Jakarta, CNBC Indonesia - Efek inflasi tinggi dan persaingan dagang yang ketat lagi-lagi memakan korban, bahkan bagi beberapa brand yang dulunya jadi primadona kini telah bangkrut.
Baru-baru ini Sritex, perusahaan tekstil ternama di RI yang sudah berdiri lebih dari 50 tahun dan merupakan salah satu yang terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dinyatakan pailit akibat menderita utang segunung.
Kabar kebangkrutan Sritex ini kemudian menambah deretan perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Tim Riset CNBC Indonesia telah merangkum beberapa perusahaan besar dan terkenal yang membuat geger karena kolaps.
Berikut rinciannya :
1. Sritex
Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang menyatakan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pailit.Hal ini tertuang dalam putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.
Dalam putusan tersebut, Sritex, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya telah lalai dalam memenuhi kewajiban pembayarannya kepada PT Indo Bharat Rayon, selaku pemohon, berdasarkan Putusan Homologasi tanggal 25 Januari 2022.
"Menyatakan PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya pailit dengan segala akibat hukumnya," mengutip petitum melalui SIPP PN Semarang, Kamis (24/10/2024).
Selain itu, pengadilan juga menyatakan batal Putusan Pengadilan Niaga Semarang Nomor No. 12/ Pdt.Sus-PKPU/2021.PN.Niaga.Smg Tanggal 25 Januari 2022 mengenai Pengesahan Rencana Perdamaian (Homologasi).
Foto: Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan tekstil tersebut melaporkan bahwa utang-nya semakin besar dan sebagian karyawan telah dirumahkan.
SRIL mencatatkan rincian bahwa per 31 Maret 2024, utang yang belum jatuh tempo mencapai US$ 31,67 juta, meningkat sebesar US$ 8,7 juta dibandingkan posisi Desember 2023.
Kemudian utang yang jatuh tempo dalam 30 hari naik US$ 630.000. Lalu 31-90 hari naik US$ 1,2 juta dan 91-180 hari naik US$ 468.000. Selain itu, SRIL juga telah melakukan restrukturisasi surat utang jangka pendek (MTN) yang awalnya jatuh tempo 18 Mei 2021 menjadi 29 Agustus 2027.
2. The Body Shop
Berikutnya ada perusahaan kosmetika termasyhur dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan gerainya di Amerika Serikat dan Kanada.
Ratusan toko di AS termasuk toko online tidak lagi beroperasi sejak 1 Maret 2024. Sedangkan di Kanada ada 33 toko dari 105 toko dijual.
"Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah," dikutip dari laporan CNN, Jakarta, Senin (11/3/2024).
3. Tupperware
Tupperware, brand peralatan rumah tangga kesayangan emak-emak Indonesia yang sudah beroperasi 78 tahun juga harus rela bangkrut akibat kalah saing dan beban keuangan membengkak.
Tupperware Brands Corporation sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Selasa (17/9/2024). Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu butuh persetujuan pengadilan untuk menentukan nasib mereka ke depan.
Manajemen mengatakan telah mengalami kerugian yang meningkat karena turun drastisnya permintaan. Penjualannya merosot dalam beberapa tahun terakhir di tengah strategi baru perusahaan menempatkan lebih banyak produknya di toko ritel dan platform penjualan daring.
Di masa lalu, kerap ada "Pesta Tupperware" yang mempertemukan para penjual dengan pembeli melalui demo di mana konsumen bisa mencoba langsung produk-produk yang dijajakan.
Namun strategi itu, menurut perusahaan tersebut, kini gagal menjangkau konsumen modern.
"Perusahaan tersebut memiliki utang sebesar US$812 juta (sekitar Rp 12,4 juta triliun)," bunyi berkas pengadilan dikutip Reuters, dikutip Kamis (19/9/2024).
"Para pemberi pinjaman baru telah berupaya menggunakan posisi utang mereka untuk menyita aset Tupperware termasuk kekayaan intelektualnya seperti mereknya, yang mendorong perusahaan untuk mencari perlindungan kebangkrutan," kata perusahaan dimuat laman yang sama.
3. Silicon Valley Bank (SVB)
SVB dinyatakan kolaps satu tahun lalu dan bikin geger seantero dunia. Investor pun takut krisis 2008 akan kembali terjadi.
Bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat (AS) ini resmi bangkrut hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal.
Foto: cover topik/ Silicon Valley Bank / Aristya Rahadian
Silicon Valley Bank
Dapat dikatakan, perjalanan empat dekade SVB sebagai pemberi pinjaman pilihan dunia teknologi berakhir. Perusahaan ditutup karena kekhawatiran likuiditas.
Kebangkrutannya membuat pasar di AS panik. Presiden AS Joe Biden, Menteri Keuangan Janet Yellen, serta bank sentral The Fed langsung bersuara dan mengadakan rapat soal kejadian ini.
