Trump Beri Kabar Baik, Saatnya Menunggu Dolar Eksportir Balik ke RI

2 months ago 24

  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat usai pelantikan Donald Trump
    Wall Street berpesta sambut kembali Trump di Gedung Putih
  • Pelantikan Trump serta aturan DHE diperkirakan akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia-  Pasar keuangan Indonesia menguat usai pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Indeks Harga Saham Gabungan dan nilai tukar rupiah sama-sama menguat sementara Surat Berharga Negara (SBN) diburu investor.

Pasar keuangan Indonesia hari ini diharapkan kembali positif. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar keuangan Indonesia pada hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.


Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada perdagangan kemarin, Selasa (21/1/2025) menguat 0,15% di angka Rp16.330/US$. Ini menjadi posisi terkuat sejak 14 Januari 2025 atau dalam sepekan terakhir. Pada saat bersamaan, indeks dolar AS (DXY) mulai melandai ke level 108 setelah beberapa hari bertahan di 109.

Penguatan rupiah terjadi karena pasar menilai dampak ekonomi dari kebijakan masa jabatan kedua Trump. Menurut Reuters, seorang pejabat Trump mengungkapkan bahwa presiden akan mengeluarkan memorandum perdagangan pada hari pertama menjabat tanpa memberlakukan tarif baru.

Sebelumnya, Trump sempat berjanji mengenakan tarif 10-20% pada semua barang impor, hingga 60% untuk barang impor dari China. Ia juga mengancam tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko jika gagal mengatasi aliran narkoba dan migrasi ilegal ke AS. Namun, ancaman tersebut tidak diwujudkan pada hari pertama masa jabatannya.

Trump juga mengumumkan pembentukan Layanan Pendapatan Eksternal untuk mengumpulkan tarif dan bea. "Akan ada uang besar mengalir ke kas negara kita dari sumber asing. Impian Amerika akan segera kembali," kata Trump dalam pidatonya.

Fikri C. Permana, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, menyarankan pelaku pasar agar tidak terlalu euforia dengan penguatan rupiah. Kekhawatiran terkait kebijakan Trump Tariff masih menjadi ancaman.

Maybank Indonesia Economic Research menambahkan, penguatan rupiah bersama mata uang Asia lainnya mencerminkan arus masuk dana setelah investor global merespons pidato Trump yang tidak membahas tarif perdagangan atau pajak baru.

Ralph Birger Poetiray, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, memperkirakan rupiah dapat terus menguat dalam waktu dekat, mengingat permintaan musiman belum terlihat, sementara fundamental masih solid.

Pelantikan Trump yang berlangsung di Rotunda Capitol AS menjadi sorotan dunia. Dalam pidatonya, Trump menekankan kebangkitan ekonomi AS, meski kebijakan proteksionisnya masih menimbulkan kekhawatiran di pasar global.

Dalam jangka pendek, pasar melihat potensi penguatan dari pidato Trump yang tidak menyebut tarif baru. Rilis kinerja keuangan emiten ke depan diharapkan dapat menjadi angin segar di tengah ketidakpastian saat ini.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I kemarin (21/1/2025), pasca pelantikan Presiden AS Donald Trump. IHSG ditutup di posisi 7181,20 atau menguat 0,15%. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Desember 2024.

Sebanyak 238 saham menguat, 232 saham tak berubah sementara 345 melemah. Volume perdagangan mencapai 19,3 miliar saham dengan nilai Rp 12,7 triliun.
Kendati menguat investor asing masih mencatat net sell dengan nilai Rp 383,17 miliar.

Dari pasar obligasi, imbal hasil SBN tenor 10 tahun sedikit melandai ke 7,12% pada perdagangan kemarin, dari sebelumnya ke 7,17%. Imbal hasil yang melandai ini menandai harga SBN tengah naik karena diburu investor.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research