Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2024 tercatat banyak emiten yang melakukan aksi korporasi salah satunya merger dan akuisisi. Merger dan akuisisi merupakan dua bentuk transaksi bisnis yang melibatkan perubahan kepemilikan atau struktur perusahaan.
Merger merupakan proses di mana dua perusahaan atau lebih memutuskan untuk menggabungkan diri mereka menjadi satu entitas baru. Dalam penggabungan, perusahaan-perusahaan tersebut sepakat untuk bersatu dan berbagi kontrol, sumber daya, dan operasi.
Akuisisi merupakan proses di mana satu perusahaan (yang disebut perusahaan akuisisi) membeli sebagian atau seluruh saham atau aset dari perusahaan lain (yang disebut perusahaan target). Ini mengakibatkan perusahaan target menjadi bagian dari perusahaan akuisisi.
Pada umumnya akuisisi perusahaan dilakukan untuk memperluas pangsa pasar, pengembangan perusahaan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, mempercepat penyerapan teknologi, ekspansi bisnis, mengembangkan produk dan layanan, menciptakan sinergi hingga diversifikasi bisnis.
Berikut rangkuman CNBC Indonesia Research, beberapa emiten yang telah melakukan aksi merger dan akuisisi di sepanjang tahun 2024.
Emiten Barito Grup
Emiten-emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang termasuk dalam Barito grup masih terus melanjutkan aksi akuisisi di beberapa emitennya yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berhasil mengambil langkah maju yang besar melalui sejumlah aksi korporasi anak usahanya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi mengakuisisi perusahaan pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap. BREN melalui anak usaha, PT Barito Wind Energy (BWE) telah menyelesaikan akuisisi 99,99% saham di PT UPC Sidrap Bayu Energy dari UPC Renewables Asia Pacific Holding Pte. Ltd. (UPCAPH), ACEN Renewables International Pte. Ltd. (ACRI), UPC Renewables Asia III Limited (Asia III), Sidrap (HK) Limited (Sidrap HK), dan Sunedison Sidrap B.V. (SunEd BV).
Penyelesaian pengambilalihan saham tersebut dilakukan BWE pada 2 April 2024 dengan rincian sebagai berikut:
Pertama, sebanyak 515.515 saham kelas A dan 34.368 saham kelas B yang mewakili sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan PT UPC Sidrap Bayu Energi (Sidrap 1) dari UPCAPH, ACRI, Asia II, Sidrap HK dan SunEd BV, dengan harga pembelian sebesar 101,92 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,62 triliun.
Kemudian 2.499 saham yang mewakili sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT UPC Operation and Maintenance Indonesia (OMI) dari UPCAPH dengan harga pembelian sebesar US$ 297.017,89 atau setara dengan Rp 4,72 miliar.
Tujuan akusisi tersebut sebagai langkah strategis dalam menambah aset energi angin ke dalam portofolio BREN.
Kemudian, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) akan menjadi mayoritas pemilik perusahaan patungan dengan Glencore untuk mengakuisisi aset kilang minyak Shell Singapura. Aksi Akuisisi ini akan menyumbang pendapatan TPIA hingga US$8 miliar (Rp128 triliun) per tahun.
TPIA akan menjadi kepala operator dan pemilik mayoritas saham joint venture CAPGC Ple. Ltd sementara untuk Glencore berada di posisi minoritas. Akuisisi ditargetkan akan selesai pada akhir 2024.
Foto: Prajogo Pangestu. (CNN Indonesia/Dinda Audriene)
Prajogo Pangestu. (CNN Indonesia/Dinda Audriene)
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) kembali mengakusisi tambang batubara. CUAN mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara, yaitu PT Borneo Bangun Banua (B3) dan PT Borneo Bangun Banua Bestari (B4). Perusahaan pun akan menjadi pemegang saham langsung atas 100%.
Terbaru, pada November 2024 PT Chandra Daya Investasi (CDI), anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), memperluas portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi dan mengoperasikan 4 (empat) kapal pengangkut minyak atau bahan kimia serta kapal pengangkut gas bumi.
