Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap bulan, langit selalu menyuguhkan keindahannya, dan pada Oktober 2024 ini, berbagai peristiwa langit yang memukau menanti untuk disaksikan-terlalu sayang jika dilewatkan.
Sebagian dari fenomena ini bisa dinikmati langsung dengan mata telanjang, sementara yang lain membutuhkan bantuan teleskop untuk mengungkap misteri angkasa.
Menurut Farahhati Mumtahana, peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, sejumlah fenomena langit akan menghiasi bulan Oktober ini, mengundang kita untuk menyaksikan keajaiban alam semesta yang tersembunyi.
Gerhana Matahari Cincin - 2 Oktober
Gerhana matahari cincin terjadi ketika jarak Bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga tidak dapat menutupi Matahari seluruhnya.
Hal ini menghasilkan lingkaran cahaya di sekitar Bulan yang gelap. Korona Matahari tidak terlihat saat gerhana cincin.
Jalur gerhana akan dimulai di Samudra Pasifik di lepas pantai Amerika Selatan dan melintasi bagian selatan Chili dan Argentina lanjut hingga Atlantik dan Antartika.
Gerhana sebagian akan terlihat di sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian selatan.
Hujan Meteor Draconid - 7 Oktober
Hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari.
Draconid sendiri merupakan hujan meteor kecil yang hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam yang berada di konstelasi Draco.
Hal ini dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet 21P Giacbini-Zinner, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1900.
Draconid adalah hujan yang tidak biasa karena pemandangan terbaik adalah pada sore hari, bukan dini hari seperti kebanyakan hujan lainnya.
Hujan terjadi setiap tahun pada tanggal 6-10 Oktober dan mencapai puncaknya tahun ini pada malam tanggal 7 Oktober.
Mengamati hujan meteor dapat dilakukan dengan cara kita mencari tempat yang gelap dan berpandangan luas seperti pegunungan atau pantai.
Bulan Purnama, Supermoon - 17 Oktober
Bulan akan terletak di sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari dan wajahnya akan diterangi sepenuhnya.
Fase ini terjadi pada 11:28 UTC. Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Pemburu karena pada saat ini daun-daun berguguran dan hewan buruannya gemuk serta siap berburu.
Bulan ini juga dikenal sebagai Travel Moon dan Blood Moon. Ini juga merupakan supermoon kedua dari tiga supermoon pada tahun 2024.
Supermoon bukanlah istilah astronomi yang sebenarnya, istilah in hanya cara untuk menggambarkan bulan yang tampak sedikit lebih dekat dari jarak biasanya.
Selama fenomena Supermoon terjadi, yakni seperti pada tanggal 17 Oktober 2024 nantinya, maka Bulan saat Bulan Purnama "Hunter's Moon" akan tampak sekitar 10 persen lebih besar daripada Bulan Purnama pada umumnya.
Beberapa sumber mengatakan bahwa nama lain dari Bulan Pemburu adalah bulan Sanguin atau Bulan Darah, yang dikaitkan dengan darah akibat berburu atau perubahan warna dedaunan musim gugur.
Hujan Meteor Orionid - 21-22 Oktober
Orionid adalah hujan meteor rata-rata yang menghasilkan hingga 20 an meteor per jam pada puncaknya di langit tanpa bulan. Kecepatan dari laju meteornya mencapai 41 mil atau 66 Kilometer per detik.
Komet asal 1P/Halley ini, berseri tepat di sebelah utara bintang terang konstelasi Orion, Betelgeuse.
Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu peninggalan komet Halley yang telah dikenal dan diamati sejak zaman dahulu.
Hujan terjadi setiap tahun mulai tanggal 2 Oktober hingga 7 November. Puncak hujan tahun ini terjadi pada malam tanggal 21 Oktober dan pagi hari tanggal 22 Oktober.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini: