Nasib Emas Semakin Bergantung ke Perang, Sampai Kapan?

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak volatile usai libur Natal dan menjelang libur tahun baru. Harga emas juga semakin ditentukan oleh konflik geopolitik dan perang.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Kamis (26/12/2024) harga emas dunia mengalami kenaikan sebesar 0,8% ke angka US$2.634,09 per troy ons.

Sementara hari ini (27/12/2024) pukul 05:53 WIB, harga emas turun sebesar 0,13% ke angka US$2.630,55 per troy ons.

Emas ditutup menguat pada Kamis, melanjutkan kenaikan yang tercatat sebelum libur Natal, sesi yang hanya memiliki sedikit katalis sebelum pasar tutup untuk liburan. Logam emas juga menguat karena konflik geopolitik yang biasanya menguntungkan aset-aset yang dianggap aman.

Konflik Rusia-Ukraina dan panasnya Timur Tengah bahkan mampu meredam keganasan dolar AS yang biasanya langsung berdampak negatif ke emas. Seperti diketahui, indeks dolar kembali menguat ke 108,2 kemarin dari 108,04 sebelum Natal.
Biasanya emas langsung loyo begitu dolar AS mengamuk. Namun, karena konflik geopolitik memanas maka harga emas masih bertahan.

"Beberapa kenaikan emas berkaitan dengan apa yang terjadi di Ukraina, dengan Rusia yang menyerang sistem kelistrikan Ukraina kemarin," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, kepada Reuters.

Setelah konflik tersebut, Dinas Keamanan Federal Rusia mengatakan bahwa mereka telah menangkap empat tersangka yang dituduh terlibat dalam dugaan rencana Ukraina untuk membunuh perwira tinggi militer dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Selain itu, pasar juga memantau perkembangan jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, di tengah laporan bahwa seorang pejabat AS mengaitkan kejadian tersebut dengan Rusia.

Selain itu, Militer Pakistan tiba-tiba melakukan serangan udara ke negara tetangga Afghanistan. Mengutip Al-Jazeera, Kamis (26/12/2024), serangan ini menimbulkan peringatan dari pemerintah Afghanistan, Taliban. Pakistan diyakini menargetkan tempat persembunyian Tehreek-e-Taliban Pakistan/TTP, kelompok bersenjata di provinsi Pakistan yang juga dikenal dengan Taliban Pakistan.

Kendati tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan atau sayap media militer ISPR, sumber mengonfirmasi bahwa serangan itu terjadi di distrik Barmal Afghanistan, dekat distrik suku Waziristan Selatan Pakistan, di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Pemerintah Afghanistan membenarkan adanya serangan namun bersikeras mengatakan target Pakistan adalah warga sipil. Kantor juru bicara Taliban mengatakan bahwa sedikitnya 46 orang tewas dalam serangan udara itu termasuk wanita dan anak-anak.

"Pihak Pakistan harus memahami bahwa tindakan sewenang-wenang tersebut bukanlah solusi untuk masalah apa pun," tulis juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Enayatullah Khowarazami, di platform media sosial X.

"Emirat Islam tidak akan membiarkan tindakan pengecut ini tidak terjawab dan menganggap pertahanan wilayahnya sebagai hak yang tidak dapat dicabut," tambahnya, merujuk Afghanistan dengan nama yang diberikan oleh pemerintah Taliban.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Pakistan, lebih dari 1.500 insiden kekerasan dalam 10 bulan pertama tahun ini telah mengakibatkan sedikitnya 924 kematian. Di antara korban tersebut terdapat sedikitnya 570 personel penegak hukum dan 351 warga sipil.

Pakistan Institute for Conflict and Security Studies (PICSS), sebuah organisasi penelitian yang berpusat di Islamabad, melaporkan lebih dari 856 serangan sejauh ini pada tahun 2024. Angka itu melampaui 645 insiden yang tercatat pada tahun 2023.

Dalam jangka pendek hingga menengah, harga logam mulia mungkin mengalami fluktuasi dan volatilitas, karena tidak ada kekuatan pendorong umum di tengah liburan, tulis analis di Nanhua Futures.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research