Keempat kapal ini merupakan armada pertama yang dimiliki oleh Perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat rantai pasok yang berkelanjutan melalui layanan transportasi laut global.
Emiten Saratoga
Saham milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) resmi mengakuisisi saham mayoritas Rumah Sakit Brawijaya atau Brawijaya Healthcare Group pada kuartal I 2024, sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio yang dijalankan perusahaan investasi itu.
Saratoga berkomitmen penuh untuk terlibat aktif untuk memastikan pertumbuhan Brawijaya Healthcare yang berkelanjutan. Saratoga meyakini bahwa grup rumah sakit swasta tersebut memiliki fondasi untuk menjadi pemain rumah sakit terdepan di Indonesia.
Diketahui, Brawijaya Healthcare saat ini memiliki lima rumah sakit dan dua klinik. Devin menilai, Brawijaya Healthcare terbukti memiliki kemampuan ekspansi bisnis didukung oleh manajemen yang berpengalaman.
Emiten Farmasi
Pertama ada PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) yang akan mengakuisisi Asa Ren Pte. Ltd. Ini merupakan perusahaan data DNA berbasis AI yang terdaftar di Singapura.
Perusahaan tersebut juga merupakan pemilik PT Asa Ren Global Nusantara, sebuah portal perdagangan alat laboratorium, alat farmasi, dan alat kedokteran manusia.
Guna melancarkan aksi akuisisi, DGNS rencananya bakal melaksanakan rights issue sebanyak-banyaknya 921.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp25 per lembar dan harga pelaksanaan Rp505 per lembar.
Direksi DGNS akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 April 2024 mendatang.
Dengan demikian DGNS bakal menguasai 97,97% saham Asa Ren Pte Ltd bermodalkan Rp357,89 miliar. Rinciannya, nilai rencana inbreng adalah sebesar Rp322,10 miliar dan nilai rencana pembelian saham Rp35,78 miliar.
Kedua, terdapat PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang diketahui sudah selesai melakukan akuisisi 100% perusahaan pengemasan obat global Probiotec Limited melalui anak usahanya di Australia, yakni yakni PYFA Australia Pty Ltd.
Perjanjian ditandai dengan penandatanganan Scheme Implementation Deed (SID) pada 21 Desember 2023 lalu. Anak usaha PYFA ini melakukan pengambilalihan atas seluruh saham Probiotec dengan harga senilai AUD3 atau sekitar Rp 31.505 per lembar.
Melalui keterbukaan informasi, akuisisi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar grup Perseroan di pasar internasional. Selain itu, akuisisi ini juga memberi akses kepada teknologi serta riset dan pengembangan (R&D) yang lebih mumpuni.
Terakhir, ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Pada 2022 lalu, KLBF sudah merampungkan akuisisi 100% PT Aventis Pharma dengan menambah kepemilikan 20% dari PT Usaha Minidin Raya.
Sebelumnya, KLBF mengambil alih 80% saham Aventis Pharma dari Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH (Sanofi) pada 22 Juli 2022.
Pembelian saham Aventis Pharma turut mengalihkan fasilitas produksi Aventis di Jakarta, aset dan hak distribusi, serta pemasaran obat resep dan vaksin Sanofi di Indonesia.
Untuk diketahui, Aventis Pharma pada awalnya adalah perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi S.A. Sanofi Group Indonesia terdiri atas dua badan hukum yaitu: PT. Aventis Pharma dan PT. Sanofi Aventis Indonesia.
Sanofi Indonesia, melalui badan hukum PT Aventis Pharma, telah beroperasi di Indonesia lebih dari 60 tahun dan didukung oleh sekitar 650 karyawan dari berbagai fungsi, termasuk menjalankan fasilitas manufaktur bersertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) yang melayani pasar domestik serta internasional.
Emiten Triputra Grup
Selanjutnya datang dari emiten di sektor otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) yang berencana untuk melalukan akuisisi pada tahun 2024.
Emiten produsen komponen otomotif Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat tersebut mengumumkan rencana akuisisi tahun 2024.
