Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump merebut kembali Gedung Putih dengan kemenangan telak pada pemilu presiden Amerika Serikat (AS) yang digelar pada Rabu (6/11/2024). Trump berhasil mendapatkan lebih dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menang setelah merebut tiga negara bagian medan pertempuran dari Demokrat yakni Georgia, Pennsylvania, dan Wisconsin, dan beberapa wilayah lainnya.
Hingga Kamis (7/11/2024) pukul 12.28 WIB, Trump mengumpulkan 295 electoral college sementara lawannya, Kamala Harris, sebanyak 226.
Kemenangan Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) akan berdampak positif dan juga negatif terhadap beberapa sektor sehingga sangat berpengaruh terhadap volatile pada saham-saham tertentu.
Buruk Bagi Emas
Usai kemenangan Trump, harga emas merespon buruk hingga anjlok 3,07% di level 2.659,24 Rabu (6/11/2024).
Anjloknya harga emas disebabkan melonjaknya indeks dolar AS yang melesat 1,61% di level 105,08 Rabu (6/11/2024).
Analis StoneX, Rhona O'Connell, kemenangan Trump akan membuat dolar menguat. Kondisi ini tentu berdampak buruk kepada emas. Seperti diketahui, pembelian emas dikonversi dalam dolar sehingga dolar yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau untuk dibeli.
Kemenangan Trump juga menghapus adanya risiko dari ketidakpastian politik di AS.
Indeks dolar terbang ke 105,088 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 9 Juli 2024 atau lebih dari tiga bulan.
"Kemenangan Trump yang sangat siginfikan menghilangkan elemen risiko (ketidakpastian). Sementara penguatan dolar pagi itu turut menurunkan harga emas," tutur O'Connel, dikutip dari Reuters.
Investor memperkirakan kepresidenan Trump akan memperkuat dolar AS, yang dapat menyebabkan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menghentikan siklus penurunan suku bunganya jika inflasi meningkat akibat tarif baru yang diharapkan diberlakukan Trump.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan bahwa risiko inflasi yang meningkat bisa memperlambat laju pemangkasan suku bunga AS seiring dengan penerapan tarif baru.
Trump menerapkan kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan nilai dolar AS, yang secara tidak langsung dapat melemahkan daya tarik komoditas emas sebagai aset lindung nilai.
Berikut deretan saham emas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Minyak Berpotensi Makin Melemah
Bukan hanya emas, kebijakan dalam menjaga stabilitas ekonomi AS juga berpotensi menekan harga minyak dunia. Trump berjanji untuk membebaskan energi AS dengan rencana untuk membuka sumber daya minyak yang sangat besar di tanah publik Amerika untuk pengembangan energi.
Kebijakan Trump bertentangan dengan kebijakan Presiden AS sebelumnya Joe Biden yang membatasi ekstraksi bahan bakar fosil di tanah dan perairan publik. Di bawah kepemimpinan Biden, AS mengembangkan rencana untuk menjual hak lepas pantai minyak dan gas, dengan hanya tiga lelang yang dijadwalkan dalam lima tahun. Pemerintahan Biden juga memberlakukan peraturan yang menghalangi pengeboran di lebih dari setengah Cadangan Minyak Nasional di Alaska.
Analis Reuters, Clyde Russel, mengatakan kemenangan Trump diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak AS. Dengan produksi yang melimpah maka harga bisa lebih murah. Namun, banyak yang meragukan dampak signifikan pada output, mengingat produksi AS sudah mencapai level rekor.
"Trump juga telah berjanji untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah, yang dapat menurunkan premi risiko geopolitik dan mengurangi tekanan pada harga minyak," ujar Russel.
Trump bisa mengarahkan Kementerian Dalam Negeri untuk segera merevisi kebijakan-kebijakan tersebut, meskipun mungkin memerlukan waktu hingga dua tahun bagi lembaga ini untuk menyelesaikan tinjauan lingkungan yang diperlukan dan mengurus persyaratan prosedural lainnya sebelum menjual hak pengeboran lepas pantai yang lebih banyak.
Dengan sumber daya minyak yang akan mengakibatkan supply tinggi di AS tentu akan menyebabkan pelemahan harga minyak.
Hal ini tercermin dari respon pergerakan harga minyak dunia yang kompak melemah.
Usai kemenangan Trump pada Rabu (6/11/2024), harga minyak mentah WTI melemah 0,42% di level US$ 71,69 per barel, begitu juga dengan minyak mentah Brent yang terdepresiasi 0,81% di level US$74,92 per barel.
Berikut deretan saham minyak dan gas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perbankan Big Caps Makin Anjlok
Performa pergerakan saham big bank Indonesia akhir-akhir ini kurang menguntungkan. Usai kemenangan Trump, kondisi harga saham perbankan Indonesia makin mengkhawatirkan.
Tertekannya saham perbankan disebabkan para investor asing yang cenderung melakukan aksi jual (outflow) di tengah kekhawatiran akan kebijakan ekonomi Trump yang lebih proteksionis.
Dimana ekspektasi para investor terhadap kebijakan Trump akan memprioritaskan pasar domestik Amerika, mengurangi ketergantungan pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Sehingga hal ini dapat mendorong perekonomian AS dan menjadikan pasar keuangan AS lebih menarik.
Saham Hary Tanoe Berpesta
Kehadiran Hary Tano dan keluarga di di acara Election Night, pada Selasa (5/11/2024) menjadi sorotan. Mereka membagikan momen-momen yang terjadi, termasuk berfoto dengan keluarga dari Donald Trump.
Diketahui Hary Tanoe merupakan rekan bisnis Trump. Kerja sama antara Trump dengan Hary Tanoe sudah berjalan sejak tahun 2015. Trump menggaet Hary Tanoe untuk membangun berbagai asetnya yang ada di Indonesia seperti Trump Residences Lido dan Trump International Golf Club-Lido.
Kedekatan di antara keduanya pun mendorong melesatnya saham-saham yang terafiliasi dengan Hary Tanoe.
Usai hasil voting sementara dalam pemilihan umum (pilpres) AS yang menunjukkan kemenangan Trump, saham-saham Hary Tanoe kompak melesat.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini: