Proyeksi Target Harga Saham Batu Bara pada 2025 Menurut Analis

2 months ago 28

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah analis memberikan rekomendasi cenderung pesimis terhadap saham emiten batu bara. Hal ini terkait dengan proyeksi batu bara dunia yang diperkirakan akan suram pada 2025.

Analis yang dikonsensus oleh Refinitiv kebanyakan memberikan rekomendasi "Hold" yang berarti investor pemegang saham emiten batu bara direkomendasikan tetap bertahan dengan portofolionya, tidak dijual atau ditambah.

Berdasarkan konsensus Refinitiv, terdapat lima dari 12 analis merekomendasikan "Buy" pada saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk atau berkode ADRO. Sementara lima analis lain merekomendasikan "Hold" dan sisanya "Sell".

Senada, berdasarkan konsensus 11 analis oleh Refinitiv, sebanyak lima analis merekomendasikan "Buy" saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk  (ITMG). Sementara enam analis memberikan rekomendasi "Hold".

Sementara itu, empat dari 10 analis merekomendasikan "Buy" saham PT Bukit Asam Tbk atau PTBA. Kemudian empat analis memberikan rekomendasi "Sell" dan sisanya "Hold".

Bahana Sekuritas mengantisipasi bahwa permintaan batu bara akan tetap stabil. Namun, karena permintaan yang meningkat diimbangi dengan peningkatan pasokan, Bahana Sekuritas memperkirakan keseimbangan penawaran-permintaan akan stabil, yang mengarah ke level harga yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang pada USD120-130/ton.

Kecuali jika terdapat gangguan pasokan yang signifikan, seperti yang terlihat pada tahun 2022 karena konflik Rusia-Ukraina, Bahana Sekuritas tidak memperkirakan lonjakan harga yang besar di luar faktor musiman yang mungkin mendorong permintaan untuk sementara waktu. Potensi kenaikan mencakup faktor terkait cuaca, seperti La Niña, yang dapat menurunkan produksi tambang dan meningkatkan permintaan karena suhu yang lebih dingin dari rata-rata.

Bank dunia memperkirakan harga batu bara global akan melandai pada 2025 karena permintaan dari China yang diperkirakan akan moderat.

"Harga diproyeksikan turun sekitar 12 persen pada tahun 2025 dan 2026, setelah penurunan yang diperkirakan lebih dari 20 persen pada tahun 2024," menurut Bank Dunia (3/12/2024).

Rata-rata harga batu bara dunia perkiraan Bank Dunia adalah US$120 per ton pada 2025.

Bank Dunia mengatakan bahwa puncak permintaan batu bara di China akan mencapai puncak pada 2024 dan kemudian cenderung stagnan. Sebab peningkatan moderat permintaan listrik serta output yang kuat dari pembangkit listrik tenaga air dan energi terbarukan.

Mungkin peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas atau kekeringan, khususnya di China, dapat mendorong permintaan yang lebih tinggi dan menaikkan harga.

Tapi menurut Bank Dunia ada risiko kelebihan pasokan yang dapat menjadi pemberat bagi laju harga batu bara dunia.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association Hendra Sinadia mengatakan adanya kelebihan pasokan atau oversupply akan membuat harga batu bara pada 2025 relatif stagnan dibandingkan 2024.

"Untuk pasar ekspor kondisi oversupply karena supply pasokan melebihi permintaan sehingga rerata Harga di 2024 lebih rendah dibandingkan 2023 apalagi dengan 2022. Untuk 2025 diperkirakan rentang Harga relatif sama di 2024 (paling tidak harapannya seperti itu), ujar Hendra kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/1/2024).

Hendra menjelaskan bahwa tren permintaan batu bara dunia memang meningkat. Akan tetapi tingkat produksi juga meningkat lebih besar sehingga terjadi kelebihan pasokan.

"Kondisi tersebut (tingkat produksi meningkat) sudah terlihat sejak 2023, berlanjut di 2024 dan di 2025. China produsen terbesar batubara dunia juga produksinya domestiknya meningkat. India juga produksi mereka meningkat," ungkap Hendra.

Berdasarkan data IEA, kelebihan pasokan dengan jumlah yang besar terjadi sejak 2022 dan mencapai puncaknya pada 2023. Kelebihan pasokan pada 2023 tercatat 306 juta ton, naik 13 juta ton dari 2022 dengan jumlah 293 juta ton.

Sementara pada 2024, kelebihan pasokan batu bara global diperkirakan mencapai 297 juta ton. Kemudian pada 2025 kelebihan produksi dibandingkan konsumsi emas hitam mencapai 204 juta ton.

Meskipun melandai pada 2024 dan 2025, namun kelebihan pasokan batu bara dunia diperkirakan masih berada di atas 200 juta ton. Sementara secara umum kecenderungan kelebihan pasokan batu bara dunia berkisar 100-170 juta ton per tahun.

Kelebihan pasokan yang tinggi memberatkan harga batu bara untuk melaju kencang. Ditambah prospek ekonomi kawasan Asia, terutama China, yang diperkirakan belum cerah turut menyumbang katalis negatif bagi harga batu bara dunia.

Dikatakan bahwa pemulihan di pasar properti China diperkirakan tidak akan terjadi hingga akhir tahun 2025. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 4,5% pada tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi China pada 2025 lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 yakni 5%.

Jadi, kondisi batu bara dunia secara umum pada 2025 diperkirakan stagnan atau cenderung menurun dibandingkan 2024. Hal ini terlihat dari pertumbuhan permintaan yang stagnan, tapi tingkat produksi terus bertumbuh sehingga menciptakan kelebihan pasokan.

Belum lagi tantangan peralihan energi batu bara ke energi baru terbarukan sebagai pemasok kebutuhan listrik yang akan semakin memberatkan laju harga batu bara dunia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(ras/ras)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research