10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia, RI Nomor 3!

3 days ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama bertahun-tahun banyak negara tengah berjuang menangani masalah sampah plastik. Diketahui, lebih dari 250 juta ton plastik dibuang oleh masyarakat dunia.

Melansir laman Natural History Museum, seperlima dari total polusi plastik tersebut dibuang langsung hingga mencemari lingkungan. Negara-negara berkembang menjadi titik panas polusi plastik, karena penelitian baru mengungkap kesenjangan global dalam mengatasi masalah tersebut.

Dengan menggunakan data dunia nyata untuk mensimulasikan pembuangan limbah di negara-negara di seluruh dunia, sekelompok ilmuwan dari Universitas Leeds menghitung bahwa lebih dari 52 juta ton limbah plastik masuk ke lingkungan setiap tahun.

Sekitar 70% dari jumlah ini berasal dari hanya 20 negara, di mana volume limbah telah melampaui kemampuan mereka untuk mengelolanya secara efektif. Hasilnya, India, Nigeria, dan Indonesia berada di puncak daftar negara-negara penyumbang sampah plastik terbesar yang masuk ke lingkungan.

Studi tersebut menyerukan pengembangan 'Perjanjian Plastik' global yang baru dan ambisius untuk mengatasi sumber polusi plastik dan mengurangi dampaknya. Dr Josh Cottom, penulis utama penelitian tersebut, mengatakan bahwa setiap orang seharusnya memiliki hak yang sama untuk hidup di dunia yang bersih.

"Setidaknya 1,2 miliar orang hidup tanpa layanan pengumpulan sampah, yang memaksa mereka untuk 'mengelola sendiri' sampah, sering kali dengan membuangnya di darat dan di sungai, atau membakarnya di api terbuka," katanya.

"Risiko kesehatan akibat polusi plastik mempengaruhi sebagian masyarakat termiskin di dunia, yang tidak berdaya untuk melakukan apa pun terhadapnya. Dengan meningkatkan pengelolaan sampah padat dasar, kita dapat mengurangi polusi plastik secara besar-besaran dan meningkatkan kehidupan miliaran orang."

Berikut ini adalah 10 negara teratas berdasarkan produksi sampah mikroplastik:

1. India - 9,3 juta ton per tahun

2. Nigeria - 3,5 juta ton per tahun

3. Indonesia - 3,4 juta ton per tahun

4. Tiongkok - 2,8 juta ton per tahun

5. Pakistan - 2,6 juta ton per tahun

6. Bangladesh - 1,7 juta ton per tahun

7. Rusia - 1,7 juta ton per tahun

8. Brasil - 1,4 juta ton per tahun

9. Thailand - 1,0 juta ton per tahun

10. Republik Demokratik Kongo - 1,0 juta ton per tahun

Seiring dengan para peneliti yang mulai menyadari seberapa besar plastik mempengaruhi dunia, kekhawatiran terhadap material tersebut telah meningkat secara signifikan.

Plastik di lingkungan biasanya dibagi menjadi dua kategori. Mikroplastik adalah potongan-potongan kecil material yang berukuran kurang dari lima milimeter. Mikroplastik kini ditemukan di awan, air dan tanah, serta tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan.

Meskipun dampak jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan belum dipahami dengan baik, penelitian awal menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membantu penyebaran penyakit, mengubah kimia darah, dan memengaruhi daya ingat.

Potongan-potongan yang berukuran lebih dari lima milimeter disebut makroplastik. Ini adalah masalah yang paling jelas dari plastik.

Plastik menyumbat sungai, menjerat satwa liar, dan mengeluarkan racun serta bahan kimia yang memengaruhi hormon.

Para peneliti mengumpulkan data pengelolaan sampah dari lebih dari 50.000 wilayah kota di seluruh dunia. Mereka kemudian menggunakan pembelajaran mesin untuk membantu membuat model dasar produksi limbah plastik berdasarkan tahun 2020.

Polusi plastik - dari atas ke bawah

Para peneliti memperkirakan bahwa 79% plastik yang dibuang pada tahun 2020 dibuang dengan cara yang 'terkelola', yang umumnya berarti didaur ulang, dibakar, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Meskipun ini berarti plastik tidak secara langsung menjadi polusi, bukan berarti plastik ramah lingkungan. Secara global, setengah dari semua plastik dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sampah ini terkait dengan polusi udara dan air, serta melepaskan gas rumah kaca saat isinya terurai.

Seperlima sampah plastik lainnya dibakar di insinerator industri. Meskipun fasilitas ini memiliki filter untuk menghilangkan banyak polutan terburuk sebelum memasuki atmosfer, sampah ini masih terkait dengan pelepasan partikulat dan nitrogen oksida yang dapat menurunkan kualitas udara dan dapat memengaruhi kesehatan.

Hanya 9% dari semua plastik yang didaur ulang setiap tahun. Meskipun angka ini terus meningkat, angka ini diprediksi hanya akan berlipat ganda pada tahun 2060. Studi ini merekomendasikan bahwa sistem daur ulang di seluruh dunia perlu ditingkatkan secara signifikan untuk mengubah hal ini, dengan mengurangi produksi plastik sejak awal untuk mendorong penggunaan kembali bahan tersebut.

Sisa 21% plastik yang diproduksi setiap tahun adalah apa yang para peneliti gambarkan sebagai 'tidak terkelola'. Plastik inilah yang akhirnya mencemari lingkungan, baik melalui pembuangan ke lingkungan atau pembakaran yang tidak terkendali.

Dr Costas Velis, salah satu penulis penelitian ini, mengatakan bahwa limbah yang tidak terkelola ini merupakan krisis kesehatan masyarakat, terutama saat dibakar.

"Membakar plastik mungkin tampak membuatnya menghilang, tetapi sebenarnya pembakaran limbah plastik secara terbuka dapat menyebabkan kerusakan kesehatan manusia yang substansial. Ini termasuk cacat perkembangan saraf, reproduksi, dan kelahiran; dan penyebaran polusi lingkungan yang jauh lebih luas," katanya


(lih/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Cara Kosmetik Lokal Kembangkan Bisnis-Hadapi Serbuan Poduk China

Next Article Warga Indonesia Paling Banyak Makan Plastik, Ini 5 Sumbernya

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research