"Tentunya salah satu strategi kami selain membangun bisnis baru dari dalam, tentu tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi, khususnya di bidang komponen otomotif," ujar Irianto dalam paparan publik DRMA, Selasa, (14/11/2023).
Foto: Theodore Permadi Rachmat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Peter F Gontha memberi piagam kepada Theodore Permadi Rachmat atau yang lebih dikenal dengan TP Rachmat saat meraih pemenang CNBC Indonesia Awards Lifetime Achievement. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pada 2023, DRMA telah mengakuisisi PT Trimitra Chitrahasta dan memulai pasokan komponen member suspensi untuk Toyota yang telah dimulai pada akhir semester I 2023. Perusahaan optimis dengan kinerjanya dan menargetkan mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 25% year-on-year (yoy) hingga akhir 2023.
Perusahaan pun berencana melakukan ekspansi di segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yakni memproduksi battery pack, battery management system, charging station, dan komponen lainnya yang nantinya disuplai kepada para agen pemegang merek kendaraan listrik.
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) melakukan langkah strategis untuk memperkuat posisinya di Industri Hulu Migas Indonesia. Pada Kamis (4/1/2023), RAJA mengumumkan penyelesaian akuisisi 8% Participating Interest di Wilayah Kerja Jabung, Jambi. RAJA melalui anak usahanya yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ) dan PT GPI Jabung Indonesia.
Penyelesaian transaksi dilakukan pada 29 Desember 2023. Selain itu, kesepakatan ini terjalin melalui Perjanjian Jual Beli Participating Interest Bersyarat yang ditandatangani bersama PT GPI Jabung Indonesia pada 7 Juni 2023 dan mendapatkan persetujuan dari Kementerian ESDM, pada 22 Desember 2023. Pencapaian ini merupakan hasil dari penilaian RAJA terhadap potensi Wilayah Kerja Jabung yang diprediksi akan terus menghasilkan produksi Migas signifikan, dan berdasarkan WPNB pada 2024 ditargetkan berproduksi sebesar 55.000 BOEPD.
PT Harum Energy Tbk (HRUM)
PT Harum Energy Tbk. (HRUM) melakukan kerjasama strategis dalam pengembangan portofolio nikel sebagai bagian dari strategi diversifikasi usaha. Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan China, Eternal Tsingshan Group Limited (ET) sebagai mitra strategis. Penandatangan dilakukan pada tanggal 5 April 2024.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagian besar portofolio bisnis nikel milik HRUM berada di bawah perusahaan terkendali, yaitu PT Harum Nickel Perkasa (HNP) dan PT Tanito Harum Nickel (THN), yang meliputi kepemilikan saham mayoritas dalam PT Position, PT Infei Metal Industry, PT Westrong Metal Industry, PT Blue Sparking Energy, dan kepemilikan saham minoritas dalam PT Sunny Metal Industry.
ET merupakan suatu perusahaan yang didirikan di Hong Kong SAR yang melalui afiliasinya telah banyak melakukan investasi di Indonesia terutama di kegiatan pengolahan dan pemurnian nikel (Grup Mitra). Grup Mitra juga merupakan mitra operator dari proyek smelter Perseroan dan pengelola dari Kawasan Industri Weda Bay di Provinsi Maluku Utara, dimana proyek-proyek tersebut berlokasi.
Untuk merealisasikan Kerjasama Strategis tersebut, anak perusahaan Perseroan, yaitu HNP dan THN, bermaksud untuk terlebih dahulu menerbitkan surat utang wajib konversi Surat Utang Wajib Konversi (SUWK) yang akan diambil bagian oleh mitra strategis baik secara langsung atau melalui satu atau lebih perusahaan yang ditentukan kemudian.
SUWK tersebut nantinya akan dikonversikan menjadi sejumlah saham baru dalam HNP dan/atau THN yang mewakili kepemilikan saham efektif sampai dengan 49% dalam Portofolio Nikel Perseroan, dimana ketentuan-ketentuan termasuk mengenai jumlah pokok, tanggal jatuh tempo dan periode konversi atas SUWK akan disepakati kemucian oleh para pihak, dengan tetap memperhatikan peraturan vang berlaku.
