semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset perusahaan. ROA sendiri merupakan rasio keuangan yang mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba.
ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan asetnya dengan baik untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak
Dengan mengetahui ROA-nya, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan asetnya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.
Berikut rasio ROA emiten-emiten di LQ45 per 30 September 2024
Selain ROA, rasio profitabilitas juga dapat diukur dengan ROE. Ada beberapa emiten yang mencatatkan ROE cukup tinggi hingga kuartal III-2024.
Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi emiten yang mencatatkan ROE terbaik hingga kuartal III-2024, di mana ROE-nya mencapai 105,4%. Kemudian disusul saham ADRO sebesar 40,18%, dan saham SIDO sebesar 31,4%.
Berikut rasio ROE emiten-emiten di LQ45 per 30 September 2024
Sama seperti ROA, semakin tinggi ROE-nya menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam mensejahterakan para pemegang sahamnya.
ROE menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam memanfaatkan modal pemegang sahamnya. Rasio ini merupakan salah satu faktor utama untuk menunjukkan kredibilitas perusahaan dalam mengelola modalnya.
Tak hanya itu saja, ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menginvestasikan kembali pendapatannya untuk meningkatkan laba dan value bagi investornya.
Oleh karena itu, ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham. Semakin besar ROE, semakin besar pula harga saham.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)