Berkah Internet di Perbatasan: Buka Peluang, Ikuti Arus Jaman

3 weeks ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju ekonomi semakin menggantungkan hidupnya pada internet dan digitalisasi. Belanja online dan layanan keuangan dengan menggunakan internet kini menjadi bagian hidup sehari-hari.

Bagi sebagian orang, penggunaan internet untuk berbisnis adalah pilihan tetapi sebagian lain menjadi kewajiban agar tidak tergerus jaman.

Bagaimana internet mengubah hidup dan ekonomi masyarakat terekam jelas dalam nadi kehidupan warga di kota Kupang hingga wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) Nusa Tenggara Timur (NTT).

Yessi Radja menjadi bagian dari perubahan tersebut. Yesri adalah generasi kedua dari penjual kain tenun ikat Bapak Radja di Sebelah Kali Namodale, Rote.
Sang ibulah yang mengawali bisnis di lokasi tersebut bersama puluhan warga Pulau Ndao. Seperti halnya warga Ndao, Yesri sudah berkenalan dengan dunia tenun sejak kecil.

Aktivitas kerajinan tenun di Sebelah Kali, Rote NdaoFoto: Maesaroh/CNBC
Aktivitas kerajinan tenun di Sebelah Kali, Rote Ndao

Bagi perempuan Ndao menenun adalah simbol kesempurnaan bahkan menjadi syarat menikah. Kemampuan menenun diwariskan turun-temurun dari ibu ke anak perempuan.

Anak perempuan sudah belajar seni tenun sejak berusia lima tahun dengan aktivitas kecil mulai mengganti benang hingga kemudian menenun sendiri.

Dulu tenun dibuat dari serat lontar kemudian diganti dengan kapas. Kebutuhan zaman mengubah bahan kain tenun begitu pula dengan cara penjualannya.

Dulu penjualan kain tenun masih sangat konvensional dengan memasarkannya di pasar, toko, ataupun tempat khusus seperti hotel.

Keberadaan teknologi kemudian membuat pemasaran kain tenun melampui wilayah, negara, bahkan benua.
Bila dulu sang ibu berjualan dengan cara konvensional, Yesri kini memasarkan kain tenun dengan menggunakan media sosial (medsos) mulai dari Facebook, Instagram, dan Tik Tok. Selimut asli Rote menjadi produk paling dicari di tokonya.

"Sudah mulai jualan online sejak 2015. Satu hari paling sedikit biasa ada pesan 20 lebih. Jualan online bisa jual 15 lembar," ujar Yesri kepada CNBC Indonesia, awal September 2024.

Yesri RadjaFoto: Maesaroh/CNBC
Yesri Radja

Yesri bercerita kemampuan berjualan online dia dapatkan secara otodidak saat kuliah. Kemampuan inilah yang menyelamatkan bisnis keluarganya saat badai pandemi datang pada 2020. Dengan berjualan online, dia masih menerima pesanan dari luar kota tanpa ada keterbatasan mobilitas.

"Ibu sudah tua jadi tidak bisa jualan online. Kalau saya memang lebih suka jualan online. Suka live-live," tuturnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan Yuli yang juga berjualan di Seblak Kali . Dia belum mampu berjualan online karena keterbatasan usia.
"Kadang jual 2-3 lembar, kadang gak ada. Saya susah pakai handphone," ujar Yuli

Berjualan melalui Facebook (FB) juga menjadi pilihan Adhy Kapasiang untuk menjual sepeda motor. Pegawai di dealer CV Sekawan Motor, Kupang, ini bisa menjual 4-5 sepeda motor melalui Facebook.

Kepada CNBC dengan bangga Adhy memperlihatkan 5.000 teman di Facebook dan ramainya pesan berisi pertanyaan mengenai sepeda motor. Setiap postingan sepeda motor baru di Facebooknya langsung ramai komentar.

"Banyak orang tanya sepeda motor lewat message atau pesan. Mereka biasa tanya-tanya model atau varian terbaru. Ramai banyak tanya," tutur Adhy.

Gairah masyarakat yang hidup di wilayah 3T di NTT dan Kota Kupang dalam belanja online terlihat melalui Compas.co.id di mana dalam situs tersebut e-commerce yang paling sering dimanfaatkan masyarakat untuk berbelanja yakni Shopee, Tokopedia dan Blibli. Ada lonjakan pembelian barang untuk beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Head of Communications E-commerce Tokopedia and ShopTokopedia Aditia Grasio Nelwan, mengatakan sejumlah produk mengalami peningkatan jumlah transaksi pada semester I-2024. Di antaranya, antara lain outerwear muslim wanita, merchandise (contoh: photobook, photocard, poster), dan machinery seperti mesin bending, mesin bandsaw).

"Rata-rata peningkatan jumlah transaksi lebih dari 3,5 kali lipat pada semester I 2024 dibandingkan semester II 2023," tuturnya kepada CNBC Indonesia.

Di Rote Ndao, sejumlah produk yang mengalami peningkatan jumlah transaksi, antara lain elektronik kantor, kebutuhan bayi dan helm motor, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi tujuh kali lipat pada semeter I 2024 dibandingkan semester II 2023.

Berjualan Ikan pun Pakai Medsos
Penjualan barang melalui medsos tak terbatas pada barang tahan lama tetapi juga produk segar. Mince Thine adalah satu dari banyak pedagang ikan di Pelabuhan Rote yang menggunakan kecanggihan medsos untuk berjualan.

Mince memilih menangkap peluang berjualan di Facebook karena persaingan di pasar terlalu ramai sementara ada kebutuhan ikan yang belum terpenuhi di banyak wilayah.
"Biasa dapat ikan (pasokan) satu ember. Kalau jualan di Facebook, peminatnya lebih banyak. Bisa dapat Rp 500.000 satu hari, kalau di pasar Rp 300.000," ujar Mince, kepada CNBC Indonesia.

Mince biasanya membuat status di Facebook berisi pasokan ikan hari tersebut beserta harga. Pembeli akan mengirim pesan langsung beserta penjualannya.

Mince Thine dan suasana penjualan ikan di Pelabuhan Rote NdaoFoto: Maesaroh/CNBC
Mince Thine dan suasana penjualan ikan di Pelabuhan Rote Ndao

Bila Mince menggunakan Facebook maka Reny Nuskanan memanfaatkan Tik Tok sebagai media penjualan. Ibu tiga anak ini sudah berjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang sejak 2001

Semula dia menggunakan Facebook sebagai media pemasaran tetapi beralih ke TikTok karena memiliki dampak lebih besar.
"Beta live aja tiap hari. Dulu di FB (Facebook) tetapi kurang laku. KL FB kan harus berteman dulu baru lihat live. Kalau TikTok semua orang bisa. Semua orang main TikTok dari seluruh dunia," tutur Reny, kepada CNBC Indonesia.

Keinginan Reny untuk live di medsos tak hanya didorong untuk meningkatkan penjualan tetapi juga niat mulia.

Reny NuskananFoto: Maesaroh/CNBC
Reny Nuskanan

"Awal live itu karena pasar sepi. Penjual keliling ikan yang beli di TPU cerita ke orang-orang tak ada ikan makanya ikan mahal. Padahal ada ikan dan murah. Rupanya mereka tipu. Mereka jual ikan 1 biji ikan besar Rp 50 ribu padahal di sini Rp 100.000 dapat 3. Mereka sengaja bilang tak ada ikan biar pembeli percaya ikan mahal," ujar Reny.

Reny pun tergerak hatinya untuk memberi informasi kepada orang-orang atas kondisi yang sebenarnya.
"Saya live. Saya kasih gambar, banyak ikan di sini. Harganya berapa-berapa. Jadi orang tahu sebenarnya banyak ikan di TPU. Pasar jadi ramai lagi," imbuhnya.

Menurut Renny, dia bisa mendapatkan keuntungan Rp 1 juta per hari dari berjualan ikan dengan modal Rp 10 juta. Berkat usaha kerasnya Reny bisa menyekolahkan tiga anaknya hingga sarjana.
"Tapi yang penting TPU ini ramai. Saya sudah bahagia," ujarnya.

