Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump memenangkan pemilu Amerika Serikat (AS). Kemenangan ini langsung disambut meriah pelaku investor saham dan kripto (Bitcoin).
Per 7 November 2024 pukul 05:46 WIB, Trump telah meraup electoral college sebanyak 295 dengan jumlah 72.111.404 votes (50.9%). Sedangkan lawannya, Kamala Harris, memperoleh electoral college sebanyak 226 dengan jumlah 67.306.741 votes (47.6%). Batas kemenangan electoral college adalah 270.
Foto: Presidential Results
Sumber: The Associated Press
Bursa Wall Street Kompak Melambung Tinggi
Dari bursa AS, Wall Street berpesta pora usai Donald Trump dinyatakan dalam pemilihan presiden (pilpres) AS. Bursa AS bahkan mencetak rekor terbaiknya pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Indeks Dow Jones melonjak 1.508,05 poin, atau 3,57% dan menutup perdagangan di rekor baru di 43.729,93. Terakhir kali indeks blue-chip Dow melonjak lebih dari 1.000 poin dalam satu hari adalah pada November 2022.
Indeks S&P 500 juga mencatatkan rekor tertinggi dengan terbang 2,53% ke posisi 5.929,04. Nasdaq Composite melesat 2,95% ke level tertinggi barunya di 18.983,47.
Optimisme investor dipicu oleh harapan bahwa pemerintahan Trump kedua akan membawa kebijakan pro-bisnis seperti pemotongan pajak, deregulasi, dan tarif, yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan.
Saham-saham yang dianggap akan diuntungkan di bawah kepemimpinan Trump pun tampak melonjak.
Sektor-sektor yang diperkirakan paling diuntungkan dari kebijakan Trump memimpin reli ini, termasuk sektor keuangan, energi, dan industri. Saham bank besar seperti JPMorgan dan Wells Fargo melonjak 11,5% dan 13,5%, masing-masing mencapai level tertinggi baru, sementara Nvidia naik 4% dan Tesla melonjak 14,7%.
Gambar us30, us100, us500
Saham Tesla menjadi salah satu yang paling tinggi kenaikannya karena kedekatan sang pemilik, Elon Musk, dan Trump. Keduanya bahkan sepakat saling membantu.
Elon Musk mengeluarkan ratusan juta dolar untuk memenangkan Trump. Da bahkan menjanjikan lotere berhadiah US 1 juta per hari bagi para pemilih. Musk diperkirakan akan diuntungkan oleh sejumlah regulasi seperti pajak yang murah.
Bitcoin Lanjut Terbang
Bukan hanya pasar saham dan saham-saham tertentu yang naik setelah kemenangan Trump pagi ini, tetapi cryptocurrency juga mengalami kenaikan secara keseluruhan, termasuk Bitcoin.
Pada pagi hari ini pukul 06:04 WIB, Bitcoin naik 8,62% dalam 24 jam terakhir di angka US$75.663 dan secara mingguan mengalami penguatan sebesar 4,59%.
Untuk diketahui, Trump merupakan sosok yang berulang kali menyatakan dukungannya terhadap kripto dan mengidentifikasi dirinya sebagai kandidat pro-kripto.
Trump sering berjanji untuk mengakhiri perang terhadap kripto jika terpilih dan berjanji akan menjadikan AS sebagai "ibu kota kripto dunia" jika dia memenangkan pemilu presiden.
Dengan kemenangan Trump, "gerakan anti-Bitcoin" di Amerika Serikat dianggap telah "mati," menurut Dennis Porter, salah satu pendiri Satoshi Action Fund.
"Amerika Serikat akan menjadi negara paling pro-Bitcoin di dunia," tulis Porter dalam sebuah posting di X (sebelumnya Twitter) sebagai komentar atas kemenangan presiden tersebut.
Saham Minyak di AS Kompak Naik
Selama kampanye, Trump berjanji untuk mengurangi belanja energi hijau, keluar dari perjanjian iklim internasional yang vital, dan memulai gelombang baru pengeboran minyak dan gas yang dia sebut sebagai "emas cair."
"Hasil dari pemilu ini akan dianggap sebagai pukulan besar bagi aksi perubahan iklim global, tetapi hal itu tidak dapat dan tidak akan menghentikan perubahan yang sedang berlangsung untuk mendekarbonisasi ekonomi dan mencapai tujuan Perjanjian Paris," kata mantan Kepala Iklim PBB dan arsitek Perjanjian Paris, Christiana Figueres, dalam sebuah unggahan di media sosial dikutip dari Euronews.
Trump berjanji akan melakukan pengeboran minyak lebih masih lagi (drill baby drill) yang tentunya hal ini membuat harga saham minyak di AS khususnya tampak membumbung tinggi pasca Trump unggul dalam pilpres tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini: