Jakarta, CNBC Indonesia - Terdapat tiga sektor yang akan diuntungkan dari program tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Lebih rinci, dua juta unit diantaranya akan dibangun di pedesaan dan 1 juta unit di perkotaan.
Upaya untuk membentuk 3 juta unit rumah dimulai dengan pembentukan kementerian baru yakni Kementerian Perumahan. PR dari kementerian ini pun tidak mudah, yakni menyediakan hunian layak kepada belasan juta masyarakat yang belum memiliki hunian.
Terlebih lagi Indonesia saat ini dihadapi oleh kondisi kesenjangan antara rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan rakyat atau backlog. Pada 2023, angka backlog perumahan di Indonesia mencapai 12,7 juta. Angka ini meningkat sebesar 1,7 juta dari tahun sebelumnya.
Jika program ini berjalan dengan baik, maka akan ada tiga sektor yang mendapat keuntungan, yakni:
Perbankan
Bank akan diuntungkan jika pembangunan rumah gencar dilakukan di era kepemimpinan Prabowo. Pasalnya jika rumah tersebut melakukan skema Kredit Pembelian Rumah (KPR), maka akan ada peningkatan penyaluran kredit perusahaan.
KPR atau mortgage masuk ke dalam jenis kredit konsumer. DI beberapa perusahaan, KPR menjadi kontributor terhadap penyaluran kredit yang besar.
Terdapat empat bank yang diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari program tiga juta rumah per tahun karena memiliki portofolio kredit rumah yang besar.
Pertama adalah Bank Tabungan Negara (BTN) yang memiliki outstanding loan sebesar 87,74% dari kredit rumah hingga Juni 2024. Selain itu, BTN juga menjadi andalan pemerintah dalam program rumah subisidi untuk rakyat di era presiden Joko Widodo (Jokowi).
Artinya BTN sudah memiliki portofolio untuk menyalurkan kredit rumah murah, sehingga ada peluang besar pemerintahan saat ini kembali menunjuk BTN sebagai mitra.
Kemudian, Bank Syariah Indonesia (BSI) yang memiliki portofolio pinjaman dari kredit rumah sebesar 21,11% dari total kredit keseluruhan pada Juni 2024.
Sektor Produsen Semen
Sektor semen akan mendapatkan tambahan permintaan dari pembangunan sebanyak tiga juta rumah per tahun.
Berdasarkan riset Sucor Sekuritas, dengan asumsi rumah yang dibangun adalah tipe 36 maka diperkirakan akan membutuhkan sekitar 3 ton semen artinya secara nasional akan tumbuh sebanyak 9,4% dari total penjualan semen nasional sepanjang 2023.
Permintaan yang bertambah akan menjadi obat bagi industri semen yang berada di kondisi oversupply. Terkhusus dari sisi kapasitas yang pada 2023 telah menyentuh 118,1 juta ton sementara permintaan domestik menyentuh angka 64 juta ton dan utilisasi sebesar 54,2%.
Sebagai contoh, data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan kapasitas produksi di Kalimantan juga sudah sangat kelebihan pasokan, dengan total 10,3 juta ton. Sementara proyeksi konsumsi mencapai 3,9 juta ton per tahun. Sehingga masih ada kelebihan mencapai 6,4 juta ton.
Sektor Konstruksi
Sektor konstruksi bisa mendapatkan proyek dari pembangunan rumah. Emiten konstruksi bisa mendapatkan bagian konsesi proyek tersebut sebab memiliki anak usaha yang fokus membangun properti atau jadi pengembang.
Seperti yang sudah dilakukan oleh Adhi Karya yang turut membangun rumah murah di era Jokowi. Bisa saja kembali mendapatkan proyek rumah murah di era pemerintahan Prabowo saat ini. Begitu juga dengan emiten konstruksi lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini: