Jakarta, CNBC Indonesia- Krisis pangan global amatlah mengkhawatirkan di 2024, dengan jutaan orang menghadapi kelaparan akut akibat konflik, perubahan iklim, dan ketidakstabilan ekonomi.
Berdasarkan laporan terbaru Badan Pangan Dunia (FAO) lebih dari 864 juta orang di seluruh dunia mengalami food insecurity parah (severe food insecurity), dengan Afrika dan Asia menjadi wilayah paling terdampak.
1. Jalur Gaza: Pusat Krisis Kemanusiaan Terburuk
Gaza mengalami kondisi paling parah dalam sejarah ketahanan pangan global. Hampir seluruh populasi 2,2 juta orang menghadapi kondisi darurat pangan (IPC Level 3 ke atas), dengan lebih dari 576 ribu orang masuk dalam kategori kelaparan ekstrem (IPC Level 5). Laporan terbaru FAO bahkan memperingatkan potensi kelaparan massal jika akses bantuan kemanusiaan tetap dibatasi.
2. Sudan: Bencana Pangan Akibat Konflik
Sudan menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak yang mengalami food insecurity tingkat darurat (IPC Level 4). Lebih dari 20 juta orang menghadapi krisis pangan akut selama musim paceklik 2023, dengan 6,3 juta di antaranya berada dalam kondisi emergency. Konflik berkepanjangan dan gelombang pengungsian besar-besaran semakin memperburuk krisis.
3. Haiti: Negara Karibia dalam Bahaya
Setengah populasi Haiti-sekitar 5 juta orang-berada dalam kondisi food insecurity akut (IPC Level 3 ke atas), dengan 1,8 juta di antaranya dalam level darurat (IPC Level 4). Ketidakstabilan politik, kekerasan geng, serta inflasi tinggi memperburuk akses terhadap pangan.
4. Yaman: Dekade Krisis yang Tak Berujung
Di Yaman, sekitar 18 juta orang masih menghadapi food insecurity akut. Konflik berkepanjangan dan embargo ekonomi telah menjadikan negara ini salah satu yang paling rentan terhadap kelaparan. Situasi diperburuk oleh harga pangan yang melonjak dan akses terbatas terhadap bantuan.
Foto: Pengungsi Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis di tenda kamp, di tengah kekurangan pangan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 27 Februari 2024. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Pengungsi Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis di tenda kamp, di tengah kekurangan pangan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 27 Februari 2024. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
5. Republik Demokratik Kongo: Krisis yang Luput dari Perhatian
Dengan 26 juta orang yang menghadapi food insecurity akut, Republik Demokratik Kongo (RDC) menjadi salah satu negara paling rawan pangan di dunia. Meskipun kurang mendapat perhatian dibanding wilayah konflik lain, krisis pangan di RDC terus memburuk akibat ketidakstabilan politik dan infrastruktur yang lemah.
Kelaparan global terus meningkat di tengah ketidakstabilan geopolitik, perubahan iklim, dan perlambatan ekonomi. Akses terhadap bantuan kemanusiaan dan kebijakan pangan yang tepat menjadi kunci untuk mengatasi krisis ini. Namun, tanpa solusi jangka panjang, ketahanan pangan global akan terus memburuk, meninggalkan jutaan orang dalam kondisi kritis.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)