Cuaca Qingdao Mirip Eropa, Jadi Petaka atau Senjata Timnas Indonesia?

1 month ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Di ujung timur China, ada sebuah wilayah yang diam-diam memegang kekuatan besar dalam peta kebudayaan dan olahraga. Shandong, provinsi yang tak hanya dikenal dengan sejarahnya yang panjang, tapi juga dengan kemegahan stadion yang mampu menjadi panggung bagi perhelatan sepak bola besar.

Shandong, yang berarti "Di Timur Gunung", adalah salah satu provinsi yang kaya dengan tradisi dan sejarah. Terletak di wilayah timur China, provinsi ini berbatasan langsung dengan Laut Kuning dan Laut Bohai, menjadikannya sebagai pusat perdagangan sejak zaman Dinasti Zhou. Tak heran jika Shandong menjadi simpul ekonomi yang menghubungkan berbagai kawasan di Asia Timur.

Menurut data resmi dari National Bureau of Statistics of China (2023), PDB Shandong mencapai sekitar US$ 1,4 triliun, menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan ekonomi terbesar di China. Kota Jinan, ibu kota Shandong, menjadi pusat dari geliat aktivitas ekonomi dan politik, sedangkan Qingdao, yang terkenal dengan birnya, telah lama menjadi pintu gerbang perdagangan dan industri.

Shandong dan Sepak Bola 

Namun, Shandong tak hanya soal angka ekonomi. Bicara soal olahraga, khususnya sepak bola, provinsi ini tidak pernah ketinggalan. 

Stadion Qingdao Football Stadium, yang menjadi tempat digelarnya laga-laga besar, memiliki kapasitas lebih dari 50 ribu penonton. Dibangun dengan desain futuristik, stadion ini menghadirkan kenyamanan dan pengalaman menonton yang memanjakan setiap penggemar sepak bola.

Bahkan, bagi pecinta sepak bola, stadion ini adalah kanvas di mana setiap pertandingan menjadi lukisan epik, dengan sorakan penonton sebagai irama yang mengiringi setiap gerakan di lapangan.

Stadion ini tidak hanya menawarkan tempat duduk yang nyaman, tetapi juga lapangan berkualitas tinggi yang diakui oleh federasi sepak bola internasional. Dengan panorama kota Qingdao di latar belakang, stadion ini menjadi simbol kebanggaan warga Shandong dalam menyambut pertandingan tim nasional.

Pengunjung berjalan di dekat cakrawala Qingdao di provinsi Shandong, China timur pada Sabtu, 20 April 2024. (AP Photo/Ng Han Guan)Foto: Pengunjung berjalan di dekat cakrawala Qingdao di provinsi Shandong, China timur pada Sabtu, 20 April 2024. (AP/Ng Han Guan)
Pengunjung berjalan di dekat cakrawala Qingdao di provinsi Shandong, China timur pada Sabtu, 20 April 2024. (AP Photo/Ng Han Guan)

Tidak heran jika Federasi Sepak Bola China memilih Shandong sebagai tuan rumah pertandingan tim nasional, menambahkan lapisan prestise pada provinsi ini.

Cuaca di Shandong, terutama di kota Qingdao, sering kali dipengaruhi oleh angin dari Laut Kuning, menciptakan udara yang sejuk dengan suhu rata-rata berkisar antara 15-20°C di musim gugur, saat banyak pertandingan sepak bola dihelat.

Untuk pemain Indonesia, yang terbiasa dengan iklim tropis, perbedaan suhu ini bisa menjadi tantangan. Udara yang lebih dingin dapat memengaruhi stamina mereka, dan adaptasi terhadap cuaca menjadi kunci untuk menjaga performa di lapangan.

Namun, di sisi lain, kondisi ini bisa menjadi keuntungan bagi para pemain tim nasional Indonesia yang bermain di liga-liga Eropa. Terbiasa dengan cuaca yang lebih dingin di negara-negara seperti Belanda, Jerman, atau Italia, mereka memiliki adaptasi yang lebih baik terhadap kondisi suhu rendah. Hal ini memberikan mereka keunggulan dalam menjaga stabilitas performa selama pertandingan di Shandong.


Mengapa Shandong?


Pertanyaannya, mengapa Shandong dipilih sebagai tuan rumah kualifikasi piala dunia terutama pada laga China vs Indonesia yang dihelat Selasa (15/10/2024) waktu setempat? Salah satu alasannya adalah infrastruktur yang mumpuni serta aksesibilitas yang baik.

Dengan Bandara Internasional Qingdao Jiaodong yang menghubungkan kota ini dengan berbagai negara, Shandong siap menyambut para tamu dari berbagai belahan dunia. Jalur kereta cepat yang menghubungkan Jinan dengan Beijing dan Shanghai juga memudahkan mobilitas, menjadikan provinsi ini pusat pertemuan yang ideal.

Selain itu, menurut laporan China Football Association (2024), pemilihan Shandong sebagai tuan rumah juga didorong oleh minat masyarakat lokal yang tinggi terhadap sepak bola. Rata-rata penonton di stadion selama musim pertandingan bisa mencapai 50 ribu orang, angka yang menunjukkan betapa olahraga ini sudah menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat Shandong.

Sepak bola bagi masyarakat Shandong adalah lebih dari sekadar olahraga; ini adalah cerminan jiwa dan identitas.

Bagi pemain Indonesia, bermain di bawah langit biru Shandong yang luas bisa menjadi ujian ketangguhan, tetapi juga kesempatan untuk menampilkan performa terbaik mereka. Di antara sorakan penonton dan gemuruh stadion, pertandingan di Shandong bukan hanya soal menang atau kalah-tapi tentang menyelami semangat persaingan di tanah yang kaya akan sejarah dan semangat olahraga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research