Kantong Rakyat Menjerit: Lebih Pilih Indomie Ketimbang Ngopi Cantik

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia -Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan adanya pelemahan daya beli serta semakin berkurangnya kelas menengah. Salah satunya adalah shifting konsumsi dari makanan berharga mahal ke makanan yang lebih murah.

Hal ini terbukti dari meningkatnya penjualan Indomie, brand milik dari Indofood. Perusahaan produsen mie instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), mengumumkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,15 triliun hingga akhir kuartal III-2024. Jumlah itu melesat 15,42% secara tahunan atau year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp 7,06 triliun.

Lonjakan laba ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih konsolidasi sebesar 8,14% yoy menjadi Rp 55,48 triliun dari semula Rp 51,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari penjualan tersebut, penjualan mi isntan menyumbang sebesar Rp 41,32 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 8,42% yoy dan berkontribusi atas 74,47% total pendapatan ICBP.

Sementara itu, laba usaha dari segmen penjualan mi instant tercatat mencapai Rp 10,67 triliun atau mencapai 86% dari total laba usaha ICBP hingga akhir September yang mencapai Rp 12,40.

Diketahui harga Indomie saat ini berada di kisaran Rp3.500 per picis, terjangkaunya harga Indomie mendorong sebagian masyarakat Indonesia memilih untuk makan atau jajan Indomie dibandingkan junk food atau makanan siap saji seperti Kentucky Fried Chicken (KFC).

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang mengoperasikan gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) sebagai satu-satunya pewaralaba KFC di Indonesia, mencatatkan penurunan omset.

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan entitas anak membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp557,08 miliar pada kuartal III-2024. Kerugian itu membengkak 266,59% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp152,41 miliar.

Indomie Rasa Ayam Spesial (CNBC Indoneia/Rindi Salsabilla)Foto: Indomie Rasa Ayam Spesial (CNBC Indoneia/Rindi Salsabilla)
Indomie Rasa Ayam Spesial (CNBC Indoneia/Rindi Salsabilla)

Penurunan kinerja bottom line itu tidak terlepas dari kinerja top line yang juga menurun. Tercatat, pendapatan FAST sebesar Rp3,59 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, turun 22,28% yoy dari setahun sebelumnya Rp4,61 triliun.

Semua lini pendapatan FAST pun turun. Pendapatan itu paling banyak berasal dari makanan dan minuman sebesar Rp3,57 triliun, turun dari setahun sebelumnya Rp4,6 triliun. Komisi atas penjualan juga turun menjadi Rp15,36 triliun dari setahun sebelumnya Rp17,26 triliun. Jasa layanan antar juga ikut turun menjadi Rp1,41 triliun dari setahun sebelumnya Rp2,07 triliun.

Selain makanan siap saji, imbas turunnya kelas menengah juga terjadi pada salah satu kopi merek fenomenal yang telah melekat di hati masyarakat Indonesia, Starbucks.

Emiten pengelola Starbucks PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengalami mengubah laba menjadi rugi, dengan penurunan sebesar 171% pada kuartal III tahun 2024.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru, rugi periode berjalan yang diatribusikan ke enitas induk perusahaan ritel ini per 30 September 2024 tercatat sebesar Rp79,13 miliar. Sementara di tahun 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp111,45 miliar.

Dari sisi top line, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,42 triliun. Angka ini turun 21% ketimbang 2023 sejumlah Rp3,07 triliun.

Pendapatan MAPB paling banyak dikontribusi dari penjualan minuman dan makanan. Adapun kedua pos tersebut sama-sama terkontraksi sebesar 26,37% dan 10,31%.

Rinciannya, produk minumannya terjual sebanyak Rp1,34 triliun dan makanan terjual Rp934,92 miliar selama triwulan III ini. Sementara penjualan lain-lain berkontribusi sebesar Rp148,91 miliar.

