Rambutan - Sapu Ijuk: Barang Receh di RI Jadi Produk Mewah di Luar

18 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia, negeri kaya raya dengan hasil bumi melimpah, ternyata memiliki banyak komoditas yang di luar negeri dihargai jauh lebih tinggi daripada di dalam negeri.

Di antaranya adalah buah eksotis seperti rambutan hingga kaki kodok yang mewah di meja makan Eropa, semua membuktikan betapa berharganya kekayaan alam Nusantara.

Di bawah ini, kita akan menelusuri lima komoditas unggulan Indonesia yang menjadi rebutan di pasar global dengan harga fantastis.

1. Rambutan, "Buah Berbulu" yang Menggoda Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, rambutan dari Indonesia dijual hingga Rp500.000 per kilogram. Konsumen di Negeri Paman Sam terpikat dengan rasa manis dan tekstur unik buah ini, yang sering disebut sebagai Furry Fruit of Southeast Asia.

Buah rambutanFoto: Pexels
Buah rambutan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 Indonesia mengekspor 415.527 kilogram rambutan ke Amerika Serikat dengan nilai total mencapai US$80.043. Sementara itu, Singapura berada di posisi kedua dengan nilai ekspor US$73.339. Meski produksi rambutan dalam negeri sempat fluktuatif-dari 764.586 ton pada 2019 turun ke 845.107 ton di 2023-potensi ekspor rambutan ke pasar global tetap menjanjikan, terutama jika didukung dengan strategi branding yang lebih kuat.

2. Jengkol, Bau yang Membius Pasar Jepang dan Malaysia
Siapa sangka jengkol, komoditas yang dikenal dengan aromanya yang khas, justru menjadi primadona di Jepang dan Malaysia. Pada 2023, produksi jengkol Indonesia mencapai 157.157 ton, naik dari 155.909 ton di 2022.

Ekspor jengkol ke Malaysia tercatat mencapai 947.710 kilogram pada 2024, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pasar Jepang, meski lebih kecil, menunjukkan potensi besar dengan permintaan yang terus tumbuh. Harga jengkol di luar negeri bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat harga dalam negeri, terutama karena kualitas dan manfaat kesehatannya yang diakui.

3. Kaki Kodok, Sajian Mewah di Prancis dan Belgia
Jika di Indonesia kaki kodok dianggap eksotis, di Prancis dan Belgia makanan ini menjadi hidangan mewah yang harganya mencapai Rp500.000 per porsi di restoran bintang lima.

Ilustrasi Makanan Kodok. (Dok. Site News/TikTok via Detikcom)Foto: Ilustrasi Makanan Kodok. (Dok. Site News/TikTok via Detikcom)
Ilustrasi Makanan Kodok. (Dok. Site News/TikTok via Detikcom)

Pada 2023, Indonesia mengekspor 1.163.801 kilogram kaki kodok ke Prancis dengan nilai US$10,3 juta. Meskipun ekspor ke Belgia menurun drastis-dari 1,7 juta kilogram pada 2019 menjadi 428.065 kilogram di 2023-Prancis menunjukkan peningkatan signifikan sebagai pasar utama. Ke depan, tantangan bagi eksportir adalah memenuhi standar keberlanjutan Uni Eropa sembari menjaga daya saing harga di pasar global.

4.Daun Pisang, Dari Bungkus Nasi Hingga Dekorasi 

Di Indonesia, daun pisang kerap digunakan untuk membungkus nasi atau makanan tradisional lainnya, namun di Jepang, daun ini menjadi elemen dekorasi kuliner yang elegan dan dihargai hingga Rp300.000 per lembar.

Pada 2023, ekspor daun pisang Indonesia menunjukkan peningkatan, terutama ke negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Pasar ini terus berkembang berkat preferensi terhadap bahan alami dan ramah lingkungan, yang semakin populer di kalangan konsumen internasional.

5. Sapu Ijuk, Dari Peralatan Rumah Tangga Hingga Barang Premium


Sapu ijuk, yang sehari-hari digunakan di rumah-rumah Indonesia, ternyata menjadi barang premium di luar negeri. Di Eropa, terutama Belanda dan Jerman, sapu ijuk dijual dengan harga hingga Rp150.000 per unit, jauh lebih tinggi dibanding harga di dalam negeri. Ekspor sapu ijuk mencatatkan pertumbuhan stabil dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh tren produk-produk tradisional yang mendukung gaya hidup berkelanjutan.


Kelima komoditas ini menunjukkan betapa besar potensi kekayaan Indonesia di pasar global. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari fluktuasi produksi hingga regulasi ketat di negara tujuan. Dengan memperkuat pengelolaan pascapanen, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pasar baru, Indonesia bisa lebih memaksimalkan nilai tambah dari komoditas-komoditas ini.

Indonesia telah membuktikan bahwa produk lokal bisa bersaing di kancah global. Dari rambutan yang menggoda Amerika hingga kaki kodok yang mewah di Prancis, semuanya adalah bukti bahwa kekayaan Nusantara mampu mendunia. Kini, tinggal bagaimana pemerintah dan pelaku usaha bekerja sama untuk menjaga momentum ini, memastikan produk Indonesia terus menjadi primadona di pasar internasional.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research