Permintaan Emas Dunia Pecah Rekor, Harganya Segera ke US$3.000/Onz?

1 week ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan dari World Gold Council mengungkapkan bahwa permintaan emas global meningkat 5% secara tahunan menjadi 1.313 ton pada kuartal tiga 2024, ini merupakan rekor tertinggi untuk kuartal ketiga. Permintaan total melampaui US$100 miliar untuk pertama kalinya, didukung oleh investasi kuat di tengah harga emas yang mencapai rekor tertinggi.

Permintaan investasi global naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi 364 ton, didorong oleh pergeseran permintaan untuk ETF emas terutama dari investor Barat. Secara global, ETF emas menambah 95 ton, mencatatkan kuartal positif pertama sejak Q1 2022. Permintaan emas batangan dan koin turun 9%, namun total sepanjang tahun tetap kuat di 859 ton, dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun sebesar 774 ton.

Pembelian oleh bank sentral melambat di Q3, meskipun permintaan tetap kuat di 186 ton. Total permintaan bank sentral sepanjang tahun ini mencapai 694 ton, sejalan dengan periode yang sama pada 2022.

Harga emas terus naik ke rekor tertinggi selama kuartal tersebut dengan rata-rata mencapai US$2.474 per ons, yang berdampak pada permintaan global untuk perhiasan emas. Konsumsi perhiasan turun 12% secara tahunan dalam hal volume, tetapi meningkat 13% dalam nilai, menunjukkan bahwa konsumen bersedia membayar lebih untuk jumlah produk emas yang lebih sedikit.

Selain itu, total permintaan emas di sektor teknologi tumbuh 7% secara tahunan, didukung oleh peningkatan dari sektor elektronik seiring dengan terus berkembangnya *boom* kecerdasan buatan yang mendukung permintaan emas.

Pasokan emas total meningkat 5% secara tahunan, dengan lonjakan produksi tambang sebesar 6% dan peningkatan 11% dalam daur ulang.

"Q3 menunjukkan peningkatan investasi dan aktivitas over-the-counter yang menopang permintaan emas global dan mendorong performa harga. Meski harga emas yang tinggi melemahkan permintaan di sebagian besar pasar konsumen, pemotongan bea impor di India membuat permintaan perhiasan serta emas batangan dan koin tetap tinggi di lingkungan harga yang memecahkan rekor," ujar Louise Street, Analis Pasar Senior di World Gold Council.

Louise menambahkan bahwa ada faktor FOMO di kalangan investor menjadi pendorong utama peningkatan permintaan pada kuartal ini. Investor menunjukkan minat untuk mengikuti momentum harga, terdorong oleh prospek penurunan suku bunga di masa depan, serta mempertimbangkan peran emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian politik AS dan eskalasi konflik di Timur Tengah. Harga emas dunia di pasar spot sendiri pernah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.786,19 per troy ons pada 30 Oktober 2024.

Dilansir dari investing.com, harga emas dunia diperkirakan akan diperdagangkan antara US$2.600 hingga US$3.000 per troy ons pada akhir tahun, menurut hasil polling pembaca Investing.com.

Dari 2.330 suara, 49,9% responden mengatakan mereka memperkirakan harga logam kuning akan berada dalam kisaran tersebut pada akhir tahun 2024. Sementara itu, 32,3% meyakini harganya akan berada di atas US$3.000 per troy ons dan 17,9% memperkirakan harganya akan berada di bawah US$2.600 per troy ons.

Peningkatan ini ditopang oleh pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada minggu lalu, serta spekulasi bahwa bank sentral AS akan melakukan pemangkasan lebih lanjut tahun ini.

"Ke depan, perubahan besar dalam aliran investasi emas diperkirakan akan terus berlanjut, yang berpotensi menjaga permintaan dan harga tetap tinggi. Namun, kami telah melihat lebih dari 30 rekor harga tertinggi di tahun 2024, dan situasi ini akan terus menantang bagi konsumen. Namun, prospek pertumbuhan ekonomi adalah faktor lain yang akan kami perhatikan, yang dapat memengaruhi keseimbangan ini," ungkap Louise.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research