Dengan kondisi ekonomi yang sedang sulit, masyarakat Indonesia cenderung mengurangi pengeluaran yang tak begitu penting seperti jajan makanan siap saji atau junk food dan sekedar ngopi di sebuah cafe.

Makanan murah seperti Indomiekini menjadi pilihan andalan sebagian masyarakat. Namun, selain Indomie, makanan beku atau frozen food kini juga menjadi pilihan lain selain Indomie.

Tercatat beberapa produsen frozen food mencatatkan peningkatan penjualan. Salah satu perusahaan produksi frozen food yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) yang memiliki merek dagang ternama Kemfood salah satunya, mencatatkan peningkatan penjualan pada kuartal III 2024 sebesar 1,42% menjadi Rp58,59 miliar, dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp57,76 miliar.

Tercatat kontribusi penjualan frozen food pada daging olahan mencapai 83% per September 2024.

Merek frozen food lainnya yakni Kibif yang diproduksi oleh PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) juga mencatatkan lonjakan penjualan sebesar 85,49% menjadi Rp2,64 triliun pada kuartal III 2024, dibandingkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp383,63 miliar.

Hal ini membuktikan lebih terjangkaunya makanan frozen food dibandingkan junk food mendorong anjloknya penjualan makanan siap saji di restoran dan kopi di cafe.

Badai PHK dan Kelas Menengah Turun

Turunnya penjualan produk yang selama ini identik dengan kelas menengah semakin menegaskan adanya penurunan daya beli kelas tersebut. Penurunan ini sebenarnya sudah disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dan dipertegas dengan sejumlah data.

Sejumlah indikator menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia tidak baik-baik saja. Di antaranya adalah melandainya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024, fenomena banyaknya penutupan pabrik, meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), menurunnya jumlah kelas menengah hingga banyaknya orang makan indomie dibandingkan spending untuk makanan junk food.

Diketahui trend kelas menengah tercatat turun. Penurunan tersebut disebabkan oleh tekanan harga hingga perubahan gaya hidup.

Badan Pusat Statistik mencatat tren penurunan penduduk kelas menengah mulai terjadi pada 2020 ketika masa pandemi Covid-19. Pada 2019 jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta orang. Hingga tahun 2024, tercatat jumlah kelas menengah tersisa 47,85 juta orang. Jumlah tersebut turun 9,48 juta orang atau turun 16,5% sejak 2019.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (29/8/2024), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan dalam paparannya bahwa kriteria kelas menengah adalah mereka yang pengeluarannya berkisar 3,5 - 17 kali garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia atau sekitar Rp2.040.262 - Rp9.909.844 per kapita per bulan. Sementara kriteria menuju kelas menengah pengeluarannya berkisar 1,5 - 3,3 kali garis kemiskinan atau sekitar Rp874.398 - Rp2.040.262 per kapita per bulan.

Amalia mengatakan modus pengeluaran kelas menengah sebesar Rp2.056.494, artinya penduduk kelas menengah memang cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan kelas menengah yang sebesar Rp2.040.262.

Turunnya gaya hidup dan pengeluaran kelas menengah disebabkan dari banyaknya kelas menengah yang turun level akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meningkat. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat 59.764 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga Oktober 2024.

Angka ini meningkat sejak bulan sebelumnya dan tahun lalu. Tercatat total PHK Oktober 2024 meningkat 12,78% dari September 2024 sebesar 52.993 pekerja terkena PHK, dan melonjak 31,13% dari Oktober 2023 sebesar 45.576 pekerja.

Meningkatnya PHK disebabkan banyaknya pabrik tutup di sepanjang tahun 2024, yang dimana di dominasi dari industri tekstil.

Memburuknya kondisi masyarakat Indonesia dan industri Tanah Air saat ini tercermin dari melandainya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari produk domestik bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 tumbuh sebesar 4,95% (yoy), lebih lambat dari laju pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 sebesar 5,05%, namun sedikit di atas pertumbuhan kuartal III-2023 sebesar 4,94%.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research