Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen pupuk, PT Delta Giri Wacana Tbk siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun depan. Menariknya, emiten ini berhasil turnaround dari rugi menjadi laba pada sepanjang paruh pertama 2024.
Rencana IPO
Melalui Initial Public Offering (IPO), calon emiten dengan ticker DGWG ini rencananya akan melepas sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham baru atau 25% dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan. Sementara saham akan ditawarkan dengan rentang harga Rp 420 - 620 per saham.
Dengan demikian, potensi target perolehan dana IPO hingga Rp 1,03 triliun. Adapun periode book building telah dimulai sejak 2 Desember hingga 16 Desember 2024. Sementara masa penawaran umum akan dimulai pada 2 - 8 Januari 2025 dan akan resmi melantai di bursa pada 10 Januari 2025.
Adapun, tiga penjamin emisi IPO DGWG antara lain, BRI Danareksa, Samuel Sekuritas, dan Shinhan Sekuritas Indonesia
Penggunaan Dana IPO
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan DGWG sebesar 54,7% sebagai penyertaan modal kepada PT Fertilizer Inti Technology dan 8,9% untuk disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa.
Selain itu, sekitar 33,1% untuk modal kerja, belanja modal dan pembayaran sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk, serta sisanya untuk disetorkan kepada PT Semesta Alam Sejati sebagai penyertaan modal.
Berikut rinciannya :
Sekilas Tentang Bisnis DGWG
Membahas soal bisnisnya,, DGWG bergerak di bidang usaha industri bahan baku pemberantasan hama, perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia, pergudangan dan penyimpanan, serta aktivitas perusahaan holding.
Dalam hal penjualan, perusahaan membagi jadi dua jenis segmen pasar yakni B2B dan B2B2C.
Pada penjualan B2B2C, Perseroan didukung jaringan distribusi yang kuat melalui 25 gudang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan mendistribusikan daerah pedesaan sehingga produk Perseroan dapat dibeli petani secara langsung melalui kios-kios yang bekerja sama dengan Perseroan.
Saat ini distribusi Perseroan diperkuat oleh 7.000 kios yang melayani kebutuhan lebih dari 10 juta petani atau sekitar 30% dari total petani di Indonesia.
Bagaimana Kinerja Keuangannya?
Jika menilik dari bisnis perseroan, sumber pendapatan terdiri dari empat segmen produk yakni pupuk, alat pertanian, pestistida, dan benih.
Merujuk data prospektus sampai paruh pertama tahun ini, pupuk menjadi kontributor pendapatan paling banyak mencapai Rp925,54 miliar, kemudian diikuti pestisida sebanyak Rp519,06 miliar.
Foto: Prospektus
Pendapatan DGWG
Namun, jika melihat data di atas penjualan pupuk baru menjadi kontributor utama terjadi pada 2023, di mana sebelumnya pestisida masih merajai sumber pendapatan DGWG.
Sebagai catatan, [erseroan mulai mencatatkan penjualan pupuk pada kuartal II/2024. Sementara untuk kontribusi bisnis alat pertanian dan benih saat ini masih cukup rendah.
Menariknya, DGWG memiliki turnaround story di mana sampai paruh pertama tahun ini mencatat laba senilai Rp31,72 miliar dari rugi sebanyak Rp45,53 miliar.
Meskipun, dari sisi pendapatan perusahaan masih mencatatkan penyusutan 6,44% secara tahunan menjadi Rp1,48 triliun dibandingkan Juni tahun lalu.
Jika menilik lebih jauh, pendorong utama perusahaan bisa mencetak laba adalah dari keberhasilan efisiensi beban pokok pendapatan. Hal ini tercermin dari gross profit margin (GPM) yang naik menjadi 27,54% dibandingkan periode sebelumnya dengan 18,41%. Ini merupakan GPM terbesar dari periode 2021 - 2024.
Catat juga risikonya!
Menilik lebih jauh terhadap risiko, mengingat bisnis pupuk dan pestisida menjadi penopang utama pendapatan, maka fluktuasi harga bahan baku produksi menjadi risiko yang patut diantisipasi.
Jika beban tersebut menjadi risiko, maka net profit margin perusahaan akan rentan makin turun, apalagi saat ini NPM cenderung tipis rata-rata di bawah 10%.
Ditambah juga, dari segi tingkat utang tercermin Debt to Equity Ratio (DER) sampai Juni 2024 di angka 1,07 kali.
Meski begitu, DER ini bisa dikurangi setelah IPO nanti lantaran sebagian dana akan digunakan untuk bayar utang, sehingga risiko kredit bisa berkurang.
Ditambah, jika menggunakan asumsi interest coverage rasio (ICR) twelve trailing month dari laporan terakhir di prospektus per Juni 2024, tingkat ICR masih aman di 3,54 kali.
Prospek ke depan dan valuasi
Melihat prospek ke depan, kinerja DGWG masih punya ruang pertumbuhan pada 2025 - 2027 mendatang, berkat rampungnya pabrik produksi pestisida tahap 1 pada akhir tahun ini.
Target produksi bisa mulai pada kuartal II/2025, sementara produksi awal tahap 2 akan terjadi pada kuartal IV/2024, di mana efeknya nanti akan terasa ke perseroan pada 2027.
Terakhir, dalam hal valuasi berdasarkan data laporan kuangan terakhir dan jumlah lembar saham setelah IPO. Menggunakan harga rentang penawaran IPO DGWG akan diharga di PBV 3,71 kali sampai 5,48 kali. Sementara PE secara TTM di rentang 30,27 kali sampai 44,69 kali.
Jika dibandingkan dengan peers-nya seperti PT BISI International Tbk (BISI) yang memiliki valuasi PBV 0,98 kali dan PE TTM sebesar 6,98 kali. Maka valuasi DGWG bisa dibilang cukup premium.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)