Jakarta, CNBC Indonesia - Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia diperkirakan menyentuh level US$5.000 pada akhir 2024. Hal ini tentu menjadi milestone bagi Indonesia jika benar-benar dapat tercapai.
PDB per kapita yang besar menjadi hal yang penting karena semakin besar angkanya, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat dapat hidup lebih sejahtera.
Dimulainya era milestone PDB per kapita US$5.000 berbarengan dengan era pemerintahan baru Prabowo Subianto. Prabowo akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober mendatang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada akhir 2023, PDB per kapita Indonesia sebesar US$4.919,7 atau sekitar Rp76,61 juta per tahun (US$1= Rp 15.575). Bila dirata-rata dalam sebulan maka penghasilannya mencapai Rp6,38 juta per bulan.
"PDB kita akan di atas US$5.000. Ini adalah milestone yang penting. Kalau PDB per kapita US$5.000 sudah memiliki penghasilan lebih membeli kebutuhan tersier. Tidak lagi hanya membeli kebutuhan pokok," tutur Executive Director JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo, kepada CNBC Indonesia.
Dia menambahkan dengan adanya penghasilan lebih untuk membeli kebutuhan tersier maka investasi terkait kebutuhan tersier diharapkan akan meningkat. Termasuk di antaranya adalah consumer goods dan sektor keuangan. Kondisi ini akan memicu investor masuk ke Indonesia secara signifikan. Menurutnya, Indonesia akan sangat menarik di mata investor.
"Kalau PDB per kapita US$ 3.000-4.000 buat makan. Kita tuh pas-pasan. Kalau US$ 5.000, hitung-hitungannya sudah ada yang bisa disisihkan," imbuh Henry.
Sedangkan dilansir dari International Monetary Fund (IMF), diperkirakan akan mencapai US$5.270 per kapita per tahun. Lebih lanjut, pada 2045, Indonesia menyasar PDB Nominal sebesar US$9,8 triliun dengan GNI (gross national income) per kapita US$30.300 dan kontribusi manufaktur ditargetkan mencapai 28% dengan serapan tenaga kerja sebesar 25,2%.
Jika hal tersebut benar tercapai, maka Indonesia dapat masuk dalam jajaran negara maju, seperti Italia, Perancis, hingga Amerika Serikat.
PDB per Kapita Malaysia & Thailand Tembus US$5.000
Negara-negara besar di ASEAN hampir semuanya sudah menyentuh milestone PDB per kapita di atas US$5.000. Singapura mencapai milestone tersebut pada 1980 dan kini sudah menembus US$82.807,63.
Thailand menembus level PDB per kapita US$5.000 pada 2011 dan kini ada di level US$6.909,96. Malaysia menyentuh milestone US$5.000 pada 2005 dan sekarang mencapai US$11.993,19.
Bank Dunia mengelompokkan sebuah negara berdasarkan PDB per kapita. Klasifikasinya sebagai berikut:
1. Negara pendapatan rendah memiliki pendapatan per kapita US$1.135 ke bawah
2. Negara pendapatan menengah bawah yakni mereka yang memiliki pendapatan per kapita US$1.136-4.465
3. Negara pendapatan menengah atas memiliki pendapatan per kapita US$4.466-13.845
4. Negara pendapatan tinggi adalah negara yang memiliki pendapatan per kapita di atas US$13.845
Sebagai informasi, jumlah populasi di negara berpendapatan tinggi pada 2022 yakni sekitar 15,7%. Namun distribusinya terhadap PDB global yakni sebesar 60,8%.
Hal ini jauh berbeda dengan negara berpendapatan menengah bawah yang memiliki populasi terbesar dibandingkan kategori lainnya yakni sejumlah 40,3% tetapi distribusinya terhadap PDB global yakni hanya 8,3%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini: