Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki posisi unik di dunia kopi karena kualitas specialty coffee yang sulit disaingi. Berbeda dengan negara lain seperti Vietnam yang fokus pada produksi massal, Indonesia menonjol dengan kopi berkualitas tinggi yang ditanam di tanah vulkanis.
Daerah seperti Aceh Gayo, Mandailing, dan Toraja terkenal menghasilkan biji kopi dengan cita rasa kompleks, kaya, dan beragam, yang disukai oleh penikmat kopi di pasar internasional.
Menurut USDA (United States Department of Agriculture), Indonesia adalah salah satu dari lima besar produsen kopi dunia dengan kontribusi sekitar 5% dari produksi kopi global.
Namun, kontribusi Indonesia lebih terasa di pasar specialty, bukan volume. Kenaikan harga kopi global juga meningkatkan nilai ekspor kopi Indonesia meskipun volume produksinya relatif stabil. Pasar seperti Amerika Serikat sangat antusias terhadap kopi single origin Indonesia, yang kerap habis diborong begitu musim panen tiba.
Ciri khas specialty coffee Indonesia terletak pada keunikan rasa yang mencerminkan kondisi tanah dan iklim di mana kopi ditanam. Tanah vulkanis, curah hujan tinggi, dan metode pengolahan tradisional menghasilkan profil rasa kopi yang tidak ditemukan di tempat lain. Keunikan ini membuat kopi Indonesia diburu di ajang internasional seperti Specialty Coffee Expo di Amerika Serikat, di mana kopi dari Indonesia sukss mencatatkan transaksi besar.
Laporan dari USDA mengungkapkan bahwa meskipun kapasitas produksi Indonesia tidak sebesar Brasil atau Vietnam, kualitas kopi yang dihasilkan membuatnya populer di pasar premium. Di Specialty Coffee Expo 2023 di Portland, kopi Indonesia meraup transaksi hingga US$ 20,6 juta, menunjukkan daya tarik kopi specialty Indonesia yang semakin kuat di pasar AS.
Namun, ada tantangan tersendiri dalam menjaga dan meningkatkan kualitas specialty coffee. Masalah seperti perubahan iklim dan penyakit tanaman mengancam produktivitas kopi Indonesia, serupa dengan yang dialami oleh produsen besar lainnya.
Dengan adanya tantangan tersebut, dukungan dari pemerintah melalui program restrukturisasi mesin dan pelatihan sumber daya manusia, seperti barista dan roaster, menjadi krusial.
Di dalam negeri, tren konsumsi kopi juga menunjukkan peningkatan signifikan. Gelombang ketiga konsumsi kopi di Indonesia mempopulerkan kopi single origin dan specialty coffee, yang digemari oleh kalangan muda urban.
Data menunjukkan bahwa konsumsi kopi domestik mencapai 4,785 juta kantong (60 kg) pada 2023, mencerminkan kenaikan permintaan di pasar lokal.
Pemerintah Indonesia dan asosiasi kopi nasional terus mendorong pengembangan kopi specialty agar mampu bersaing secara global. Partisipasi dalam ajang-ajang internasional, seperti Kontes Kopi Specialty Indonesia (KKSI), juga mendukung upaya branding dan memperkenalkan keunikan kopi Indonesia kepada dunia.
Dengan konsistensi kualitas dan inovasi, kopi Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya di pasar global. Kombinasi antara dukungan pemerintah dan komitmen industri dapat membuat kopi specialty Indonesia tetap relevan dan kompetitif, memenuhi permintaan baik di pasar internasional maupun domestik.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini: