Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) akhir-akhir ini makin mahal.
Merujuk data Refinitiv, harga minyak sawit pada perdagangan Selasa hari ini (11/3/2025) per 15.40 WIB berada di MYR 4.485 per ton, sejak pembukaan turun 0,33% dan menandai dua hari penurunan beruntun.
Meski begitu, sejak awal tahun tren harga minyak sawit ini masih naik, dalam setahun juga masih menguat sekitar 6%.
Sebagai perbandingan harga minyak kedelai pada hari ini ada di US$ 1002.27 per bussel, minyak bijih matahari di harga US$ 1356.40 per ton, sedangkan rapeseed oil di posisi €480,03 per ton.
Melansir dari Reuters, Dorab Mistry, analis industri sekaligus Direktur Godrej International, menegaskan bahwa diskon besar-besaran minyak sawit dibandingkan minyak nabati lain kini hanya tinggal kenangan.
"Dulu, harga sawit bisa lebih murah US$400 per ton dibanding minyak lainnya. Sekarang, Indonesia lebih mengutamakan biodiesel, jadi sawit tak akan semurah itu lagi," katanya.
Sejak awal tahun, Indonesia menaikkan campuran wajib sawit dalam biodiesel menjadi 40% dan tengah mengkaji kenaikan ke 50% pada 2026, serta pencampuran 3% untuk bahan bakar jet pada tahun depan. Langkah ini bertujuan mengurangi impor bahan bakar fosil, tetapi juga memangkas ekspor sawit.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, memperkirakan ekspor sawit Indonesia akan merosot ke 20 juta ton pada 2030, turun sepertiga dari 29,5 juta ton pada 2024.
Hasilnya? Harga minyak sawit kini melampaui minyak kedelai, membuat pembeli global menahan diri. Di India, minyak sawit mentah (CPO) telah diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari minyak kedelai selama enam bulan terakhir, bahkan sempat selisih lebih dari US$100 per ton. Padahal, pada akhir 2022, sawit masih lebih murah US$400 dibanding minyak kedelai.
Pekan lalu, harga CPO di India menyentuh US$1.185 per ton, jauh lebih mahal dari US$500 pada 2019. Kenaikan harga minyak nabati bisa menghambat upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi, baik di negara pengimpor sawit maupun yang bergantung pada minyak kedelai, bunga matahari, atau rapeseed.
Berkat harga minyak sawit yang makin mahal ini, Industri ini turut melambungkan nama sejumlah pengusaha sawit ke jajaran orang terkaya Indonesia versi Forbes.
Mereka bahkan menorehkan banyak keuntungan dari komoditas minyak segala keperluan ini.
Berikut daftar 5 sosok konglomerat minyak sawi di RI:
1. Martua Sitorus
Martua Sitorus berada di peringkat 14 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun lalu. Menurut data real time billionaires Forbes, saat ini dia memiliki kekayaan bersih sebesar 2,7 miliar dolar AS atau Rp 39 triliun.
Dikutip dari detikfinance, pada 1991, Martua bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan Wilmar. Saat awal berdiri, perusahaan ini memiliki kurang dari 10.000 hektare (ha) kebun kelapa sawit di Sumatra Utara.
Beberapa produk yang dikeluarkan Wilmar antara lain minyak goreng Sania, minyak goreng Fortune, minyak goreng Sovia, tepung terigu Sania, minyak goreng Siip, dan lainnya. Hingga kini Wilmar sudah punya lebih dari 500 pabrik dengan jaringan distribusi yang luas mencakup China, India, Indonesia, dan lebih dari 50 negara lainnya.
Siapa sangka, kehidupan Martua Sitorus di masa kecil jauh berbeda dibanding sekarang. Saat kecil, pria asal Pematang Siantar itu harus kerja keras demi bisa menyelesaikan pendidikan hingga bangku kuliah.
Segala upaya dia lakukan untuk bisa menambah pemasukan. Bahkan sampai berjualan udang dan jadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatra Utara.
Ia dikenal sebagai orang yang gigih dan pantang menyerah. Berkat hal tersebut, Martua mampu menamatkan kuliahnya di Universitas HKBP Nomensen di Medan. Usai menyelesaikan kuliah, Martua mulai bisnis kecil-kecilan. Dia sempat berdagang di Kota Medan.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Kuok Khoon Hong, pengusaha asal Malaysia. Dia lah yang menjadi rekan bisnis Martua yang membawanya menjadi pengusaha kelas kakap.
Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau William menghasilkan ide bisnis yakni pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991. Perusahaan ini pun diberi nama Wilmar Internasional yang diambil dari gabungan nama depan mereka William dan Martua, Wil-Mar.
Wilmar mulanya mengelola 7.100 hektar kebun kelapa sawit. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang hingga mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Bisnis itu pun tetap kokoh meski dihajar krisis.
2. Anthoni Salim
Anthoni Salim menempati peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2021. Adapun kekayaannya saat ini sebesar 8,5 miliar dolar AS atau Rp122,7 triliun.
Sumber kekayaan Anthoni Salim tidak hanya berasal dari produk mi instan, Indomie, tapi juga dari kelapa sawit.
Diketahui Bisnis kelapa sawit keluarga Salim dijalankan lewat perusahaannya Indofood Agri Resources Ltd. Sementara di bawah Grup Salim, ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit, seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Beberapa tahun ke belakang, Grup Salim mengakuisisi banyak perusahaan kelapa sawit yang membuat lahan miliknya menjadi makin luas.
3. Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto berada peringkat ke-21 orang terkaya Indonesia versi Forbes 2021. Kekayaannya saat ini tercatat sebesar 1,9 miliar dolar AS atau Rp 27,4 triliun.
Dia yang memulai bisnisnya pada 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak, kini dikenal sebagai konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura.
RGEI bergerak di berbagai industri, diantaranya kertas dan pulp (Asia Pacific Resources International Holding Ltd), dan industri perkebunan kelapa sawit (Asian Agri dan Apical).
4. Ciliandra Fangiono
Ciliandra merupakan orang terkaya paling muda dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun lalu. Pengusaha 45 tahun ini berada di posisi 24. Kekayaannya saat ini tercatat sebesar 1,83 miliar dolar AS atau Rp 26,4 triliun.
Dia adalah CEO First Resources Ltd, perusahaan yang tercatat di bursa efek Singapura. Perusahaan ini diketahui banyak menguasai ratusan ribu hektare lahan sawit di Indonesia.
5. Peter Sondakh
Peter Sondakh berada di peringkat 20 orang terkaya Indonesia versi Forbes 2021. Saat ini, kekayaannya sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp28,9 triliun.
Dia Kepala Rajawali Corpora, perusahaan investasi yang portofolionya mencakup hotel, media, dan pertambangan. Dia juga memiliki perusahaan properti Grup Rajawali Property. Selain itu, dia pun memiliki Perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).
Sebagai catatan, taipan minyak sawit di Indonesia bukan hanya kelima pengusaha besar tersebut. Sebab, masih ada deretan orang terkaya RI yang meraup cuan melimpah dari hasil sawit di Tanah Air. Bahkan, menempati peringkat lebih tinggi di jajaran orang terkaya di Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)