Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kini kurang bergairah karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hancur lebur dan ambruk sebesar 1,4% pada perdagangan Senin (10/2/2025). IHSG sudah jeblok dalam empat perdagangan terakhir dengan pelemahan menembus 6,01%.
Di tengah hancur leburnya IHSG, kini investor tengah wait and see dan mencari sumber cuan lain selain dari capital gain. Apalagi kalau bukan dari dividen.
Bicara mengenai dividen, beberapa saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis kinerja keuangannya. Dari hasil kinerja keuangan tersebut pun investor dapat memperhitungkan estimasi besaran dividen terutama saham-saham likuid yang masuk dalam indeks LQ45.
CNBC Indonesia Research telah merangkum tujuh emiten yang telah merilis kinerja keuangannya di sepanjang 2024.
Dari tujuh emiten yang telah merilis kinerja keuangannya, semuanya kompak mencatatkan pertumbuhan laba bersih di sepanjang 2024. Hal ini menjadi peluang untuk peningkatan dividen pada tahun 2025.
CNBC Indonesia Research telah menghitung estimasi dividend yang akan dibagikan dari tujuh emiten untuk tahun 2025.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Bank swasta terbesar di tanah air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tak pernah absen dalam membagikan dividen sebanyak dua kali dalam setahun. Biasanya bank BCA membagikan dividen sekitar bulan Maret dan Desember.
Diketahui, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% secara tahunan (yoy) pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun. Dari pertumbuhan laba tersebut, bank BCA telah membagikan sebagian dividen pada Desember tahun lalu sebesar Rp50 per lembar saham yang telah dibayarkan pada 11 Desember 2024.
Sehingga jika diperhitungkan maka sisa dividen yang akan dibagikan dari laba bersih 2024 yang akan jatuh pada bulan Maret tahun ini berkisar Rp216,89 per lembar saham dengan estimasi Dividend Payout Ratio (DPR) 60%. Sehingga total dividen yang dibagikan dari laba bersih 2024 berkisar Rp266,89 per lembar saham.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Dari bank plat merah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% yoy dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.
Jika menghitung dari Earning Per Share (EPS) 597,67 maka estimasi dividen BMRI pada tahun 2025 berkisar Rp358,6 per lembar saham dengan estimasi DPR 60%. Bank Mandiri biasanya membagikan dividen sekitar bulan Maret.
Bank Mandiri Tbk (BMRI) memiliki proyeksi dividen pada tahun berdasarkan target manajemen yang meyakini DPR di 60%.
Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo mengatakan bahwa dividend payout ratio atau rasio dividen dalam 5 tahun terakhir dijaga pada level 60%. "Ini sesuai arahan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," katanya dalam paparan kinerja keuangan kuartal IV-2024, Rabu (5/2/2025).
Akan tetapi tentu keputusan pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan mempertimbangkan berbagai macam hal untuk menjaga kondisi yang sehat. "Kewenangan dividend payout ratio dimiliki pemegang saham utama kami yakni pemerintah melalui Kementerian BUMN," katanya.
Sebelumnya Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa setidaknya rasio dividen dari laba tahun buku 2024 akan serupa dengan dividen laba tahun buku 2023. "Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin (30/9/2024).
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
BBNI terbilang jadi bank yang paling gercep dalam merilis laporan keuangan pada 22 Januari 2024 lalu. Hasilnya, bank BNI mencatatkan laba Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.
BBNI memiliki proyeksi dividen yang potensi dibagi tahun ini, manajemen menilai DPR menggunakan asumsi target manajemen yang akan menaikkan alokasi dividen menjadi 55% - 60%.
Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI memperkirakan rasio pembagian dividen BNI tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.
"Mungkin sekitar 55% sampai 60%. Kita lihat nanti kebutuhannya ke depan," katanya kepada wartawan di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
Persentase itu lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen tahun 2023 sebesar 50% dari total laba bersih atau senilai Rp10,45 triliun.
Namun, Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Jika kita mengambil dari DPR 60% maka estimasi dividen bank BNI berkisar Rp345,28 per lembar saham yang akan jatuh pada Maret 2025.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang masih masuk dalam bank pita emas RI dan merupakan anak usaha Bank Mandiri terpantau meraih kinerja laba yang ciamik.
BRIS mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp7,00 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut naik 22,83% yoydari perolehan tahun 2023 sebesar Rp5,70 triliun.
BRIS biasanya membagikan dividen setiap bulan Mei ataupun Juni. Jika menghitung dari DPR 13%, digenapkan dari tahun sebelumnya, maka estimasi dividen BRIS pada Mei mendatang nanti berkisar Rp19,74 per lembar saham.
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) berhasil mencatat laba Rp4,86 triliun sepanjang 2024. Capaian itu naik 18,9% secara tahunan (yoy). Mengutip laporan keuangan perusahaan, laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang melambung 14,3% yoy menjadi Rp 18,78 triliun. Hal ini mengimbangi pertumbuhan beban bunga yang naik 18,7% yoy menjadi Rp 7,7 triliun.
Berdasarkan track record tiga tahun terakhir, NISP konsisten membagikan dividen di bulan Maret-April. Jika menghitung dari DPR tahun lalu kisaran 34%, maka estimasi dividen NISP nantinya berkisar Rp72,11 per lembar saham.
PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) melaporkan lonjakan 44,4% pada laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada akhir tahun 2024.
Merujuk pada laporan keuangan terbaru dikutip dari keterbukaan informasi BEI, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas perusahaan tersebut per Desember 2024 tercatat sebesar Rp1,82 triliun. Sementara di tahun 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp1,26 triliun.
EXCL juga selalu rutin dalam membagikan dividen, yang biasanya jatuh pada periode Mei. Estimasi perhitungan dividen EXCL berdasarkan DPR 35% berkisar Rp48,50 per lembar saham.
PT Indosat Tbk (ISAT)
PTIndosat Tbk (ISAT) berhasil membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilih induk senilai Rp 4,9 triliun atau tumbuh 8,97% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun lalu, Indosat telah membagikan dividen Rp2,16 triliun atau berkisar Rp268,4 per lembar saham, dengan yield berkisar 2,7% saat itu.
Pada dividen tahun 2024, ISAT membagikan dividen dengan DPR 192% dari laba bersih tahun 2023 sebesar Rp4,5 triliun.
Jika menghitung dengan DPR yang sama, maka estimasi pembagian dividen ISAT pada pertengahan tahun nanti berkisar Rp292,36 per lembar saham.
Sanggahan: Artikel rekomendasi saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)