Setelah pelaksanaan konversi SUWK tersebut, Perseroan tetap merupakan pemegang saham efektif mayoritas dalam Portofolio Nikel Perseroan.
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
PT Bank Commonwealth (PTBC) telah resmi diakuisisi dan dilebur dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), yang dimiliki Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) Group asal Singapura.
OCBC Indonesia membidik pengembangan segmen retail dan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui akuisisi PTBC.
OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA) untuk membeli 99,00% saham unit usahanya di Indonesia, PTBC. Estimasi nilai rencana transaksi akuisisi PTBC oleh OCBC Indonesia adalah sebesar Rp2,2 triliun.
Untuk diketahui, tiga bank terbesar Singapura, yakni UOB, OCBC, dan DBS masing-masing memiliki entitas usaha di Indonesia. UOB Indonesia dan OCBC Indonesia pun telah mengakuisisi kedua bank asing asal barat di RI.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) atau Antam melalui entitas usahanya PT Gag Nikel (PTGN) membeli 30% saham PT Jiu Long Metal Industry (JLMI) milik Newton International Investment Pte. Ltd. (NII) yang juga merupakan entitas usaha Eternal Tsingshan Group Limited (ETGL) yang didirikan secara sah berdasarkan hukum Hong Kong SAR senilai sebesar US$ 102.500.000.
PTGN merupakan perusahaan terkendali yang baik secara langsung maupun tidak langsung dimiliki 100% oleh Perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pembelian saham tersebut dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2024. Dengan transaksi tersebut PTGN memberikan pinjaman pemegang saham kepada JLMI US$ 18.000.000 atau setara dengan Rp 274.446.000.000 berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia JISDOR pada tanggal 2 Oktober 2024.
PT MD Entertainment Tbk (FILM)
Emiten rumah produksi PT MD Entertainment Tbk. (FILM) mengakuisisi 80,05% saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV) atau NVM, pengelola kanal televisi NET. Aksi korporasi ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan serta pengembangan bisnis.
Transaksi ini juga akan berdampak pada perbaikan kinerja NETV. Dengan mendapatkan akses kepada kapabilitas produksi FILM, yang akan membuat NVM semakin kompetitif.
Selain itu, NETV diperkirakan bisa mendorong kinerja top line FILM. Maka, transaksi ini disebut saling menguntungkan kedua belah pihak.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Emiten minyak milik Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menyampaikan bahwa anak usahanya, PT EMP Energi Gandewa dan PT EMP Energi Riau, pada tanggal 25 Maret 2024 telah menyelesaikan akuisisi atas 2 aset minyak yang telah berproduksi di Riau, Sumatera.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/3/2024), PT EMP Energi Gandewa membeli 90% partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Siak ("Siak") dari PT Pertamina Hulu Energi Siak. Adapun 10% partisipasi interes lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah, PT Riau Petroleum Siak. Siak
menjual produksi minyaknya ke PT Kilang Pertamina Internasional ("KPI") melalui Terminal Dumai.
Sementara PT EMP Energi Riau mengakuisisi 90% partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Kampar ("Kampar") dari PT Pertamina Hulu Energi Kampar. Adapun 10% partisipasi interes lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah, PT Riau Petroleum Kampar. Kampar juga menjual produksi minyaknya ke KPI melalui Terminal Buatan.
PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dan PT Smart Telecom (SmartTel) telah sepakat untuk merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari US$ 6,5 miliar atau setara Rp 104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart).
Mengutip materi paparan Analyst & Investor Conference Call XL Axiata, XL akan menjadi surviving entity dan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sambil menerbitkan saham baru kepada pemegang saham Smartfren sesuai dengan rasio penggabungan. Rasio penggabungan adalah 72:28 nilai ekuitas antara XL Axiata dan Smartfren.
Sinar Mas akan menerima 21,7% saham di XLSmart sementara saham Axiata akan menjadi 47,9%.
Kemudian Sinar Mas akan mengakuisisi tambahan 13,1% saham di XLSmart dari Axiata dengan imbalan tunai sebesar US$400 juta pada penyelesaian merger, US$ 75 juta pada hari jadi merger yang diusulkan dengan syarat terpenuhinya beberapa kondisi.
Dengan begitu, Axiata dan Sinar Mas masing-masing akan memiliki 34,8% saham di XLSmart dan akan tetap menjadi pemegang saham pengendali bersama dengan pengaruh yang sama terhadap arah strategis XLSmart.
Merger diperkirakan rampung pada semester I-2025. Tanggal 10 Desember 2024, perjanjian definitif merger diteken kedua belah pihak. Sehari kemudian, proposal aksi merger ini diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) akan melaksanakan penawaran tender wajib atau tender offer sebanyak-banyaknya 382.016.642 saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) atau 8,01% dari dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
BSDE menetapkan harga penawaran tender wajib senilai Rp531. Dengan demikian perusahaan di bawah naungan grup Sinarmas ini telah menyiapkan dana yang diperlukan senilai Rp202,85 miliar.
Periode penawaran tender wajib 17 Desember 2024-15 Januari 2025. Lalu tanggal terakhir pembayaran 24 Januari 2025.
Sebagaimana diketahui, BSDE telah mengakuisisi SMDM dari Top Global Limited dengan nilai transaksi Rp2,33 triliun. BSDE mengambil alih 4,39 miliar saham SMDM dengan harga Rp531 per saham atau merogoh kocek sebesar Rp2,33 triliun untuk merampungkan aksi tersebut.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) akhirnya resmi mengakuisisi 100% saham Sembcorp Environment Pte. Ltd. dengan nilai akuisisi 405 juta dolar Singapura atau sekitar Rp4,77 triliun.
Hal ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Jumat (20/12/2024).
Akuisisi tersebut dilakukan untuk memperkuat lini bisnis anyar perseroan dalam pengolahan limbah yang terintegrasi.
PT ABM Investama Tbk (ABMM)
Pada November 2024, anak usaha PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Cipta Krida Bahari (CKB), mengakuisisi dua perusahaan pelayanan pelabuhan laut, yaitu PT Sarana Citranusa Kabil (SCN) dan PT Citra Pembina Pengangkutan Industries (CPPI). Akuisisi itu ditandai oleh penandatanganan perjanjian pengikat jual beli saham antara CKB dengan induk usaha kedua perusahaan itu, PT Citra Tubindo Tbk (PTCT).
Dengan penandatanganan PPJB, SCN akan diakuisisi oleh CKB atau afiliasinya dengan total jumlah saham sebesar 99,94% dari CTBN. SCN merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di aktivitas pelayanan kepelabuhanan laut dan kegiatan terkait lainnya.
Dan PT Citra Pembina Pengangkutan Industries (CPPI). Dengan penandatanganan PPJB, CPPI akan diakuisisi oleh CKB atau afiliasinya dengan total jumlah saham sebesar 99,9% dari CTBN. CPPI merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di jasa kepelabuhanan dan kegiatan terkait lainnya.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
Pada Desember 2024, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) resmi mengakuisisi segmen bisnis telekomunikasi milik entitas PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT). Nilai akuisisi perusahaan tersebut mencapai Rp650 miliar.
Akuisisi ini bernilai strategis bagi perseroan untuk memperkuat ekosistem bisnis dan mempertahankan pangsa pasar ( market share ) di industri infrastruktur telekomunikasi.
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
Emiten pertambangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak perusahaannya PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International) mengakuisisi saham tambang bati bara asal Australia Dawson Complex senilai US$455 juta atau Rp7,2 triliun.
BUMA International mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Peabody Energy Corporation (Peabody), melalui anak perusahaannya, Peabody SMC Pty. Ltd., untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex (Dawson).
Langkah ini memperkuat posisi perusahaan di pasar batubara metalurgi global dan melanjuti akuisisi terbaru perseroan sebelumnya, Atlantic Carbon Group Inc (ACG ). Langkah ini semakin mewujudkan rencana strategis multi-tahun kami untuk diversifikasi perseroan sebagai produsen batubara terkemuka.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)