Jakarta, CNBC Indonesia - Ilmu agama tak sebatas teori, tapi juga harus dipraktikkan orang secara nyata dalam hidup keseharian. Apalagi jika orang tersebut tokoh terkenal yang aktif menyiarkan ajaran agama. Pastinya harus menjadi contoh berkelakuan baik.
Kisah hidup pedagang batik asal Yogyakarta dan tokoh Islam Indonesia bernama Muhammad Darwis ini bisa menjadi contoh. Dia tak hanya memahami agama secara teori, tapi juga menerapkannya. Bahkan, dia pernah meminta murid-muridnya memandikan orang Miskin sebagai cara memuliakan mereka.
Bagaimana Kisahnya?
Nama Muhammad Darwis memang jarang dikenal orang Indonesia. Sebab, dia punya nama populer Ahmad Dahlan yang kemudian orang mengetahuinya sebagai pendiri organisasi Islam Muhammadiyah pada 1912.
Ajaran Islam Ahmad Dahlan awalnya diperoleh oleh ayah yang bekerja menjadi khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Namun, ketika usia belasan tahun, dia berkelana ke Tanah Suci Makkah untuk mendapat perspektif keagamaan baru.
Saat pulang ke Indonesia, pria kelahiran 1 Agustus 1868 itu aktif menyebarkan ajaran agama lewat berbagai media. Praktis namanya semakin terkenal sebagai pemuka agama.
Meski begitu, Dahlan tak lupa kewajiban menafkahi keluarga. Dia tak mungkin mendulang keuntungan dari syiar agama, sehingga harus tetap 'turun gunung' berdagang batik.
Gus Nas dalam Matahari Pembaruan: Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan (2010) menceritakan, sedari muda sampai tua dia aktif menjadi pedagang batik dari kota ke kota. Tercatat, dia berdagang hingga Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sumatera Utara.
Semua ini dilakukan bahkan ketika dirinya mendirikan Muhammadiyah pada 1912 dan menjadi salah satu pemuka agama yang cukup diperhitungkan. Tak heran, semasa hidup dia juga mendapat julukan sebagai pedagang ulung. Bahkan, Muhammadiyah pun bisa besar berkat kepiawaian sang kyai berdagang.
Kelak, profesi pedagang yang membuatnya bertemu banyak orang semakin meneguhkan hati bahwa ilmu agama tak hanya teori semata, tapi harus dipraktikkan.
Salah satu kisahnya terkait praktik atas surat Al Ma'un. Setelah mendirikan Muhammadiyah, corak pengajaran Ahmad Dahlan kepada murid dengan menekankan surat Al Ma'un. Para murid diminta berulangkali membaca surat yang berisi perintah Allah untuk menolong orang Miskin dan anak yatim tersebut hingga hapal.
Pada suatu waktu, para murid itu merasa bosan atas sikap gurunya yang tidak mengajarkan surat Al-Quran lain. Setiap hari selalu Al Ma'un. Maka, murid-murid pun bertanya "Kenapa harus Al Ma'un?".
"Kalian sudah hafal surat Al Ma'un, tapi bukan itu yang saya maksud. Amalkan! Diamalkan, artinya dipraktekkan, dikerjakan! Rupanya, saudara-saudara belum mengamalkannya," jawab tegas Dahlan, dikutiip dari autobiografi K.H. Ahmad Dahlan, Amal dan Perjuangannya (2009).
Setelahnya, dia meminta para murid berkeliling mencari orang miskin. Lalu mereka diminta membawanya pulang, dimandikan, diberi pakaian, makanan dan minum. Tak lupa diberi tempat tidur layak.
Semua itu dilakukan demi memuliakan warga miskin yang masih merajalela. Sebab, tak elok jika ada ketimpangan antara kelompok miskin dan lain.
Bagi Ahmad Dahlan, agama tak bisa dipahami dan dihafalkan begitu saja. Namun, harus dipraktikkan supaya berbagai masalah sosial di masyarakat bisa hilang. Surat Al Ma'un lantas menjadi energi yang bisa mengangkat harkat manusia.
Atas dasar ini, dia meminta para muridnya di Muhammadiyah mengamalkan ajaran agama demi pengentasan masalah sosial. Dari sini, kita tahu Muhammadiyah terus eksis memuliakan manusia lewat berbagai macam institusi, mulai pendidikan hingga kesehatan.
Zuly Qodir dalam Muhammadiyah Studies: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki Abad Kedua (2010) menyebut, pengalaman itu membuat Muhammadiyah sebagai sebagai organisasi Islam yang populis, kerakyatan, dan bukan pencari untung. Dari tercipta pepatah populer, yakni "hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah."
Ahmad Dahlan sendiri tetap menjadi pedagang sampai wafat. Setelah wafat, nilai-nilai ajarannya ihwal memanusiakan manusia masih dipegang teguh para pengikutnya sampai sekarang.
(mfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global
Next Article Belajar dari Manusia Rp1.900 T, Kaya karena Dengar Nasihat Ayah & Guru