Bukan Dolar AS, Ini Mata Uang Terkuat di Dunia Saat Ini

2 months ago 35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) kini sedang perkasa-perkasanya hingga melibas mata uang di beberapa negara, di mana kuatnya dolar AS tampaknya diakibatkan oleh ekspektasi pasar setelah kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS berikutnya.

Dilansir dari Refinitiv pada Jumat (15/11/2024), indeks dolar AS (DXY) ditutup di angka 106,69, naik tipis 0,02% dari posisi perdagangan sehari sebelumnya. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak November 2023 atau setahun yang lalu.

Bahkan dalam sepekan terakhir saja, indeks dolar AS berhasil terbang 1,61%. Dalam sebulan terakhir, diketahui indeks dolar AS sudah melesat hingga 2,99%.

Ada beberapa faktor yang menjadi dolar AS semakin perkasa. Pertama yakni kemenangan Trump dalam Pemilu AS 2024. Maklum, Trump dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa dirinya ingin mewujudkan strong dollar, dolar AS yang kuat.

Kedua yakni terkait sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mulai kembali hawkish, setelah sempat bersikap sedikit dovish direspons kecewa oleh pelaku pasar.

Chairman The Fed Jerome Powell, mengisyaratakan The Fed akan memperlambat pemangkasan suku bunga. Kondisi ini didasari bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang kuat. The Fed bahkan mengatakan pertumbuhan ekonomi AS menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

"Ekonomi tidak memberikan sinyal bahwa kita harus terburu-buru untuk menurunkan suku bunga," kata Powell dalam sambutannya kepada para pemimpin bisnis di Dallas, dikutip dari CNBC International.

Ekonomi AS tumbuh 2,8% pada kuartal III-2024, sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan tetapi masih lebih tinggi dari tren historis AS sekitar 1,8%-2%. Proyeksi awal menunjukkan ekonomi AS akan tumbuh 2,4% pada kuartal IV-2024.

Powell juga menambahkan jika pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada persoalan lapangan pekerjaan yang mengecewakan pada Oktober yang sebagian besar dia atribusikan pada kerusakan akibat badai di dan pemogokan pekerja. Jumlah pekerjaan non-farm payrolls (NFP) hanya bertambah 12.000 pada Oktober 2024, terendah sejak Desember 2020.

Mengenai inflasi, ia menyebutkan bahwa telah ada kemajuan dan pejabat The Fed memperkirakan inflasi akan terus bergerak kembali ke arah target 2%. Namun, data inflasi minggu ini menunjukkan adanya sedikit kenaikan pada harga konsumen dan produsen yang semakin menjauh dari target Fed.

"Inflasi berjalan lebih dekat ke target jangka panjang 2% kami, namun masih belum tercapai. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan tugas ini," kata Powell.

Sebagai catatan, inflasi AS merangkak naik ke ke 2,6% (year-on-year/yoy) pada Oktober dari 2,4% (yoy) September 2024. Tingkat pengangguran mencapai 4,1% pada September 2023. Angka pengangguran bahkan sempat menyentuh 4,3% pada Juli 2024 yang merupakan rekor tertinggi sejak Oktober 2021.

Di tengah dolar AS yang mengalami apresiasi, namun terdapat sembilan mata uang lainnya yang jika dibandingkan terhadap dolar AS, tergolong lebih kuat.

Mata uang terkuat di dunia yakni dinar Kuwait, disusul oleh dinar Bahrain, dan di posisi ketiga ditempati oleh riyal Oman.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research