Pasar Saham RI Sepi, Investor Tunggu "Keajaiban" Window Dressing

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham sudah memasuki kuartal terakhir tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, investor kini menunggu apakah ada tradisi window dressing menjelang tutup buku.

Memasuki kuartal terakhir atau kuartal IV-2024, investor justru mendapat kabar buruk yakni melandainya ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 sebesar 4,95% secara tahunan (year on year/yoy), turun dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang mampu tumbuh 5,05% (yoy).

Setelah kabar buruk mengenai ekonomi Indonesia, investor kini menunggu suntikan semangat baru. Semangat itu diharapkan bisa diperoleh melalui window dressing. Bak habis gelap terbitlah terang itulah yang sering orang bilang dengan Window Dressing. Istilah ini memang kerap digunakan menjelang akhir tahun sebagai strategi para manajer investasi untuk meningkatkan kinerja portofolio.

Bagai memoles wajah dengan make up agar cantik, manajer investasi menggunakan strategi window dressing agar portofolio lebih "cantik" atau lebih tepatnya supaya performa portofolio dari aset yang dikelola semakin menarik bagi investor.

Dalam praktiknya, manajer investasi menerapkan berbagai cara untuk mempercantik portofolio, mulai dari menaikkan harga saham yang masih laggard dengan bantalan modal besar atau bisa mengganti saham yang memiliki kinerja kurang oke dengan yang sedang naik daun dengan tujuan mengikuti tren naik dalam jangka pendek.

Efek dari strategi tersebut biasanya tidak hanya berlangsung pada akhir kuartal tiap tahun-nya, akan tetapi bisa berlanjut ke bulan bulan setelah-nya yang juga dikenal sebagai January Effect, dengan catatan kondisi makro ekonomi juga semakin mendukung.

Meski demikian, fenomena window dressing memang paling signifikan ketika Desember, karena secara historis kinerja bulan ini terbukti mengungguli bulan lainnya. Sehingga bisa dikatakan kinerja dalam satu bulan terakhir tersebut diharapkan bisa mempercantik performa portofolio selama setahun penuh.

IHSG Tahun Ini

Di sepanjang  2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu mencatatkan kenaikan sebesar 3,01% hingga perdagangan Selasa (5/11/2024) di level 7.491,93.

Kenaikan IHSG yang terbatas didorong oleh penjualan investor asing di pasar saham RI, dimana net foreign sell sepanjang tahun 2024 untuk pasar reguler tercatat Rp5,93 triliun. Akan tetapi secara keseluruhan pasar, net foreign buy masih tercatat sebesar Rp38,74 triliun.

Di tengah melandainya ekonomi RI, investor lebih instrumen investasi yang memiliki resiko rendah seperti reksadana dan emas. Hal ini mendorong sepinya pasar saham RI.

Sepinya transaksi saham RI berdampak pada kurang volatile nya transaksi sehingga mendorong beberapa saham harus mengalami kejatuhan seperti saham-saham pada sektor perbankan, yang dimana labanya bertumbuh, namun harga sahamnya justru masih melandai dan bahkan jatuh.

Kini investor hanya berharap akan adanya window dressing yang dapat mendorong pasar menjadi lebih ramai dan bergairah. Fenomena ini biasanya terjadi pada akhir tahun, terutama pada Desember atau awal tahun seperti Januari.

Jika melihat track record dalam lima tahun ke belakang, IHSG selalu ditutup menguat atau berada di zona merah saat window dressing di bulan Desember.

stockbitFoto: stockbit


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research