Deretan Raja Investor di Indonesia; Ada Lo Kheng Hong

3 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjadi seorang investor saham adalah impian sebagian orang, apalagi menjadi full time investor membuktikan bahwa seseorang telah mencapai finansial freedom. Indonesia adalah negara dengan potensi ekonomi yang besar. Tak heran jika banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Tanah Air untuk meraih keuntungan besar. Sayangnya, hanya sedikit investor yang berhasil mencapai kekayaan yang luar biasa dan masuk ke dalam daftar investor terkaya di Indonesia.

Siapa saja investor terkaya dan cukup di kenal di Tanah Air? Berikut rangkuman CNBC Indonesia Research.

Lo Kheng Hong

Sosok Lo Kheng Hong sering disebut Warren Buffetnya Indonesia. Lo Kheng Hong yang memulai karirnya menjadi banker kini menjadi seorang full time investor. Hidupnya dibiayai sepenuhnya dari dividen saham yang ia dapatkan dari saham-saham yang ia miliki. Bahkan, dia mengaku sudah mendapat buah manis dari dividen saham miliknya, dengan akumulasi hingga Rp100 miliar pada tahun 2023 lalu.

Lo Kheng Hong (CNBC Indonesia/Houtmand P. Saragih)Foto: Lo Kheng Hong (CNBC Indonesia/Houtmand P. Saragih)
Lo Kheng Hong (CNBC Indonesia/Houtmand P. Saragih)

Lo Kheng Hong mengaku memilih saham yang bidang usahanya prospektif. Selanjutnya, Lo Kheng Hong mengaku hanya membeli perusahaan yang cuannya besar. Pria berumur 65 tahun tersebut juga menekankan, laba yang besar saja tidak cukup namun harus bertumbuh.

Lo Kheng Hong mengatakan pentingnya memilih saham dengan valuasi murah atau wajar. Adapun indikator yang ia lihat adalah price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV).

Diketahui, Lo Kheng Hong memiliki sekitar 7 saham, yakni BMTR, GJTL, CFIN, DILD, ABMM, BNGA, dan NISP. Selain itu, ada indikasi Lo Kheng Hong juga punya TBLA dan ANJT, akan tetapi belum diketahui apakah dia masih pegang saham tersebut atau tidak, karena kepemilikannya di bawah 5%.

Djoko Susanto

Djoko Susanto merupakan sosok di balik jenama Alfamart, salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia. Mayoritas harta kekayaan Djoko Susanto diperoleh dari kepemilikan sahamnya di Alfamart. Lewat PT Sigmantara Alfindo, Djoko berhasil menjadi pemegang saham terbesar di Alfamart dengan kepemilikan lebih dari 53,19% atau setara dengan 22.084.986.059 lembar saham.

Hermanto Tanoko

Konglomerat pemilik Tancorp Group, Hermanto Tanoko merupakan pengusaha sekaligus investor sukses Indonesia. Beberapa emiten yang dimiliki oleh Hermanto Tanoko yakni PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Mega Perintis Tbk (ZONE), PT Penta Valent Tbk (PEVE), dan PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES).

Akan tetapi, di luar bisnis yang sudah listing di BEI, Hermanto diindikasi memiliki investasi di beberapa saham yang tidak terafiliasi dengan bisnisnya. Per 25 November 2023, Hermanto Tanoko diketahui masih memegang sekitar 7,03 juta lembar saham BDMN atau setara 0,07%. Selain itu, Hermanto juga diketahui memiliki kepemilikan di saham ABMM dengan kepemilikan sebesar 17,33 juta lembar atau setara 0,62% hingga 8 April 2024.

Haiyanto

Salah satu investor sukses yang terkenal di kalangan investor saham adalah sosok Haiyanto. Haiyanto dikenal memiliki saham-saham yang fenomenal, salah satunya PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE).  Haiyanto diperkirakan mengantongi saham TELE pada 2 Maret 2020. Pada saat itu saham TELE berada pada harga 115 Rupiah per lembar sahamnya. Pembelian oleh Haiyanto dilakukan selama tiga bulan hingga 11 Juni 2020 dengan 580,5 juta lembar saham yang dimilikinya (7,94%). Kepemilikan saham Haiyanto belum berubah hingga saat ini.

