- Sentimen perang mereda setelah harga minyak anjlok 6% tanda perang tidak ada pengaruh ke energi
- Investor fokus terhadap data tenaga kerja dan IKK AS
- The Fed diperkirakan akan pangkas suku bunga 2 kali lagi di sisa pertemuan 2024
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia terlihat gugup mengawali perdagangan pada pekan terakhir Oktober. Pasar saham dan nilai tukar rupiah kompak berada di teritori negatif karena kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksinya pada akhir perdagangan Senin (28/10/2024), setelah sempat ambles 1% lebih karena memburuknya sentimen pasar global.
IHSG ditutup terkoreksi 0,78% ke posisi 7.634,63. Meski berhasil memangkas koreksinya, tetapi IHSG tak mampu untuk kembali ke level psikologis 7.700.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 20,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 203 saham menguat, 365 saham melemah, dan 227 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan yakni masing-masing mencapai 1,48% dan 1,34%.
IHSG kembali merana, terbebani oleh kabar dari memanasnya konflik di Timur Tengah, setelah Israel menyerang ibukota Iran, Teheran pada Sabtu pagi lalu.
Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran, terutama ke ibukota Teheran. Warga yang tinggal di Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.
Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarakat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.
Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.
Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara.
Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Sentimen di Timur Tengah juga turut andil terhadap pergerakan rupiah yang lesu dihadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah ambruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pasca adanya serangkaian serangan udara militer Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp15.720/US$ pada awal pekan ini Senin (28/10/2024) terpuruk hingga 0,54% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (25/10/2024). Selama satu hari penuh, fluktuasi rupiah pada kisaran Rp15.735/US$ hingga Rp15.660/US$.
Pelemahan rupiah hingga titik ini merupakan yang terdalam pasca terakhir kali terjadi pada 13 Agustus 2024 di titik Rp15.830/US$.
Pages