Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam tanah Indonesia yang subur, tumbuhlah jahe rempah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya, kesehatan, dan kuliner kita.
Tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, jahe Indonesia kini merambah pasar internasional. Aroma khas dan manfaat kesehatan yang tak terbantahkan menjadikan jahe sebagai primadona ekspor ke berbagai negara. Namun, bagaimana kiprah jahe Indonesia di kancah global, dan mengapa negara-negara tertentu menjadi tujuan utama ekspornya?
Produksi jahe Indonesia menunjukkan fluktuasi yang cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jahe Indonesia sempat mencatat rekor tertinggi pada tahun 2021 dengan angka 307.241.517 kilogram.
Foto: Jahe (Photo by Joris Neyt from Pexels)
Jahe (Photo by Joris Neyt from Pexels)
Namun, angka tersebut menurun menjadi 198.873.337 kilogram pada tahun 2023. Meski produksi mengalami penurunan, daya saing dan kualitas jahe Indonesia tetap mampu mempertahankan posisinya di pasar ekspor, menarik minat negara-negara seperti Bangladesh, Pakistan, Malaysia, India, dan Taiwan.
Berdasarkan data BPS tahun 2023, Bangladesh menjadi negara tujuan utama ekspor jahe Indonesia. Dengan nilai mencapai US$ 15.288.412 atau setara 16.884.678 kilogram, Bangladesh menempati urutan teratas. Disusul oleh Pakistan dengan nilai ekspor US$ 7.363.630 atau 13.831.963 kilogram, lalu Malaysia, India dan Taiwan.
Dengan angka tersebut, terlihat jelas bahwa permintaan jahe utuh dari negara-negara Asia Selatan cukup tinggi, baik dari segi volume maupun nilai.
Mengapa negara-negara seperti Bangladesh dan Pakistan begitu tertarik pada jahe Indonesia? Salah satu alasannya adalah kualitas dan karakteristik jahe Indonesia yang unik, dengan aroma tajam dan cita rasa khas yang cocok digunakan dalam berbagai masakan lokal mereka.
Di Bangladesh dan Pakistan, jahe menjadi bahan pokok dalam masakan sehari-hari, terutama untuk rempah dasar pada masakan kari dan sup. Selain itu, jahe juga banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, minuman kesehatan, dan industri kosmetik, mengingat khasiatnya yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam konteks ekonomi, ekspor jahe ke negara-negara tersebut juga didorong oleh harga yang kompetitif dan kemudahan akses logistik. Negara-negara ini memiliki kedekatan geografis dengan Indonesia yang membuat biaya transportasi lebih rendah dibandingkan dengan ekspor ke benua lain. Koneksi antar-pelabuhan yang semakin terbuka juga memperkuat rantai pasok ekspor jahe, mendorong peningkatan jumlah permintaan yang stabil dari tahun ke tahun.
Dengan permintaan global yang masih tinggi dan manfaat kesehatan jahe yang kian populer, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan ekspor jahe. Meski tantangan dalam fluktuasi produksi masih menjadi pekerjaan rumah, pemerintah bersama dengan para pelaku industri dapat mendorong praktik agrikultur yang lebih berkelanjutan dan efisien, sehingga dapat menjaga pasokan jahe Indonesia di pasar internasional.
Jahe Indonesia bukan hanya sekadar rempah, namun juga produk ekspor dengan potensi yang sangat besar. Dalam persaingan global, kualitas dan keunikan jahe Indonesia mampu mencuri perhatian pasar internasional, terutama di negara-negara Asia Selatan. Dengan strategi yang tepat, ekspor jahe Indonesia dapat menjadi salah satu komoditas andalan yang turut mendongkrak ekonomi nasional dan mengharumkan nama Indonesia di pasar dunia.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)