- Hari ini ada data pending yakni inflasi dan PMI Manufaktur yang akan jadi penggerak pasar keuangan RI
- Ada juga data aktivitas manufaktur dari China
- Investor bersiap pekan ini banyak data-data genting yang rilis
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia pada pekan ini berpotensi untuk bergerak fluktuatif karena banyak data penting yang akan rilis pada hari ini. Diantaranya data inflasi dan aktivitas manufaktur Indonesia, tenaga kerja Amerika Serikat, dan pidato kepala bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed.
Ulasan lengkap mengenai sentimen-sentimen yang akan memengaruhi pasar ada di halaman tiga dan beragam agenda penting hari ini ada di halaman empat.
Kilas balik kinerja pasar keuangan Indonesia sepanjang pekan kemarin penuh dengan tantangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah di zona merah. Pada penutupan perdagangan Jumat (28/11/2024), IHSG melemah hingga 1,19% ke posisi 7.114,27.
IHSG bahkan melorot 6,07% sepanjang November 2024. Ini merupakan performa terparah sejak September 2020.
Penurunan performa indeks utama pasar saham di Indonesia dibarengi aksi jual investor asing yang masif. Berdasarkan data RTI, dan asing yang minggat dari pasar Indonesia sepanjang November 2024 mencapai Rp15 triliun di pasar reguler dan Rp15,26 triliun di semua pasar.
Pelemahan IHSG tercatat seiring kondisi pasar modal global dan regional yang masih tertekan, serta masih adanya tekanan jual pada beberapa emiten perbankan dan saham ADRO.
Senior Technical Analyst Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih menyebutkan bahwa Topsell oleh asing di pasar saham hingga kemarin masih seputar perbankan besar Indonesia, hal ini yang menjadi penekan bagi IHSG karna perbankan memiliki bobot yang besar di dalam IHSG.
Selain itu, Alfatih juga menambahkan bahwa adanya aksi jual saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang terus berlanjut setelah pembagian dividen jumbo menjadi pemicu melemahnya IHSG.
Saham ADRO anjlok signifikan hingga 24,80% ke level Rp2.760 per lembar pada perdagangan sebelumnya (28/11/2024), sedangkan pada penutupan akhir pekan ini ADRO kembali ambruk hingga 24,64% menjadi Rp2.080 per lembar seiring langkah investor yang merealisasikan keuntungan pasca pembagian dividen dengan yield mencapai 36,05%. Dari sisi global, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih menjadi perhatian utama investor.
Serangan rudal Rusia ke infrastruktur energi Ukraina menciptakan ketidakpastian di pasar, terutama di tengah ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Rusia setelah Ukraina memanfaatkan sistem senjata ATACMS dari Amerika Serikat untuk menyerang target di wilayah Rusia. Walaupun intelijen AS menyebut kemungkinan serangan nuklir tetap rendah, sentimen kehati-hatian tetap mendominasi pasar.
Di sisi lain, nilai tukar garuda berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah indeks dolar yang melemah.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (29/11/2024) rupiah menguat hingga 0,16% ke level Rp15.840/US$. Selama sepekan kemarin, rupiah bergerak cukup stabil dengan alami penguatan tipis hingga 0,19% dari penutupan sebelumnya yang berada pada level Rp15.870/US$.
Pages