Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanasan global kini bukan sekadar teori, tapi kenyataan yang mengubah bumi. Dampaknya terlihat jelas, mulai dari badai hebat di Eropa Utara hingga banjir tak terduga di gurun.
Fenomena ini terjadi akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida.
Gas-gas ini membentuk selimut di sekeliling bumi, menahan panas yang seharusnya dipantulkan kembali ke luar angkasa.
Meskipun efek rumah kaca merupakan proses alami yang menjaga bumi tetap hangat dan layak huni, aktivitas manusia telah meningkatkan kadar gas-gas ini secara signifikan sejak revolusi industri.
Pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif telah melepaskan jutaan ton gas rumah kaca ke atmosfer, menyebabkan bumi menjadi terlalu hangat.
Salah satu dampak paling mengejutkan dari pemanasan global terlihat di Finlandia, negara yang terkenal dengan musim dinginnya yang ekstrem.
Badai Milton Terjang Florida
Badai Milton yang baru-baru ini melanda negara ini membawa angin berkecepatan hingga 140 km/jam dan curah hujan setara dengan yang biasa terjadi selama sebulan penuh.
Fenomena ini terjadi akibat perubahan suhu Laut Arktik yang telah mengubah pola sirkulasi atmosfer, membawa karakteristik badai tropis ke wilayah utara yang sebelumnya tidak pernah mengalaminya.
Badai Milton melumpuhkan infrastruktur Finlandia, menyebabkan pemadaman listrik massal, mengganggu layanan transportasi, dan mengakibatkan banjir di beberapa kota.
Foto: Mike's Weather Page via REUTERS/Mike's Weather Page
Debris is strewn on a street following the collapse of a crane, during heavy rainfall and strong winds caused by Hurricane Milton, in St. Petersburg, Florida, U.S., October 9, 2024, in this screengrab taken from a social media video. Mike's Weather Page/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES. DO NOT OBSCURE LOGO.
Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai miliaran euro, belum termasuk dampak jangka panjang terhadap pertanian dan kehutanan.
Kutub Utara Mencair
Sementara itu, di Kutub Utara, es mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Nature Reviews Earth & Environment menunjukkan bahwa Kutub Utara mungkin akan bebas es selama musim panas antara tahun 2035 hingga 2067, tergantung pada seberapa cepat dunia mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Bahkan, pada akhir abad ini, terdapat potensi kondisi bebas es yang lebih panjang jika emisi pembakaran tetap tinggi yang berdampak pada pemanasan global.
Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE
Icebergs are seen at the Disko Bay close to Ilulisat, Greenland, September 14, 2021. REUTERS/Hannibal Hanschke
Gurun Sahara Banjir
Dampak perubahan iklim juga terlihat di tempat yang tak terduga, seperti Gurun Sahara. Wilayah yang biasanya kering dan gersang ini mengalami banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hujan deras yang turun di Maroko berdampak pada Gurun Sahara dan danau sekitarnya, bahkan mengisi kembali danau yang telah kering selama 50 tahun terakhir.
Pemerintah Afrika Utara menyebut banjir bulan September sebagai yang terparah dalam beberapa dekade.
Foto: Pohon palem terendam di danau akibat hujan deras di kota gurun Merzouga, dekat Rachidia, tenggara Maroko, Rabu, 2 Oktober 2024. (AP/)
Pohon palem terendam di danau akibat hujan deras di kota gurun Merzouga, dekat Rachidia, tenggara Maroko, Rabu, 2 Oktober 2024. (AP Photo)
Meskipun banjir ini membawa sumber air tambahan untuk masyarakat, dampaknya tidak seluruhnya positif.
Dua puluh korban meninggal di Maroko dan Aljazair akibat badai tersebut, dan hujan deras juga merusak produksi tanaman pangan.
Para ahli memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah fenomena ini akan mengurangi kekeringan di wilayah tersebut dalam jangka panjang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini: