Alfamart dan Indomaret Berdekatan Ternyata Ikuti Cara Lama Orang China

1 week ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kita sering melihat toko retail modern, Alfamart dan Indomaret, berdiri berdekatan bahkan bersebelahan. Banyak orang bertanya-tanya kenapa dua toko retail yang menjual barang sama persis dan jelas kompetitor satu sama lain melakukan hal itu.

Berbagai jawaban dari sudut pandang marketing sudah berseliweran. Namun, ternyata alasannya bukan hanya perkara teknik marketing, tetapi juga merupakan tradisi orang China ketika berdagang pada masa silam.

Hal ini dibuktikan langsung ketika orang-orang China mendirikan toko di Jawa, sekalipun situasi zamannya berbeda. 

Cara Lama Orang China

Sebagai wawasan, awalnya orang China di Jawa berdagang secara keliling. Mereka menjajakan barang melewati rumah-rumah warga sembari berteriak atau memukul logam. Kelak, pukulan logam yang berbunyi "klontong..klontong" ini membuat mereka dikenal sebagai pedagang kelontong. 

Sejarawan Peter Carey dalam Orang Jawa dan Masyarakat Cina (1985) merinci biasanya orang China lewat metode kelontong menjual kebutuhan sehari-hari. Antara lain, kapas, garam, tembakau, jahe, sutera, hingga candu alias narkoba.

Lewat cara ini, para pedagang semakin dikenal dan punya pelanggan khusus. Praktis, mereka kaya raya. Meski demikian, saat makin dikenal, mereka mengubah cara jualan. Dari semula berkeliling menjadi menetap berjualan di suatu bangunan.

Belakangan, bangunan tempat orang China berjualan disebut "toko". Dalam Bahasa Hokkian, "Toko" artinya "tempat menjual barang". Perubahan cara berjualan tak hanya satu atau dua pedagang, tapi ada banyak pedagang lain yang mengikutinya. 

Ketika ini terjadi, sejarawan Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya (2005) menjelaskan, para pedagang China mempunyai pola tersendiri yang menjadi ciri khas, yakni mendirikan toko di sepanjang jalan dan berhadapan atau berdekatan dengan kompetitor. Ini mirip seperti Alfamart dan Indomaret yang sering berdekatan pada masa sekarang.

Cara ini ditempuh para pedagang China zaman dahulu supaya toko mereka menjadi laku dan menarik pasar yang luas.

Bagi pedagang, toko berdekatan memantik rasa kompetitif, sehingga bisa semangat bersaing mengusung keunggulan berbeda. Selain itu, toko berdekatan juga bisa menarik pasar luas. Sementara bagi pembeli, toko berdekatan memberi keuntungan sebab bisa memberi pilihan terbuka untuk belanja di toko yang disukai.

Para pedagang China juga telah melakukan hal visioner yang kini lazim dilakukan, yakni menumpuk barang di atas rak supaya rapih. Ini bertujuan supaya menarik dan mempermudah pembeli memilih barang. 

"Jadi, toko merupakan ruang yang mudah dicapai, terbuka lebar dan penataan bagian dalamnya harus seperti pameran apik," tulis Lombard. 

Selain melakukan dua cara tadi, para pedagang China juga selalu menjaga agar jaringan distribusinya tersusun rapih. Alih-alih menunggu di dalam toko sampai pembeli datang, mereka lantas memanfaatkan rekan dan tenaga kasar untuk melakukan penjualan dari pintu ke pintu. 

Pada akhirnya, cara orang China seperti ini terbukti efektif. Mereka bisa mendulang kekayaan. Begitu pula masyarakat yang bisa mengakses kebutuhan sehari-hari dengan mudah.

Meski berbeda zaman dan konteks, cara tersebut banyak dipakai oleh para pedagang, termasuk juga toko retail modern Alfamart dan Indomaret. 


(mfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Next Article Wow! Miliarder China Ternyata Parkir Duit di Sini, Ada RI?

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research