Trump Effect! Bitcoin Cetak ATH di 2024, Tembus US$100.000

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2024, Bitcoin mengalami fluktuasi di tengah berbagai sentimen yang memiliki pengaruh signifikan pada pergerakan harga hingga pada akhirnya mengalami lonjakan harga di akhir tahun ini.

Dilansir dari Refinitiv, per 25 Desember 2024 bitcoin ditutup di angka US$98.429. Posisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada 31 Desember 2023 yang ditutup di angka US$42.505. Secara performa year-to-date/YtD, Bitcoin telah menanjak 131,5%.

Sedangkan jika dilihat perjalan Bitcoin sepanjang 2024, Bitcoin sempat berada di titik terendahnya di pertengahan Januari di angka US$39.179 atau dengan kata lain telah terbang sekitar 171,6% hingga ke titik tertingginya pada 17 Desember 2024 di angka US$106.415.

Tidak sampai di situ, market capitalization Bitcoin pun melonjak tinggi pada 18 Desember 2024 yakni di angka US$2,1 triliun yang menghantarkan aset ini berada di posisi ketujuh di dunia atau melewati Saudi Aramco, Meta Platforms (Facebook), hingga Tesla yang masing-masing berada di posisi 8, 10, dan 11.

CMCFoto: Market Capitalization Bitcoin
Sumber: CMC

4 Peristiwa Besar Jadi Booster untuk Bitcoin

Januari, Bitcoin ETF Spot Disetujui

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa AS berbasis spot (ETF Bitcoin Spot). Langkah SEC menyetujui hal tersebut pun disambut positif oleh para pelaku pasar sehingga altcoin (koin selain Bitcoin) juga mengalami apresiasi.

SEC secara resmi telah menyetujui 11 ETF bitcoin spot untuk dapat diperdagangkan, seperti Blackrock's iShares Bitcoin Trust (IBIT), ARK 21Shares Bitcoin ETF (ARKB), WisdomTree Bitcoin Fund (BTCW), Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO), Bitwise Bitcoin ETF (BITB), VanEck Bitcoin Trust (HODL), Franklin Bitcoin ETF (EZBC), Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC), Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR), Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), dan Hashdex Bitcoin ETF (DEFI).

ETF bitcoin spot merupakan salah satu instrumen investasi yang mewakili nilai dari Bitcoin itu sendiri dan diperdagangkan di pasar saham konvensional. Hal ini mirip dengan reksadana, di mana investor mempercayakan dananya kepada pihak ketika untuk dikelola.

Ini adalah cara bagi investor untuk mendapatkan eksposur terhadap nilai aset dasar tanpa memilikinya secara langsung. Maka dari itu, ketika harga aset yang mendasarinya naik (dalam hal ini yakni Bitcoin) maka ETF tersebut akan naik, begitupun sebaliknya akan turun jika harganya turun.

Dengan disetujuinya ETF Bitcoin Spot, tampak harga Bitcoin melejit hingga sempat menyentuh all-time-high di angka US$73.000.

Berdasarkan Farside Investors, inflow yang terjadi ke ETF Bitcoin Spot hingga 24 Desember 2024 yakni sebesar US$35,47 miliar atau sekitar Rp567,52 triliun.

Farside InvestorsFoto: Bitcoin ETF Flow (US$ million)
Sumber: Farside Investors

April, Bitcoin Halving

Bitcoin Halving telah terjadi sekitar pukul 7 pagi Waktu Indonesia Barat (WIB) pada 20 April 2024. Pasca peristiwa tersebut, harga bitcoin sedikit mengalami kenaikan mengingat di momen bitcoin halving, harga BTC berkisar di angka US$63.000-US$64.000an.

Bitcoin Halving itu sendiri adalah peristiwa ketika imbal hasil untuk menambang transaksi Bitcoin dipotong setengahnya atau 50%. Sederhananya, Bitcoin Halving adalah saat imbalan bagi penambang bitcoin dipotong setengahnya.