Selanjutnya, ia juga memiliki saham PT. Modernland Realty Tbk (MDLN). Nama Haiyanto baru tercatat sebagai pemegang saham MDLN pada laporan tahunan MDLN tahun 2021. Berdasarkan info dari Insider Stockbit, Haiyanto sudah memegang saham MDLN sejak 3 Agustus 2020 dengan porsi kepemilikan 8,80% dari total saham beredar (harga saham MDLN saat itu 51 Rupiah per lembar saham). Pembelian ini dilakukan setelah pembukaan suspensi dari Bursa Efek Indonesia pada 21 Juli 2020 setelah pengajuan restrukturisasi obligasi yang disetujui. Haiyanto juga bisa dibilang cukup aktif melakukan trading saham MDLN walaupun dalam porsi kepemilikan yang kecil hingga tahun ini.

Ia juga memiliki kepemilikan saham di PT. Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI). Diketahui, Haiyanto baru memegang saham KDSI dengan porsi kepemilikan lebih dari 5% di tahun 2011 (tepatnya 6,9%).

Ia juga memiliki saham di industri aluminium, PT. Indal Aluminium Industry Tbk (INAI). Kepemilikan saham INAI oleh Haiyanto baru terlacak di akhir 2013, ketika di Laporan Tahunan INAI Tahun 2014 Haiyanto sudah mengoleksi 10,72% dari total saham INAI yang beredar.

Adapun, PT. Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) yang dimiliki oleh Haiyanto. Kepemilikan saham Haiyanto baru terlacak pada Laporan Tahunan RUIS tahun 2013 dengan kepemilikan 25,11% dari total saham RUIS. Porsi kepemilikan ini paling tinggi dibandingkan empat saham lain yang penulis bahas sebelumnya. Adapun dalam laporan tahunan 2012, 2011, dan 2010, Haiyanto tidak terlihat sebagai pemilik saham RUIS dengan kepemilikan diatas 5%.

Suwantara Gotama

Bos perusahaan sekuritas PT Semesta Indovest Sekuritas, Suwantara Gotama, tercatat dalam daftar pemegang saham di atas 5% di emiten jasa logistik laut PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang terbit di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/10/2022), Suwantara mengenggam 5,01 persen atau setara dengan 87.702.900 saham MBSS per 26 Oktober 2022.

Gautama diketahui juga memiliki sejumlah saham di PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), namun pada 2022 ia diketahui melepas seluruh kepemilikannya di perusahaan sawit tersebut.

Per Desember 2022, Gautama masih tercatat sebagai pemilik saham ASSA sebanyak 140.600.000 lembar saham, setara 3,95% dari jumlah saham beredar. Sebagai informasi, ASSA merupakan emiten induk perusahaan kurir AnterAja.

Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir diketahui memiliki lima perusahaan yang sudah melantai di BEI, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), dan PT Mahaka Media Tbk (ABDA).

Selain bos emiten, Garibaldi sendiri juga merupakan seorang investor pasar modal. Namanya kerap tercantum dalam struktur kepemilikan saham di IDX. Beberapa emiten yang sahamnya dimiliki Garibaldi antara lain: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): 7,35%, atau 1,77 miliar lembar saham, kemudian PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM): 12,5%, atau 889 juta lembar saham, adapula PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): 11,08%, atau 11,96 miliar lembar saham. Selanjutnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO): 6,18%, atau 1,97 miliar lembar saham. Dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM): 34,65%, atau 2,46 miliar lembar saham.

Garibaldi juga pernah memiliki saham di PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), namun saat ini namanya tak lagi tercatat sebagai pemilik saham di emiten pertambangan tersebut.

Sukarto Bujung

Pebisnis sekaligus investor value investing yakni Sukarto Bujung diketahui memiliki saham emiten perdagangan umum produk bayi komersial yakni PT Multi Indocitra Tbk (MICE). Ia terpantau beberapa kali mengakumulasi saham emiten yang juga menjual krim popok bayi Pigeon tersebut. Kini kepemilikan Bujung di saham MICE mencapai 11,27%.

Selain MICE, Bujung juga diketahui memiliki saham di PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) sebesar 5,02%.

Sukarto Bujung adalah pemilik dari produsen beras Topi Koki yang perusahaanya sudah melantai di bursa dengan kode saham HOKI. Diketahui, Bujung memegang 5,66% saham HOKI.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research