Aset Bank Mandiri Tembus Rp 2.324 Triliun, Juara di Indonesia

3 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah masih banyaknya tantangan global akibat ketidakpastian global yang cukup tinggi, emiten perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masih mampu mencetak kinerja yang cukup baik hingga kuartal ketiga 2024.

Bahkan, BMRI masih menjadi bank dengan aset terbesar pertama di Indonesia, di mana per kuartal III-2024 berdasarkan laporan keuangan perseroan, aset BMRI mencapai Rp 2.323,99 triliun.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total aset BMRI tumbuh 15,8%, dari sebelumnya mencapai Rp 2.006,94 triliun.

Secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), selama lima tahun terakhir, aset BMRI terus mengalami pertumbuhan, di mana pada kuartal I-2019 yang saat itu masih mencapai Rp 1.205,97 triliun.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), total aset BMRI juga terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Per akhir 2023 lalu, total aset BMRI mencapai Rp 2.174,22 triliun, meningkat 9,12% dari posisi akhir 2022 yang mencapai Rp 1.992,54 triliun.

Adapun kualitas aset BMRI semakin membaik, di mana rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BMRI sebesar 1,3% per 30 September 2023 berhasil terkikis menjadi 0,97% pada akhir September 2024. Ini menjadi NPL terendah dalam sejarah BMRI.

Bila dibandingkan dengan industri, rasio NPL Bank Mandiri terbilang lebih rendah. Per September 2023, rasio NPL industri perbankan sebesar 2,47% dan pada periode yang sama tahun ini sebesar 2,29%.

Mengutip Paparan Publik Triwulan III-2024, perbaikan kualitas aset Bank Mandiri juga diikuti oleh rasio kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR). Per September 2024, rasio LAR Bank Mandiri turun 255 basis poin (bps) menjadi 7,32%. Hal ini diikuti pula dengan kredit restrukturisasi yang menurun dari sebelumnya sebesar Rp 83,3 triliun per September 2023, menjadi Rp 73,2 triliun per September 2024.

Sebagai informasi, perbaikan kualitas aset BMRI seiring dengan ekspansi kredit perusahaan. Secara berurutan, sejak kuartal I-2024 hingga kuartal III-2024, kredit Bank Mandiri tumbuh 20,1% (yoy), 21,5% (yoy), dan 22,1% (yoy).

Angka tersebut jauh di atas rata-rata industri. Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 12,6% (yoy), 12,6% (yoy), dan 10,9% (yoy).

Per September 2024, BMRI mencatat pertumbuhan kredit di Sumatera sebesar 15,1% (yoy), sedangkan industri 10% (yoy). Lalu penyaluran kredit di Jakarta dan Banten melesat 24,2% (yoy), sedangkan industri 13,6% (yoy). Di Jawa dan Daerah Istimewa Yogyakarta, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 10,9% (yoy) saat industri hanya 7,13% (yoy).

Kontribusi BMRI terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga terlihat dari penyaluran kredit berdasarkan sektor. Kredit pertambangan tumbuh 41,8% (yoy), sedangkan industri 25,8% (yoy).

Begitu pula dengan sektor perindustrian, BMRI mencatat pertumbuhan 15,9% (yoy), sedangkan industri 8,15% (yoy). Di segmen konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) BMRI tumbuh 16,2% (yoy), sedangkan industri 11,5% (yoy).

Geliat kredit BMRI juga terlihat pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang cenderung lesu. Saat kredit UMKM secara industri hanya tumbuh 4,42% (yoy), ekspansi kredit UMKM Bank Mandiri melesat 13,4% (yoy).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research