Hal ini mengurangi kecepatan masuknya Bitcoin baru ke pasar. Tujuannya yakni untuk menjaga nilai BTC & mengontrol jumlah BTC yang beredar.

Berdasarkan data histori, Bitcoin Halving pertama kali terjadi pada 28 November 2012 dan naik hingga 9.800an% pada level tertinggi sepanjang masa pada tahun 2013.

Sedangkan pada Bitcoin Halving kedua yang terjadi pada 9 Juli 2016, BTC naik hingga 3.000% pada ATH di tahun 2017. Terakhir, Bitcoin Halving ketiga yang terjadi pada 11 Mei 2020, BTC naik hingga 700-an% pada all-time-high di 2021.

Pada Halving yang pertama, hadiah untuk menambang sebuah blok dikurangi dari 50 menjadi 25 BTC. Kemudian pada Halving kedua, insentif yang diterima menjadi 12,5 BTC untuk setiap blok yang ditambang.

Halving ketiga, setiap blok baru yang ditambang hanya menghasilkan 6,25 BTC. Peristiwa Bitcoin Halving ini akan terus terjadi hingga kira-kira tahun 2140 ketika semua Bitcoin habis ditambang.

Sejak April hingga Oktober 2024, harga Bitcoin tampak cenderung terkonsolidasi sekitar enam bulan pasca Halving.

ByteTree melaporkan bahwa harga BTC secara historis berkonsolidasi selama sekitar enam bulan setelah Halving sebelum mencapai rekor tertinggi baru, dan aksi harga saat ini sejalan dengan pola tersebut.

ByteTreeFoto: Bitcoin's price consolidates for 6 months before new high
Sumber: ByteTree

November, Kemenangan Trump yang Pro Kripto

Komunitas cryptocurrency merayakan kemenangan mantan Presiden Terpilih Donald Trump dalam pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 melawan Kamala Harris.

Trump, kandidat dari Partai Republik, mengumumkan kemenangan pada malam pemilu, 6 November, dengan berjanji untuk membawa Amerika memasuki "zaman keemasan."

"Saya senang menjadi presiden Anda yang ke-47 dan ke-45," kata Trump dalam pidato yang tampaknya merupakan pidato kemenangan.

Kemenangan Trump bisa menjadi tanda yang menjanjikan bagi industri cryptocurrency di AS, karena Trump telah berulang kali menyatakan dukungannya terhadap kripto dan mengidentifikasi dirinya sebagai kandidat pro-kripto.

Trump sering berjanji untuk mengakhiri perang terhadap kripto jika terpilih dan berjanji akan menjadikan AS sebagai "ibu kota kripto dunia" jika dia memenangkan pemilu presiden.

Dengan kemenangan Trump, "gerakan anti-Bitcoin" di Amerika Serikat dianggap telah "mati," menurut Dennis Porter, salah satu pendiri Satoshi Action Fund.

"Amerika Serikat akan menjadi negara paling pro-Bitcoin di dunia," tulis Porter dalam sebuah posting di X (sebelumnya Twitter) sebagai komentar atas kemenangan presiden tersebut.

Pada 6 November 2024, tercatat harga Bitcoin melambung tinggi nyaris 10% ke angka US$75.984.

September, November, Desember, The Fed Pangkas Suku Bunga

Sepanjang 2024, bank sentral AS (The Fed) telah memangkas suku bunganya sebesar 100 basis poin (bps) dengan rincian 50 bps di September, dan 25 bps masing-masing di November dan Desember 2024.

Hal ini tentu menjadi hal baik bagi risk asset layaknya Bitcoin untuk mengalami apresiasi mengingat kebijakan suku bunga yang lebih rendah akan lebih bersahabat bagi industri kripto dengan memindahkan dananya dari pasar obligasi.

Kendati demikian, Bitcoin mengalami sedikit tekanan karena ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan di 2025 menjadi semakin sedikit yakni hanya 50 bps (awalnya 100 bps).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research