Berkat live di Tiktok, Reny bisa mendapatkan pesanan dari banyak wilayah, bahkan termasuk luar negeri. Pasalnya, ada beberapa penonton live TikToknya dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Mereka kemudian memesan ikan untuk saudara di Indonesia.

Reny bersyukur karena jaringan internet di TPU Oebo sudah kencang sehingga tidak ada masalah saat live menjual ikan.

Dalam catatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu fokus Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Hingga kini, BAKTI sudah membangun 434 menara Base Transceiver Station (BTS) di NTT. BTS terbanyak dibangun di Sumba Timur.


Untuk menopang perkembangan tersebut, BAKTI sudah membangun akses internet di 2.142 titik di NTT, termasuk di tempat publik.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2019 juga meresmikan Palapa Ring Timur yang dibangun di Kampung Kolla, Desa Nggodimeda, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Palapa Ring Timur menjangkau empat provinsi, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat, dan terdiri dari 35 kabupaten/kota.

Infrastruktur komunikasi dari BTS, akses internet hingga Palapa Ring menjadi salah satu motor penggerak nadi bisnis di NTT.

Internet & Perbankan: Menciptakan Pemerataan Ekonomi
Infrastruktur komunikasi tersebut tak hanya mendongrak bisnis e-commerce tetapi juga perbankan. Internet memungkinkan transaksi perbankan dilakukan lebih cepat, murah dan efisien, serta menjangkau masyarakat lebih luas.

Jaringan internet serta sistem layanan banking yang semakin maju juga memungkinkan masyarakat biasa dapat terlibat langsung dalam bisnis perbankan. Termasuk di dalamnya adalah agen perbankan. Mereka bahkan menjadi salah satu garda terdepan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

Asri Baitanu merupakan salah satu masyarakat NTT yang menangkap peluang dari semakin berkembangnya internet untuk transaksi perbankan.
Dia sudah menjadi agen BRILink sejak 2019 untuk daerah sekitarnya di Kecamatan Amfoang Selatan. Dia sudah banyak membantu masyarakat sekitar dalam melayani transaksi bank, mulai dari transfer, membayar tagihan listrik, hingga tarik tunai.

"Banyak yang dapat transfer dari anak mereka yang kerja di Jakarta dan Kalimantan. Banyak juga yang mau transfer buat anak yang kuliah. Ada 10 orang tiap hari. Alhamdulillah internet sekarang lancar jadi tidak ada masalah," ujarnya.

Asri BaitanuFoto: Maesaroh/CNBC
Asri Baitanu

Namun, kecanggihan teknologi termasuk internet juga memicu kejahatan lain. Di antaranya adalah penipuan hingga pemerasan. Agen perbankan kemudian banyak turun tangan membantu masyarakat untuk mengajari literasi keuangan.

"Biasanya itu mereka dapat SMS berhadiah. Nanti diminta transfer Rp 500.000 kemudian minta lagi. Biasanya saya lihat dulu nomornya atau baca SMS nya. Kalau aneh saya bilang ke mereka untuk cek lagi. Itu kan ketahuan chatnya, kalau saudara sama orang gak dikenal itu beda," ujar Wira Saputra, agen BRILink dari Kabupaten Kupang.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan literasi keuangan di perdesaan masih rendah yakni 59,25% sementara perkotaan sudah mencapai 69,71%.

Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam penggunaan internet untuk perbankan.

"Pernah ada yang ketipu Rp 10 juta dan pingsan. Saya sedih. Kalau ada yang minta tolong transferin ke orang lain dan isinya mencurigakan biasanya saya diamkan dulu dan ajak ngobrol nanti pelan-pelan saya kasih tahu," ujar Munjir Umar, salah satu agen perbankan di Amfoang Timur, NTT.

Jaringan internet sudah terbukti mampu membawa banyak peluang bisnis dan menggerakkan ekonomi, terutama di wilayah 3T. Di sisi lain, internet juga bisa membawa permasalahan baru jika literasi masyarakat masih rendah.
Karena itulah, perkembangan jaringan komunikasi dan internet juga harus berjalan beriringan dengan literasi masyarakatnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research