Trump Minta Suku Bunga Turun, Sri Mulyani-BI Akan Buka Suara Hari Ini

2 months ago 25

  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street melanjutkan rally
  • Efisiensi belanja negara, kebijakan Trump, World Economic Forum, serta  konferensi pers KSSK diproyeksi akan menggerakkan pasar keuangan Indonesia hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sementara rupiah menguat dan Surat Berharga Negara (SBN) diburu investor.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan kembali mencatat kinerja positif pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa mundur ke zona merah pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (23/1/2025), setelah sebelumnya sempat pulih hingga menembus level psikologis 7.300. IHSG ditutup melemah 0,34% ke posisi 7.232,64, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13 triliun. Sebanyak 16 miliar saham berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali.

Secara sektoral, properti dan bahan baku menjadi penekan terbesar dengan masing-masing melemah 2,95% dan 1,06%. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menjadi kontributor utama pelemahan IHSG, menyumbang koreksi sebesar 14,3 indeks poin, diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Koreksi IHSG terjadi setelah empat hari berturut-turut bergerak di zona hijau. Pelaku pasar tetap diminta waspada terhadap dinamika ekonomi global, meskipun kombinasi sentimen global dan domestik memberikan harapan untuk stabilitas pasar di 2025.

Inaugurasi Donald Trump sebagai Presiden AS dan penguatan sektor teknologi global memberikan angin segar, sementara kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam negeri menjadi salah satu penopang. Revisi aturan DHE yang mulai berlaku 1 Maret 2025 mewajibkan eksportir menempatkan 100% devisa hasil ekspor di sistem keuangan domestik, dengan harapan meningkatkan pasokan dolar dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Lain sisi, rupiah kembali menunjukkan taringnya pada perdagangan kemarin, Kamis (23/1/2025). Mata uang Garuda menguat tipis 0,03% dan ditutup pada level Rp 16.275/US$, setelah sebelumnya menyentuh angka Rp 16.250/US$.

Penguatan rupiah didorong sentimen domestik dan global. Dari sisi eksternal, pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya memberikan angin segar. Pasar merespons pendekatan kebijakan Trump yang lebih konservatif namun tetap populis terhadap perdagangan global. Indeks dolar AS (DXY) tercatat naik 0,1% ke level 108,06 pada pukul 15:00 WIB, tetapi masih dalam tekanan dibandingkan pekan lalu.

Sementara itu, kebijakan DHE menjadi katalis utama dari dalam negeri. Pemerintah mewajibkan seluruh devisa hasil ekspor untuk kembali masuk ke sistem keuangan domestik selama setahun penuh, mulai 1 Maret 2025. Langkah ini diharapkan memperkuat pasokan dolar di pasar domestik, menjaga stabilitas rupiah, dan mengurangi dampak tekanan eksternal.

Kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang solid memberikan optimisme bagi pergerakan rupiah ke depan. Dalam jangka pendek, penguatan ini menjadi vitamin bagi pasar, dengan potensi terus menopang stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.

Dari pasar obligasi, imbal hasil SBN melandai ke 7,07% pada perdagangan kemarin atau yang terendah sejak 6 Januari 2025. Melandainya imbal hasil menandai harganya yang sedang naik karena diburu investor.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research