- Sejumlah tokoh dipanggil oleh Prabowo dan menjadi calon menteri kabinet terbaru
- Ada sejumlah tokoh lama yang diperkirakan mengisi pos kabinet, yakni Sri Mulyani, Erick Thohir, dan Airlangga
- Hari ini akan rilis data neraca dagang Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanggilan tokoh-tokoh calon menteri oleh Prabowo Subianto akan menjadi topik utama penggerak pasar hari ini. Terutama setelah beberapa nama yang dipanggil adalah menteri era Joko Widodo, seperti Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Erick Thohir.
Pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kompak menguat pada perdagangan perdagangan kemarin (14/10/2024). Di sisi lain, investor menanti rilis pertumbuhan ekonomi China, mitra dagang terbesar Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (14/10/2024) awal pekan ini. IHSG sudah menguat selama dua hari beruntun sejak perdagangan akhir pekan lalu.
Hingga akhir perdagangan, IHSG menguat 0,52% ke posisi 7.559,65. IHSG bertahan di level psikologis 7.500 pada perdagangan hari ini.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 8,9 triliun dengan melibatkan 22 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 295 saham menguat, 265 saham melemah, dan 238 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor energi dan teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni masing-masing mencapai 1,74% dan 1,04%.
Sementara, rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS), di tengah penantian rilis data neraca dagang serta suku bunga Bank Indonesia (BI). Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan pekan ini, rupiah menguat 0,13% dalam sehari ke posisi Rp15.555/US$.
IHSG dan rupiah cenderung bergairah di tengah wait and see investor terkait kabar dari pemberian stimulus ekonomi China.
Saat konferensi pers Sabtu lalu, Menteri Keuangan China Lan Foan menegaskan kembali rencana untuk membantu, dengan menjanjikan untuk meningkatkan utang pemerintah. Ia tidak menjelaskan secara rinci berapa banyak yang akan dibelanjakan pemerintah atau seberapa cepat, dan para investor terdengar kecewa.
"Langkah-langkah fiskal yang diperlukan untuk menghilangkan risiko penurunan pertumbuhan dan membangkitkan semangat konsumen Tiongkok (terlihat) tidak ada," kata analis IG Markets, Tony Sycamore.
Namun, Goldman Sachs memperkirakan bahwa langkah-langkah yang diumumkan pada Sabtu dan minggu lalu kemungkinan akan menambah 0,4 poin persentase terhadap pertumbuhan tahun depan, dan analis bank meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB riil 2025 dari 4,3% menjadi 4,7%.
Kemudian pada Jumat pekan ini, China akan merilis pertumbuhannya untuk kuartal III-2024.
Sebelumnya pada kuartal II-2024 tercatat bahwa ekonominya tumbuh 4,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini adalah peningkatan tahunan terlemah sejak kuartal I-2023, di tengah penurunan sektor properti yang berkepanjangan, permintaan domestik yang lemah, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan Barat.
Pages