- IHSG selalu catatkan kinerja positif usai pergantian kepemerintahan
- Wall Street kompak menghijau di akhir perdagangan pekan lalu
- Sentimen kabinet baru hingga data ekonomi AS akan menjadi penentu pasar pekan ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI kompak mencatatkan kinerja pergerakan yang positif dalam sepekan kemarin menjelang pergantian Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029. Baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah sama-sama menguat.
Jika melihat track record pergerakan usai pergantian masa kepemimpinan, diprediksi pergerakan IHSG maupun rupiah akan berlanjut positif dalam sepekan ini. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa sentiment dalam negeri maupun luar negeri di sepanjang pekan ini.
Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman tiga pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (18/10/2024), IHSG tercatat menguat 0,32% di level 7.760,06. Dalam sepekan kemarin IHSG berhasil melesat 3,18%.
Mengingat kemarin pada Minggu (20/10/2024), merupakan hari pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Dalam sejarahnya, pergerakan IHSG selalu positif dalam tahun pergantian kepemimpinan kepala negara.
Tercatat dalam lima tahun terakhir, pergerakan IHSG kompak bergerak menguat saat pergantian kepemimpinan negara pada tahun 2004 hingga tahun ini.
Tahun 2004 diketahui merupakan tahun dimulainya kepemimpinan baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dilantik pada Rabu (20/10/2024) di Gedung DPR/MPR.
Berlanjut pada tahun 2009 merupakan tahun kepemimpinan lanjutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dua periode, dengan Wakil Presiden Boediono. Pelantikan berlangsung pada Selasa (20/10/2009) di Gedung Nusantara, Senayan dalam Sidang Paripurna MPR RI.
Kemudian tahun 2014, merupakan tahun kepemimpinan baru dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Keduanya dilantik pada Senin (20/10/2014) di Gedung DPR/MPR.
Berlanjut dua periode, pada 2019, Presiden Jokowi kembali dilantik bersama dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Keduanya dilantik pada Minggu (20/10/2019) di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dan pada Oktober 2024 merupakan era baru pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Keduanya kini bersiap untuk memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.
Hingga perdagangan Jumat (18/10/2024), IHSG tercatat telah melesat 6,7% di sepanjang tahun 2024 dan mendarat di level 7.760,06.
Pada transaksi Jumat, tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp11,71 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 24,76 miliar lembar, terdiri dari 293 saham naik, 281 turun dan 225 tidak berubah.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (18/10/2024) rupiah ditutup menguat 0,19% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di posisi Rp15.460/US$1. Dalam sepekan kemarin, rupiah telah bergerak menguat 0,74%.
Penguatan rupiah pada akhir pekan, didorong oleh pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,32% di level 103,49 pada Jumat (18/10/2024).
Penguatan rupiah juga didorong oleh cadangan devisa Indonesia yang tetap kuat, tercatat sebesar 149,9 miliar dolar AS pada akhir September 2024, cukup untuk pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ini jauh di atas standar internasional yang sebesar 3 bulan impor.
Meski ada optimisme dari sisi cadangan devisa, pemerintah tetap waspada terhadap dinamika eksternal. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat fundamental ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global, terutama dengan menjaga inflasi dan defisit anggaran tetap terkendali.
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Jumat (18/10/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat melemah 0,50% di level 6.607 dari perdagangan sebelumnya.
Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).
Pages