Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cukup menyedihkan setelah tampak loyo sepanjang pekan ini di tengah berbagai sentimen yang meliputinya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (25/10/2024), IHSG ditutup terkoreksi 0,28% ke posisi 7.694,66. IHSG pun kembali terkoreksi ke level psikologis 7.600 tepatnya di 7.690-an, setelah selama enam hari beruntun bertahan di level psikologis 7.700.
Nilai transaksi indeks pada Jumat lalu tampak mencapai sekitar Rp9,3 triliun dengan melibatkan 22,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 223 saham naik, 358 saham turun, dan 208 saham stagnan.
Sementara secara sepekan, IHSG mengalami depresiasi 0,84% dari 7.760 pada penutupan 18 Oktober 2024.
IHSG merana disepanjang pekan ini lantaran pasar masih cenderung wait and seeterhadap kebijakan Presiden Prabowo yang akan segera dilakukan.
Hingga kini, masih belum pasti kapan program-program dan kebijakan di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo dijalankan, karena hingga Minggu akhir pekan ini, rangkaian pembekalan bagi menteri, wakil menteri, dan para pembantu presiden masih berjalan.
Performa 11 Sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Data dari BEI menunjukkan dari 11 sektor yang ada, tujuh diantaranya tercatat ditutup berada di zona merah, sementara empat diantaranya masih mampu ditutup di zona hijau.
Sektor infrastruktur tercatat anjlok paling dalam yakni 2,34%, diikuti oleh kesehatan yang turun 1,95%, dan properti yang melemah 1,86%.
Hal ini berbanding terbalik dengan sektor infrastruktur yang justru melesat 2,56%, teknologi menguat 1,95%, dan transportasi & logistik yang naik 0,96%.
Ambruknya IHSG sepanjang pekan ini juga terlihat dengan derasnya dana asing yang keluar dari BEI yakni sebesar Rp3,62 triliun. Hal ini berbeda jauh dengan pekan sebelumnya yang justru tercatat investor asing melakukan aksi net buy sebesar Rp1,21 triliun.
Indikator pasar yang dilihat dari Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) juga tampak mengalami penurunan sepanjang pekan ini.
PER menurun dari 21 Oktober 2024 di angka 13,49x menjadi 13,23x pada 25 Oktober 2024. Begitu pula dengan PBV yang turun dari 2,28x menjadi 2,26x.
Pada pekan depan, tantangan terhadap pasar saham Indonesia masih hadir khususnya akibat tensi geopolitik yang memanas di Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024). Warga Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.
Serangan tersebut memicu kembali kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.
Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.
Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara. Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini: