Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump memiliki langkah kontroversial terkait mobil listrik. Presiden Amerika Serikat yang pro energi fosil tersebut mencabut mandat kendaraan listrik era mantan presiden Joe Biden.
Adapun mandat tersebut memastikan setengah kendaraan baru yang dijual adalah kendaaraan listrik pada 2030.
Trump juga dikabarkan menghentikan distribusi dana pemerintah yang belum terpakai sebesar US$5 miliar yang diperuntukkan untuk pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik dan pemerintahannya akan mempertimbangkan untuk menghapus kredit pajak kendaraan listrik.
Trump juga berencana mengarahkan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk meninjau kembali aturan yang mewajibkan standar emisi yang lebih ketat yang mengharuskan produsen mobil menjual antara 30% hingga 56% kendaraan listrik pada 2032.
Trumo menyatakan bahwa pemerintahannya harus mempertimbangkan, "penghapusan subsidi yang tidak adil dan distorsi pasar yang diberlakukan pemerintah secara keliru yang mendukung kendaraan listrik dibandingkan teknologi lain dan secara efektif mewajibkan pembeliannya."
Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia dapat mengambil tindakan lain terkait kendaraan listrik, termasuk berupaya mencabut kredit pajak konsumen sebesar US$7.500 untuk pembelian kendaraan listrik sebagai bagian dari reformasi perpajakan yang lebih luas.
Sikap membatasi penjualan dan pengembangan kendaraan listrik berdampak pada proyeksi penjualan kendaraan ramah lingungan tersebut di masa depan, baik dalam negeri AS maupun global.
Berdasarkan data S&P Global, Amerika Serikat memiliki pangsa pasar sebesar 13% dari permintaan mobil listrik dunia pada Desember 2024. Menurut data, Amerika Serikat menjual 395 ribu mobil listrik er Desember 2024.
S&P Global Mobility mengatakan ada pengaruh dari kebijakan dari Donald Trump terhadap penjualan mobil listrik seluruh dunia.
"Proyeksi otomotif tahun 2025 telah diturunkan di seluruh dunia, mencerminkan perubahan kebijakan AS pasca pemilu yang diantisipasi," ungkap S&P Global dalam rilis proyeksi penjualan mobil listrik pada Jumat (20/12/2024).
"Dampak terhadap permintaan kendaraan akan signifikan, terutama terkait suku bunga, aliran perdagangan, sumber pasokan, dan tingkat adopsi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV)."
Menurut perkiraan baru dari S&P Global Mobility, penjualan kendaraan baru secara global pada tahun 2025 diperkirakan naik 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 89,6 juta unit.
S&P Global mempertimbangkan beragam faktor dalam membuat proyeksi, termasuk peningkatan pasokan, dampak tarif, suku bunga yang masih tinggi, tantangan keterjangkauan, harga kendaraan baru yang tinggi, kepercayaan konsumen yang tidak merata, kekhawatiran tentang harga dan pasokan energi, risiko dalam pembiayaan kendaraan, dan tantangan elektrifikasi.
Keputusan presiden terpilih Donald Trump diperkirakan akan segera memulai tahun 2025 dengan berbagai prioritas kebijakan, termasuk tarif universal, deregulasi, dan dukungan yang goyah terhadap BEV juga masuk hitungan.
"Tahun 2025 akan menjadi tahun yang sangat menantang bagi industri otomotif, karena faktor permintaan regional yang penting membatasi potensi permintaan, dan pemerintahan baru AS menambahkan ketidakpastian sejak hari pertama," kata Colin Couchman, direktur eksekutif peramalan kendaraan ringan global untuk S&P Global Mobility.
"Kekhawatiran utama adalah bagaimana permintaan EV 'alami' berkembang ketika pemerintah mempertimbangkan kembali dukungan kebijakan, terutama insentif dan subsidi, kebijakan industri, tarif, dan target produsen otomotif (OEM) yang berkembang pesat."
Meskipun ada pesimisme pada 2025, S&P Global menilai kendaraan listrik tetap menjadi sektor pertumbuhan penting dalam industri otomotif,.
S&P Global Mobility memperkirakan penjualan global untuk kendaraan penumpang listrik berbasis baterai akan mencapai 15,1 juta unit pada 2025, naik 30% dibandingkan tingkat penjualan pada 2024. Adapun penjualan global tahun 2024 diperkirakan mencapai 11,6 juta BEV, dengan pangsa pasar 13,2%.
Foto: S&P Global Mobility
Penjualan Mobil Listrik Dunia
Meskipun penuh tantangan pada 2025, setidaknya hingga Desember 2024 penjualan mobil listrik di Amerika Serikat bertumbuh.
Berdasarkan data Motor Intelligence, lebih dari 3,2 juta kendaraan listrik terjual pada 2024. Jumlah ini adalah 20% dari total seluru penjualan otomotif di Amerika Serikat.
Tesla masih mendominasi penjualan mobil listrik di Amerika Serikat. Cox Automotive memperkirakan penjualan tahunannya turun dan pangsa pasarnya turun menjadi sekitar 49%, turun dari 55% pada tahun 2023.Tesla Model Y dan Model 3 diperkirakan menjadi EV terlaris pada tahun 2024.
Mengikuti Tesla dalam penjualan EV adalah Hyundai Motor, termasuk Kia, dengan pangsa pasar kendaraan listrik sebesar 9,3%; General Motors sebesar 8,7%; dan kemudian Ford Motor sebesar 7,5%, menurut Motor Intelligence. BMW melengkapi lima teratas pada 4,1%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)