Saat SVB kolaps tak hanya pasar AS yang panik, investor dunia pun mulai khawatir bahwa tren suku bunga tinggi akan memakan korban lebih banyak dan menyebar ke seluruh bank di dunia.
4. JD.ID
JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. JD.ID lahir dari kongsi antara Jingdong (JD.com) dengan firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital.
Setelah rentetan PHK dan menutup layanan logistik, JD.ID resmi menutup layanannya memasuki tahun ke-delapan beroperasi di Indonesia. Dalam pengumumannya, layanan akan tutup pada 31 Maret 2023.
JD.com mengumumkan penutupan itu dalam situs resminya. Perusahaan juga menyatakan tidak lagi menerima pesanan per 15 Februari 2023.
5. Nokia
Nokia sempat menjadi primadona di masa keemasannya. Namun sekarang, divisi produsen ponsel asal Finlandia tersebut bangkrut.
Dalam waktu kurang dari satu dekade, Nokia muncul untuk memimpin revolusi ponsel. Pada puncaknya, Nokia menguasai pangsa pasar ponsel global lebih dari 40 persen.
Namun posisinya di puncak hanya sebentar, penurunan bisnis Nokia dimulai dengan penjualan bisnis telepon selulernya ke Microsoft pada tahun 2013.
Foto: CC0/Tomaszów Mazowiecki
Nokia 1100
Kehadiran pesaing seperti Apple, Samsung dan produsen lainnya bisa saja disalahkan atas kematian Nokia. Namun jika dilihat Nokia mulai runtuh dari dalam, jauh sebelum perusahaan-perusahaan ini memasuki pasar ponsel.
Pada masa kemajuan teknologi ini, perubahan pasar yang cepat, dan kompleksitas yang berkembang, menganalisis kisah Nokia memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi perusahaan manapun yang ingin mempertahankan posisi dalam industri ini.
6. Kodak
Kodak telah berdiri sejak 1892 dan merupakan perintis industri fotografi yang fenomenal. Walau demikian, perusahaan ini resmi dinyatakan pailit sejak tahun 2012 silam.
Kodak tak bisa lagi bersaing dengan kompetitornya yang menawarkan produk digital dengan kemajuan sangat pesat. Kodak tidak pernah berinovasi untuk bisnis yang sangat ketat persaingannya.
Kebangkrutan Kodak ini tentu turut membuat patah hati ibu-ibu yang pada zaman dulu belum memiliki handphone secanggih ini, sehingga dalam mengabadikan momen bersama keluarga tentu memanfaatkan jasa foto dari Kodak.
7. PT Nyoya Meneer
PT Nyonya Meneer juga masuk dalam daftar perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia. Hal tersebut sudah dirasakan pasca kerusuhan operasional yang dialami perusahaan sejak 1984 hingga 2000.
Akhirnya perusahaan membuat keputusan dengan menjual asetnya. Sebagai informasi, PT Nyonya Meneer terlilit utang hingga mencapai Rp267 miliar.
Jamu Cap Potret Nyonya Meneer atau PT Nyonya Meneer adalah perusahaan yang memproduksijamu tradisional Jawayang dipelopori oleh Nyonya Meneer. Ia menggunakan keahliannya mengobati berbagai penyakit dengan keahliannya meracik jamu tradisional Jawa. Produknya ini kemudian dijual dan dipasarkan.
8. Giant
Bisnis ritel dengan format hypermarket ini sebenarnya sudah mulai melemah sejak 2015. Pada saat itu, perusahaan memutuskan untuk menutup 75 gerai Giant di sejumlah daerah karena faktor rendahnya penjualan.
Selain itu, manajemen mengaku pelemahan ekonomi dan turunnya daya beli menjadi pendukung diambilnya keputusan tersebut. Berselang tiga tahun, sejumlah gerai Giant, terutama Giant Expres kembali mengalami nasib serupa.
Dari awalnya berjumlah 166 gerai, terpangkas menjadi 142 gerai. Hal ini berlanjut pada Juli 2019, Giant yang merupakan bagian dari Hero Group ini tutup di sejumlah lokasi.
Foto: Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Adapun dalam situasi pandemi, awal tahun ini tiga gerai Giant lanjut dilakukan penutupan. Selain Giant Ekstra di Margo City Depok, dua lainnya yakni Giant Mayasari Plaza dan Giant Kalibata.
Sebelum bergabung di unit bisnis HERO, Giant diketahui merupakan perusahaan asal Malaysia yang didirikan pada 1944 oleh Keluarga Teng. Berkantor pusat di Shah Alam, Selanggor Darul Ehsan, Giant menyediakan berbagai keperluan harian, dari mulai makanan hingga kebutuhan sandang.
Ini tentunya turut membuat kekecewaan para emak-emak di Tanah Air sebab Giant dikenal dengan tempat berbelanja murah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini: