Trump, BI Hingga Danantara Beri Kabar Gembira, IHSG-Rupiah Menguat?

2 days ago 9

  • Pasar keuangan Indonesia melemah setelah mencatat kinerja gemilang pekan lalu, IHSG dan rupiah melandai
  • Wall Street tutup sementara bursa Eropa terbang setelah Trump menunda pengenaan tarif 50% ke Uni Eropa
  • Penundaan tarif dan insentif pemerintah akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia melemah pada perdagangan kemarin. Pasar saham jatuh dan rupiah jatuh setelah mencatatkan kinerja gemilang pekan lalu.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan sudah menguat kembali pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Senin (26/5), ditutup melemah 0,8% ke level 7.188,35. IHSG kembali meninggalkan level psikologis 7.200.
Sebanyak 225 saham menguat, 414 saham melemah dan 170 stagnan. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 320,16 miliar pada perdagangan kemarin.

Koreksi IHSG kemarin menandai aksi ambil untung yang mulai masif setelah reli 10% dalam sebulan terakhir. Kinerja negatif saham PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi pemberat utama indeks.

TPIA ambles 7,58% dan sendiri menyeret IHSG hingga 18 poin. Sementara GOTO longsor 5,56% ke level Rp68, setelah sempat menyentuh Rp65 intraday karena rumor merger dengan Grab yang ternyata dibantah oleh manajemen Grab. DCII, saham dengan harga tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI), juga terkoreksi 2,68% setelah reli spektakuler sepanjang tahun berjalan.

Di sisi sektoral, tekanan paling dalam terjadi di sektor bahan baku yang ambles 2,99%, disusul utilitas dan properti. Sektor energi dan kesehatan masih mencatatkan kenaikan tipis.

Meski secara teknikal IHSG mendekati resistance 7.300, risiko koreksi tetap membayangi terutama karena pekan ini hanya akan ada 3 hari perdagangan menjelang libur Kenaikan Isa Almasih. Di tengah periode pendek ini, investor cenderung berhati-hati.

Namun di tengah tekanan tersebut, sentimen global cenderung membaik. JP Morgan kembali menaikkan rating pasar emerging market termasuk Indonesia menjadi overweight. Lima alasan utama yaitu mulai redanya tensi perang dagang, pemulihan ekonomi China, pelemahan dolar AS, valuasi yang atraktif, serta peluang pemangkasan suku bunga The Fed.

Begitupun dengan kondisi mata uang Garuda. Rupiah ditutup melemah tipis 0,12% ke Rp16.235 per dolar AS di tengah volatilitas arah kebijakan perdagangan AS. Meski indeks dolar AS (DXY) justru turun ke 98,89, pernyataan Trump soal tarif Eropa tetap memicu kekhawatiran. Bank Indonesia menyatakan bahwa stabilitas nilai tukar tetap menjadi prioritas utama, mengingat ketidakpastian global yang masih tinggi.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun sedikit turun ke 6,819%, dari 6,832% pada akhir pekan lalu. Pasar obligasi bergerak sideways menyusul data defisit transaksi berjalan yang membaik serta ekspektasi pemangkasan suku bunga global. Namun arah kuat baru kemungkinan terbentuk usai libur panjang dan rilis data inflasi awal Juni.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research